Syamsuddin As-Sumatrani

(w. 1039 H/1630 M)

Syamsuddin as-Sumatrani (nama lengkap: Syekh Syamsuddin bin Abdillah as-Sumatrani) adalah seorang ulama besar dan tokoh tasawuf dari Aceh. Ia sering pula disebut Syamsuddin Pasai. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui. Ia adalah syaikhul Islam di Kesultanan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607–1636). Sebagai ulama dan tokoh tasawuf, ia memiliki­ banyak pengikut.

Bersama dengan Hamzah Fansuri, Syamsuddin merupa­ kan tokoh aliran wujudiyyah (penganut paham wahdatul wujud). Walaupun sama-sama mengenal dan mengakui hakikat Tuhan, kedua orang ini mewakili dua golongan ahli sufi yang berbeda. Hamzah Fansuri adalah ahli sufi pencari Tuhan, yang mencoba mencari Tuhan ka­rena dorongan batin.

Adapun Syamsuddin adalah ahli sufi filsuf yang merasakan keperluan mengenali hakikat dari segala yang ada serta menge­tahui kesatuan yang ter­sembunyi. Me­nurut Syamsuddin, dalam usaha mengenal atau mendekati­ Tuhan seseorang harus dibimbing guru yang sempurna agar tidak tersesat. Hal ini juga disebabkan paham keesaan wujud yang diajar­kan­­nya adalah ajaran yang sulit, hingga dibu­tuhkan guru yang pandai untuk membimbing.

Tujuan­ akhir yang ingin dicapai sufi adalah makrifat, yakni pengetahuan­ tentang segala yang meliputi. Dalam makrifat itu juga berlebur orang yang me­ ngenal Tuhan.

Syamsuddin menulis banyak buku berbahasa Arab dan Melayu (dengan judul berbahasa Arab). Karya tertulis ini tidak banyak diketahui ka­rena telah dibakar Nuruddin ar-Raniri atas perintah Sultan Iskandar Sani (1636–1641). Ajaran Syamsuddin dan Hamzah Fansuri ditentang Nuruddin ar-Raniri karena dinilai sesat dan di­anggap merupakan ajaran panteisme.

Kitab Syekh Syamsuddin yang ditemukan juga tidak lengkap. Bukunya yang lolos dari pembakaran itu antara lain adalah Mirat al-Mu‘min (Warisan­ Orang yang Beriman) dan Mirat al-Muhaqiqina (Warisan Orang yang Yakin).

Mirat al-Mu‘min merupakan kitab ilmu kalam, di dalamnya dimuat tanya-jawab mengenai kepercayaan Islam yang antara lain membahas sifat Allah SWT, sifat para nabi, wahyu, dan hari kebangkitan. Adapun Mirat al-Muhaqiqina­ merupakan kitab tasawuf yang membahas antara lain makrifat Allah SWT dan zikir.

Beberapa pandangan Syamsuddin as-Sumatrani adalah sebagai berikut:

(1) Tuhan adalah wujud yang awal, sumber dari segala wujud dan kenyataan satu-satunya.

(2) Zat adalah wujud Tuhan. Ia ada­lah kesempurnaan dalam kemutlakan yang tinggi, sesuatu yang di luar kemampuan manusia untuk memikirkannya. Zat itu wujud dan asal dari segala yang ada. Wujud yang ada ini tidak berbeda dengan wujud Allah SWT. Wujud Allah SWT mencakup­ baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.

(3) Hakikat zat dan sifat dua puluh adalah satu. Jadi, zat itulah sifat.

(4) Sifat Allah SWT kadim dan baka, sedangkan sifat manusia fana. Allah SWT berada dengan sendirinya, sedangkan manusia di­buat dari tidak ada. Hal ini seperti orang melihat cermin dengan rupa yang terbayang dalam cermin; orang yang melihat cermin itu kadim, sedangkan rupa dalam cermin itu muhdats (baru diciptakan) dan fana.

(5) Ajaran wujud tercakup dalam marta­ bat tujuh, yang pada dasarnya sama dengan martabat­ tujuh al-Burhanpuri (Tajali). Sebenarnya martabat tujuh tidak lain adalah jalan kepada Tuhan.

(6) Syamsuddin, seperti kaum wujudiyyah lainnya, memberi tafsiran lain terhadap kalimat syahadat, yakni: “tiada Wujudku hanya Wujud Allah”.

(7) Orang yang memiliki makrifat (pengetahuan) yang sempurna adalah orang yang mengetahui aspek tanzih (perbedaan) dan tasybih (kemiripan/keserupaan) antara Tuhan dan makhluk-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Hawash. Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya di Nusan-tara. Surabaya: al-Ikhlas, t.t.
Abdullah, Wan Mohd. Shaghir. Khazanah Karya Pusaka Asia Tenggara. Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1991.
–––––––. Tafsir Puisi Hamzah Fansuri dan Karya-karya Shufi. Kuala Lumpur: Khazanah Fathaniyah, 1991.
Ali, Yunasril. Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987.
Hadi W.M., Abdul. Hamzah Fansuri: Risalah Tasawuf dan Puisi-puisinya. Bandung: Mizan, 1995.
Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

ADE ARMANDO