Muhammad Abdul Karim Syahristani adalah seorang ahli perbandingan agama dan sekte keagamaan pada abad ke-12 dari Iran. Ia terkenal dengan nama Syahristani, yang dinisbahkan kepada kota tempat kelahirannya, Syaristan.
Ia mempelajari ilmu fikih dan ilmu kalam beberapa lama di Jurjaniya dan Nisabur. Gurunya di bidang ilmu kalam adalah Abu al-Qasim al-Ansari. Ibnu Khallikan menyatakan bahwa Syahristani termasuk pengikut Mazhab Asy‘ariyah. Namun, San’ani (seorang ahli ilmu kalam) mengatakan bahwa ia seorang yang berafiliasi pada Mazhab Syiah Ismailiyah.
Semasa hidupnya ia pernah mengadakan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan kemudian kembali ke tanah kelahirannya setelah terlebih dahulu menetap selama 3 tahun di Baghdad, yang ketika itu merupakan pusat ilmu dan kebudayaan, untuk memperluas cakrawala ilmu pengetahuannya. Seusai menuntut ilmu di Baghdad, ia kemudian menetap di Khurasan sampai ia wafat.
Syahristani mempunyai beberapa karya tulis, antara lain yang terkenal adalah al-Milal wa an-Nihal (Agama dan Aliran), suatu kitab yang dikenal secara luas memberikan uraian tentang perbandingan agama, sekte keagamaan, dan filsafat.
Kitab lainnya adalah Nihayah al-Iqdam fi ‘Ilm al-Kalam, yakni kitab mengenai ilmu kalam; Musana‘at al-Falasifah, yang membahas filsafat metafisika; dan Tarikh al-Huqama’, yang berisikan perdebatan para filsuf terutama mengenai Tahafut al-Falasifah karya Imam al-Ghazali.
Hampir seluruh dasar pemikiran Syahristani dimuat dalam kitab al-Milal wa an-Nihal. Dalam bab pendahuluan diuraikan empat hal:
Pertama, pembagian penduduk dunia dilakukan atas dasar tujuh iklim dunia, arah mata angin, dan bangsa besar dunia.
Kedua, masalah yang mendasari terjadinya perselisihan dalam Islam meliputi masalah sifat Allah SWT, kadar (ketentuan Allah SWT), al-‘adl (keadilan), al-wa‘d (janji), al-wa‘id (ancaman), asma’ (nama keagungan), al-‘aql (akal), ar-risalah (kerasulan), dan imamah (kepemimpinan).
Ketiga, kesesatan pertama kali muncul di dunia. Sumber pelakunya yang pertama dan yang memunculkannya kemudian adalah iblis yang melkukan pembangkangan terhadap perintah Tuhan.
Keempat, sebab fundamental yang melatarbelakangi perpecahan dalam Islam pada masa akhir hayat Rasulullah SAW yang berpengaruh besar bagi kehidupan keagamaan dan politik adalah masalah sebagai berikut:
(1) kondisi sakit Rasulullah SAW dan pesan tertulisnya kepada umat Islam agar tidak tersesat sepeninggalnya;
(2) pemberangkatan tentara ke medan perang yang dipimpin Usamah bin Zaid (putra Zaid bin Harisah) ketika Rasulullah SAW sakit dan keharusan untuk taat kepadanya;
(3) wafatnya Rasulullah SAW yang menimbulkan persoalan teologis yang besar pada saat itu;
(4) tempat pemakaman jenazah Rasulullah SAW dengan pilihan antara Madinah, Mekah, dan Yerusalem;
(5) masalah imamah sepeninggal Rasulullah SAW;
(6) masalah Fidak (perkampungan Yahudi yang terletak di utara Madinah) dan masalah harta warisan Rasulullah SAW;
(7) penyerangan terhadap mereka yang menolak mengeluarkan zakat karena dianggap telah kafir;
(8) penentuan Abu Bakar as-Siddiq menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah SAW; dan
(9) masalah permusyawaratan dan perbedaan pendapat di dalamnya.
Dalam al-Milal wa an-Nihal, Syahristani memberi kajian dan membuat klasifikasi sistem keagamaan serta filsafat dengan mengaitkan segi ortodoksinya. Ia mengkaji aliran teologi dalam Islam yang meliputi Muktazilah, Syiah dan Batiniah, Khawarij, Murji’ah, dan Asy‘ariyah.
Kemudian ia membahas agama Ahli Kitab, Yahudi, dan Kristen, dan agama yang mempunyai “semi kitab suci”, seperti Magi (Majusi), Dualis (agama yang mempercayai adanya dua Tuhan: Cahaya dan Gelap), dan Sabaen (agama Sabiah).
Ia juga menguraikan prinsip filsafat Yunani dan tokohnya setelah memberi laporan ringkas mengenai filsafat Islam yang dalam perkembangannya telah dipengaruhi oleh filsafat Yunani (Helenisme). Terakhir ia memberi uraian singkat mengenai agama India.
Dimensi lain yang menonjol pada al-Milal wa an-Nihal adalah bahwa Syahristani cenderung mengungkapkan perspektif pemikiran filosofis fakta agama yang sedang dikajinya dan lebih tertarik pada ide sentral yang terkandung di dalamnya.
Para pakar perbandingan agama maupun sejarah agama menilai bahwa al-Milal wa an-Nihal merupakan karya Syahristani yang terpenting, berisi literatur perbandingan agama dan sekte keagamaan yang pertama kali di dunia Islam.
Dari segi analisis sistem pemikiran keagamaan dan filsafat, Syahristani menunjukkan reputasi yang tinggi sehingga ia dinilai para pakar perbandingan agama sebagai seorang yang objektif dan beranalisis tajam.
Kitab al-Milal wa an-Nihal telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia, antara lain bahasa Persia, Turki, Jerman, dan Inggris. Terjemahan dalam bahasa Inggris dibuat oleh W. Cureton dengan judul Book of Religious and Philosophical Sects (London, 2 jilid, 1846) dan dalam bahasa Jerman oleh Th. Haarbrücker dengan judul Religionspartheien und Philosophenschulen (Halle, 2 jilid, 1850/1851).
Daftar Pustaka
Mukti Ali. Ilmu Perbandingan Agama. Yogyakarta: Yayasan Nida, 1975.
–––––––. Ilmu Perbadingan Agama di Indonesia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. Perbandingan Agama. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1982–1983.
asy-Syahristani, Abu al-Fath Muhammad Abdul Karim. al-Milal wa an-Nihal. Cairo: Maktabah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1967.
Subagyo