Nabi Zakaria AS adalah seorang pemimpin Bani Israil, keturunan dari Nabi Sulaiman AS. Nabi Zakaria AS dan istrinya, Isya, dikenal sangat rajin beribadah. Ia juga mendalami kitab Taurat dan Zabur, lalu mengajarkannya kepada kaumnya. Di Baitulmukadis ia mempunyai tempat khusus untuk sembahyang, berzikir, dan membaca Taurat.
Nabi Zakaria AS sangat mendambakan seorang anak untuk meneruskan tugasnya memimpin kaumnya. Ia merasa pesimis untuk dikaruniai seorang anak karena usianya sudah lanjut. Ia lalu berdoa kepada Allah SWT supaya dikaruniai seorang anak. Doa Nabi Zakaria AS disebutkan Al-Qur’an dalam surah al-Maryam (19) ayat 4–6 yang berarti:
“Ia berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawali (orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusan)-ku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra, yang mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya‘qub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai’” (QS.19:4–6).
Doanya terkabul sehingga di usianya yang ke-90 Nabi Za-karia AS dikaruniai seorang anak laki-laki yang dinamai Yahya sesuai dengan perintah Allah SWT. Nabi Zakaria AS dan Isya seperti tidak percaya bahwa mereka akan mendapat seorang anak.
Maka Allah SWT berfirman bahwa akan ada tanda-tanda khusus saat Isya hamil, yakni Nabi Zakaria AS tidak akan dapat berbicara dengan orang lain kecuali dengan menggunakan isyarat mata, tangan, dan gerakan kepala. Keadaan itu akan berlangsung selama 3 hari. Di kemudian hari anak itu (Yahya) juga diangkat menjadi nabi dan rasul.
Nabi Zakaria AS adalah paman dan wali pemelihara Maryam binti Imran. Imran adalah salah seorang penguasa dan ulama Bani Israil yang meninggal dunia ketika Maryam masih dalam kandungan ibunya.
Maryam adalah gadis suci yang setiap hari beribadah kepada Allah SWT di mihrabnya di Baitulmakdis, sesuai nazar yang diucapkan ibunya sejak Maryam masih dalam kandungan.
Hak pemeliharaan Maryam diperoleh Nabi Zakaria AS melalui undian karena begitu banyak ulama Bani Israil yang berkeinginan menjadi wali gadis suci itu. Ketika memelihara Maryam, banyak keanehan yang dialami Nabi Zakaria AS yang makin meyakinkannya bahwa Maryam berada dalam pemeliharaan Allah SWT.
Nabi Zakaria AS antara lain menyaksikan bahwa dalam mihrab Maryam terdapat buah-buahan yang ada hanya pada musim panas, padahal tidak ada seorangpun yang dapat memasuki mihrab itu dan lagi pula saat itu musim dingin.
Maryam mengatakan bahwa buah-buahan itu datang dari Allah SWT. Kisah kelahiran Maryam dan pemeliharaan Nabi Zakaria AS terhadapnya ada pada surah Ali ‘Imran (3) ayat 35–37 dan 42–44.
Riwayat Nabi Zakaria AS tidak banyak dalam Al-Qur’an. Surah yang meriwayatkannya antara lain surah Ali ’Imran (3) ayat 38–41, surah al-An‘am (6) ayat 85, surah Maryam (19) ayat 2–15, dan surah al-Anbiya’ (21) ayat 89–90.
Daftar Pustaka
Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.
Fathy, Safwan. Kisah dari Al-Qur’an. Singapore: Times Editions PTE LTD, 1987.
an‑Naisaburi, Abu Ishak Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim. Qasas al‑Anbiya. Singapura: Sulainian Nar’i, t.t.
Nasaruddin Umar