Tijaniyah, Tarekat

Tijaniyah adalah nama sebuah tarekat sufi yang tersebar di Afrika tengah, barat, dan utara. Tarekat ini didirikan di Fez (Maroko) kira-kira 1195 H/1781 M oleh Ahmad at-Tijani (‘Ain Madi, Aljazair, 1150 H/1737 M – Fès, 1230 H/1815 M), dulu murid Tarekat Khallawatiyah. Nama lengkapnya adalah Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin Mukhtar bin Salim at-Tijani.

Tarekat Tijaniyah menyederhanakan banyak aspek ritual dan memberikan tekanan yang lebih besar pada niat dan perbuatan baik. Bentuk ajaran tarekat yang demikian ini telah memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilannya secara cepat dalam mengumpulkan pengikut dan juga mewarnai corak perilaku mereka. Tarekat ini tidak memisahkan masalah yang bersifat spiritual dengan yang temporal sebagai amal ukhrawi maupun duniawi.

Tarekat yang baru berdiri pada abad ke-18 ini segera meluas dengan pesat ke arah barat. Dalam penyebarannya, di Aljazair tarekat ini memperlihatkan sikap damai terhadap pemerintah kolonial Perancis, tetapi di Maroko melancarkan perlawanan yang gigih terhadap dominasi asing. Dari Maroko tarekat ini menyebar ke Afrika barat dan utara.

Ajaran Ahmad at-Tijani cukup sederhana. Ia menekankan, seperti halnya tarekat yang lain, perlunya perantara (wasilah) antara manusia dan Tuhan. Perantara itu ialah dirinya sendiri dan para pengganti/wakil/naibnya. Ia melarang keras pengikutnya mengikuti guru lain yang mana pun, bahkan melarang pula untuk memohon kepada wali mana pun selain dirinya. Karena itu, Tarekat Tijaniyah ini hanya memiliki satu silsilah guru/syekh lebih lanjut.

Ahmad at-Tijani menekankan zikir tanpa suara, sekalipun dijalankan dengan cara berjemaah. Dia menentang praktek berziarah ke tempat keramat yang dipandangnya menyimpang dari syarak (hukum Islam) yang sangat merajalela pada masa itu.

Tarekat Tijaniyah juga berkembang di Indonesia, dibawa oleh Ali bin Abdullah at-Tayyib al-Azhari dari Madinah. Pada 1928 ia menulis Kitab Munyat al-Murid (Kitab Harapan Murid). Pada tahun itu pula tarekat ini berkembang di Kampung Pekalongan, Cirebon, dibawa oleh Muhammad Ra’is atau Kiai Madrais, yang mengenal Kitab Munyat al-Murid langsung dari al-Azhari sendiri.

Pada saat yang hampir bersamaan tarekat ini juga tumbuh di Pesantren Buntet, Cirebon, dikembangkan Kiai Anas yang mempelajarinya langsung di Madinah dari Alfa Hasyim, guru di Masjidilharam. Tarekat Tijaniyah segera berkembang pesat.

Faktor yang mempermudah meluasnya tarekat ini antara lain lunaknya syarat bagi para pengikut. Dalam waktu singkat, para murid menjadi guru dan mereka mengembangkan ajaran tersebut. Masih pada 1928, Tijaniyah meluas ke Brebes, Pekalongan, Tasikmalaya, dan Ciamis.

Tarekat ini segera mendapat tantangan dari tarekat lama yang telah ada, seperti Naqsyabandiyah, Kadiriyah, Syatariyah, Syaziliyah, dan Khallawatiyah. Hal yang mereka permasalahkan adalah:

(1) ajaran yang mengatakan bahwa seseorang yang mengucapkan wirid secara teratur sampai ajalnya akan masuk surga tanpa dihisab dan disiksa, berikut kedua orangtua, istri, serta anaknya; dan

(2) larangan bagi pengikutnya untuk menjadi anggota tarekat lain. Perlawanan ini mengakibatkan jumlah anggota Tarekat Tijaniyah berkurang.

Hingga 1931 terjadi saling serang antara pengikut Tarekat Tijaniyah dan tarekat lama. Tantangan paling keras terhadap Tarekat Tijaniyah datang dari Muhammad Ismail atau Kiai Kracak, guru Tarekat Kadiriyah dan Naqsyabandiyah dari Kracak.

Serangan lain datang dari Sayid Abdullah bin Sadaqah Dahlan, ulama asal Madinah yang telah menulis buku fikih dan mantan mufti Sultan Kedah di Semenanjung Malaka.

Walaupun mendapat banyak perlawanan, tarekat Tijaniyah tetap berkembang. Pada 1932 tarekat ini telah meluas ke beberapa kabupaten di Jawa Tengah.

Daftar pustaka

Arberry, A.J. Sufism: An Account of the Mystics of Islam. London: Unwin, 1979.
Baldick, Julian. Mystical Islam: An Introduction to Sufism. New York: New York University Press, 1989.
van Bruinessen, Martin. Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat; Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan, 1995.
_________. Tarekat di Indonesia. Bandung: Mizan, 1992.
Gibb, Hamilton A.R. Modern Trends in Islam. New York: Octagon Books, 1978.
_________, dan J.H. Kramers. Shorter Encyclopaedia of Islam. Leiden: E.J. Brill, 1961.
Rahman, Fazlur. Islam. terj. Ahsin Mohammed. Bandung: Pustaka, 1976.
Tirmingham, J. Spencer. The Sufi Orders in Islam. London: Oxford University Press, 1973.

Asmaran As.