Yahya, Nabi

“Hai Zakaria, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia” (QS.19:7).

Nabi Yahya AS adalah putra tunggal Nabi Zakaria AS. Ibunya bernama Isya, saudara Hannah istri Imran, orangtua Maryam. Yahya lahir pada tahun 7 SM dari pasangan renta.

Allah SWT mengaruniai Yahya kecerdasan serta kebijaksanaan, dan menamainya Yahya (Ibr.: yohanna yang berarti “hidup”). Kisah kelahiran Nabi Yahya AS terdapat dalam surah Ali ‘Imran (3) ayat 38–41. Sejak kecil Nabi Yahya AS sudah belajar dan menghafal ajaran dalam Kitab Taurat dan Zabur.

Oleh kaumnya ia dikenal sebagai orang alim, menguasai soal keagamaan, menghafal Taurat, dan menjadi hakim dalam hukum agama. Dalam menegakkan kebenaran, Nabi Yahya AS dikenal sangat berani.

Nabi Yahya AS diangkat Allah SWT menjadi nabi pada tahun 27 M. Pada awal dakwahnya, ia hanya membantu ayahnya. Ia mengingatkan kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum Taurat dan menganjurkan kaumnya yang berdosa segera bertobat dan dipermandikan (dibaptis) di Sungai Yordan.

Oleh karena itu, ia dikenal sebagai “Pembaptis” (al-Ma’madan) karena ia membaptis Bani Israil di Sungai Yordan sebagai tanda pertobatan mereka. Ia pula yang membaptis Nabi Isa AS dan membenarkan risalah yang dibawanya, namun tidak ikut membela risalah itu karena dibunuh Herodus.

Nabi Yahya AS juga ditugaskan untuk menyampaikan lima kalimah yang diperintahkan Allah SWT: menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun, mendirikan salat, berpuasa, bersedekah, dan berzikir.

Nabi Yahya AS hidup pada masa kekuasaan Herodus. Pada masa itu Herodus, penguasa Kekaisaran Romawi di Palestina, merencanakan menikah dengan kemenakannya sendiri bernama Herodia. Nabi Yahya AS melarang perkawinan itu karena bertentangan dengan syariat Nabi Musa AS.

Akibat tindakan Nabi Yahya AS itu, penguasa Palestina tersebut mengutus orang untuk membunuh Nabi Yahya AS. Ia meninggal dalam keadaan mulia yakni memperjuangkan kebenaran Allah SWT. Peninggalannya yang dapat dilihat hingga saat ini adalah sebuah mausoleum yang terdapat di Masjid Umayah, Damascus, Suriah.

Nabi Yahya AS dalam Al-Qur‘an dikisahkan dalam surah Ali ‘Imran (3) ayat 38–41, surah al-An‘am (6) ayat 85, surah Maryam (19) ayat 2–15, dan surah al-Anbiya’ (21) ayat 89–90.

Daftar Pustaka
Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.
Daruzah, Muhammad Izzah. Sirah ar-Rasul. Cairo: Matba‘ah ‘Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1965.
an‑Naisaburi, Abu Ishak Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim. Qasas al‑Anbiya’. Singapura: Sulainian Nar’i, t.t.
as-Sa’labi, al-Imam bin Ishaq Ahmad bin Ibrahim. Qisas al-Anbiya’ al-Musamma bi al-‘Ara’is. Beirut: asy-Sya‘biyah, t.t.
asy-Syami, Muhammad Yusuf as-Salihi. Subul al-Huda wa ar-Rasyad. Cairo: Jumhuriyah Misr al-Arabiyah li Jinnah Ihya at-Turas al-Islami, 1973.
at-Tabari, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir. Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk. Leiden: E.J. Brill, 1976.
Nasaruddin Umar