Zabur

Kitab suci ini diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Daud AS. Zabur Nabi Daud AS adalah kumpulan mazmur, nyanyian rohani yang dianggap suci (Yun.: psalmos; Ing.: psalms). Zabur berasal dari kata zabur dari verba zabara-yazburu-zabr, yang berarti “menulis”. Zabur menurut arti asalnya adalah kitab tertulis, dengan bentuk jamaknya zubur. Zabur dengan arti “kitab” disebut dalam bahasa Arab dengan mazmur (jamak: mazamir).

Dalam Al-Qur’an kata zabur dan jamaknya zubur disebut pada 9 ayat, yaitu surah asy-Syu‘ara’ (26) ayat 196, surah Ali ‘Imran (3) ayat 184, surah an-Nahl (16) ayat 44, surah Fathir (35) ayat 25, surah al-Qamar (54) ayat 43 dan 52, surah al-Isra’ (17) ayat 55, surah an-Nisa’ (4) ayat 163, dan surah al-Anbiya’ (21) ayat 105.

Dalam bentuk mufrad (tunggal) Zabur disebut pada 3 ayat Al-Qur’an: surah al-Isra’ (17) ayat 55, an-Nisa’ (4) ayat 163, dan al-Anbiya’ (21) ayat 105, yang menunjukkan bahwa Zabur adalah kitab yang khusus diberikan Tuhan kepada Nabi Daud AS.

Zabur pada tiga ayat ini, menurut Abdullah Yusuf Ali (1872–1948), penulis tafsir Al-Qur’an, The Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary, sama dengan Psalms atau Psalter dalam bahasa Inggris.

Departemen Aga­ma RI yang mengeluarkan Al-Qur’an dan Terjemahannya menerjemahkan kata zabur dalam surah al-Anbiya’ (21) ayat 105 dengan “seluruh kitab yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi-Nya”.

Arti dan penjelasan ini diberikan karena pada surah al-Anbiya (21) ayat 105 ini kata zabur tidak dihubungkan dengan Nabi Daud AS, berbeda dengan surah al-Isra’ (17) ayat 55 dan surah an-Nisa’ (4) ayat 163 yang menghubungkan Zabur dengan Nabi Daud AS.

Dalam bentuk jamak zubur menurut Al-Qur’an adalah nama umum bagi semua kitab suci yang diwahyukan kepada para nabi terdahulu (QS.26:196, QS.3:184, QS.16:44, QS.35:25, dan QS.54:43). Kecuali pada surah al-Qamar (54) ayat 52, kata zubur diartikan dengan “kitab perbuatan manusia”, yakni buku catatan yang ada di tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.

Menurut Shorter Encyclopaedia of Islam, mazmur dalam bahasa Ibrani disebut mizmor, dalam bahasa Suriani mazmor, dan dalam bahasa Ethiopia mazmur.

No Lima Tipe Nyanyian Zabur
1. Nyanyian liturgi untuk memuji Tuhan
2. Nyanyian perseorangan sebagai ucapan syukur
3. Ratapan jemaah
4. Ratapan dan doa individu
5. Nyanyian untuk raja

Zabur berisi 150 nyanyian (mazmur) yang disenandungkan Nabi Daud AS dengan mengungkapkan semua pengalaman hidupnya, misalnya dosanya, kejatuhannya, pengampunan Allah SWT atas dosanya, sukacitanya tentang kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan seperti dinyatakan alam, hukuman Allah SWT, dan kemuliaan Mesias yang akan datang.

Ada pendapat bahwa tidak semua mazmur dalam Perjanjian Lama adalah Zabur Nabi Daud AS. Dari 150 nyanyian kudus yang masuk dalam Perjanjian Lama, diperkirakan 73 berasal dari atau dinisbahkan kepada Nabi Daud AS. Menurut Dr. F.L.

Bakker, pendeta Kristen dari Belanda dan penulis buku Geschiedenis der Gods Openbaring (Sejarah Pengungkapan Ilahi), mazmur Daud adalah Mazmur 3–9, 11–32, 34–41, 51–65, 68–70, 86, 101, 103, 108–110, 122, 124, 131, 138–145.

Selain itu adalah mazmur yang berasal dari putra Korah, yaitu Mazmur 42, 44–49, 84, 85, 87, 88; mazmur Asaph, yaitu Mazmur 50, 73–83; mazmur Ma’alot, yakni Mazmur 120–134; dan mazmur Haleluyah, yakni Mazmur 104–106, 111–113, 115–117, 135, 146–150.

Menurut J. Horovitz, penulis buku Koranische Untersuchungen (Berlin, 1926), sebagian terjemahan-terjemahan Zabur dalam bahasa Arab yang berasal dari abad ke-2 H (abad ke-7 M) ditemukan di Damascus oleh B. Violet. Temuan ini merupakan contoh tertua literatur Arab Kristen.

Bukti penetapan Zabur bahwa Allah SWT akan mewariskan bumi ini kepada manusia-manusia yang saleh, seperti halnya yang dinyatakan oleh Al-Qur’an, dapat dilihat dalam mazmur Daud pada Perjanjian Lama.

Al-Qur’an mengatakan, “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi­ ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh” (QS.21:105).

Lauh Mahfuz adalah catatan tentang ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Da­lam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12–13 disebutkan, “Siapakah orang yang takut kepada Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetapkan dalam kebahagiaan, dan anak cucunya akan mewarisi bumi.”

Daftar Pustaka

Ali, Abdullah Yusuf. The Holy Qur’an. Brentwood, Maryland: Amana Corporation, 1989.
Bakker, Dr. F.L. Sejarah Kerajaan Allah, Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972.
Gibb, Hamilton A.R. dan Kramers. J.H. Shorter Encyclopaedia of Islam. Leiden: E.J. Brill, 1974.
Al-Kitab. Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia, 1974.
Mircea Eliade. The Encyclopaedia of Religion. New York: MacMillan Publishing Company, t.t.

Rusydi Khalid