Nama surah ke-36 dalam Al-Qur’an adalah Surah Yasin. Surah ini terdiri dari 83 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyyah (surah yang diturunkan di Mekah).
Lafal Yasin itu sendiri merupakan ayat pertama surah Yasin. Ayat ini termasuk ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang mengandung beberapa pengertian. Arti mana yang dimaksudkan ayat ini tidak dapat ditentukan kecuali sesudah diselidiki secara mendalam, atau hanya Allah SWT yang mengetahui pengertiannya.
Dalam kitab tafsir yang ringkas seperti Tafsir Jalalain (tafsir yang ditulis Jalaluddin as-Suyuti dan Jalaluddin al-Mahalli), biasanya kalimat seperti Yasin dan lain-lainnya cukup diberi keterangan dengan wa Allahu a‘lam (dan Allah lebih mengetahui). Tapi dalam beberapa kitab tafsir ada yang mengartikannya berdasarkan hadis atau atsar (riwayat).
Dalam Tafsir Ruh al-Bayan (tafsir yang mengutamakan jiwa/semangat penjelasannya, ditulis Syekh Ismail Haqqi), disebutkan bahwa Yasin merupakan potongan huruf yang diambil dari nama Allah SWT.
Hal ini didasarkan pada riwayat (atsar) bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib pernah berdoa dengan lafal Ya kafhaya ‘ain sad dan Ya hamim ‘ain sin qaf. Pada tafsir ini pula diriwayatkan bahwa ada ahli hikmah yang mengatakan bahwa Yasin adalah nama malaikat yang jumlahnya 14.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, yang banyak dianut ulama sesudahnya, disebutkan bahwa kata Yasin diambil dari kata Ya insan (wahai insan) berdasarkan dialek Tai’ (nama kampung dekat Mekah).
Menurut ulama tafsir, bisa jadi kata ini berasal dari kata Ya unaisin, bentuk tasgir (bentuk kata yang diperkecil pengertiannya) dari Ya insan, untuk menunjukkan keagungan yang memanggilnya, yaitu Allah SWT. Adapun yang dimaksud dengan Ya unaisin atau Yasin adalah Nabi Muhammad SAW.
Abu Hanifah (Imam Hanafi) juga mengatakan bahwa Yasin itu berarti “Ya Muhammad,” karena ayat sesudahnya berbunyi innaka la min al-mursalin (sesungguhnya engkau [Muhammad] betul-betul seorang di antara para utusan Allah).
Abu Hanifah juga mengemukakan hadis yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memberiku tujuh nama, yaitu Muhammad, Ahmad, Taha, Yasin, al-Muzzammil, al-Muddassir, dan Abdullah.”
Dalam kitab Tafsir Ruh al-Bayan ada keterangan yang menyatakan bahwa Abu Nuruddin menceritakan ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang rahasia ayat mutasyabihat, seperti pada huruf yang biasa dipakai pada awal surah itu.
Rasulullah SAW menjawab bahwa itu merupakan rahasia antara Rasulullah SAW dan Allah SWT. Sahabat itu bertanya lagi, “Apa ada yang tahu selain engkau ya Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab, “Tidak! Kakekku pun Ibrahim tidak tahu; sebab hal itu rahasia Allah yang tidak diberikan kepada nabi-nabi terdahulu maupun kepada para malaikat.”
Ketika Malaikat Jibril menurunkan ayat pertama surah Maryam (19), pada saat Jibril mengucapkan “Kaf”, Nabi SAW mengatakan, “Aku tahu artinya.” Ketika Jibril mengucapkan lagi “Ha”, Nabi SAW mengatakan, “Aku tahu artinya.” Ketika Jibril mengatakan “Ya”, Nabi SAW berkata lagi, “Aku tahu artinya.”
Ketika Jibril mengatakan lagi “‘Ain”, Nabi SAW mengatakan lagi, “Aku tahu artinya.” Ketika Jibril mengatakan lagi “sad”, Nabi SAW mengatakan lagi, “Aku tahu artinya.” Mendengar kata-kata Nabi SAW yang demikian, Jibril bertanya, “Bagaimana engkau bisa tahu artinya, sedangkan aku belum mengajarkan artinya kepadamu?”
Para mufasir (ahli tafsir) berpendapat bahwa pengetahuan istimewa Nabi SAW seperti ini diberikan Allah SWT kepada Nabi SAW tanpa perantara tatkala berdialog ketika Nabi SAW melakukan mikraj (Isra mikraj).
Banyak hadis targib (pemberi kabar gembira) yang terkait dengan surah Yasin ini, antara lain yang diriwayatkan Abu Dawud dari Ma‘qil bin Yasar. Rasulullah SAW bersabda, “Bacakanlah surah Yasin bagi orang-orang mati di antara kamu sekalian.”
Dalam hadis dari al-Ajiri dari Ummi Darda, Nabi SAW bersabda, “Tak ada seorang mati yang dibacakan surah Yasin untuknya kecuali Allah memberikan kemudahan kepada si mati itu.”
Dalam Musnad ad-Darimi dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca surah Yasin pada malam hari karena Allah, Allah akan mengampuni dosanya pada malam itu.”
Dalam hadis dari at-Tirmizi dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu memiliki hati (kalbu), hatinya Al-Qur’an adalah surah Yasin. Barangsiapa membaca surah Yasin, Allah menghitung pahalanya sama dengan sepuluh kali membaca Al-Qur’an.”
Dalam hadis dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa dalam Al-Qur’an ada satu surah yang memberi syafaat bagi pembacanya dan pengampunan bagi yang mendengarkannya, yakni surah Yasin, yang dalam Taurat disebut al-ma’immah (cakupan). Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-ma’immah adalah limpahan kebajikan dan penangkal kejahatan bagi pembacanya.