Santi Asromo adalah sebuah lembaga pendidikan Islam modern di Desa Pasir Ayu, Kecamatan Sukahaji, Majalengka, Jawa Barat. Lembaga ini didirikan KH Abdul Halim April 1932. Namanya berasal dari bahasa Kawi (santi: tempat; asromo: damai dan sunyi) yang berarti “tempat (pendidikan) yang sunyi dan damai, terhindar dari keramaian kota, dan memberi kedamaian bagi anak didik”.
KH Abdul Halim berpendapat bahwa anak didik harus terhindar dari pengaruh yang dapat meracuni perkembangan jiwanya. Menurutnya, pada tempat yang ramai sangat sulit menanamkan nilai pendidikan kepada anak didik. Sebaliknya, di tempat yang sunyi hal itu dapat tumbuh subur dan kuat di hati mereka.
KH Abdul Halim merasa tidak puas melihat lembaga pendidikan yang ada pada saat itu, baik lembaga pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial, maupun yang diselenggarakan masyarakat. KH Abdul Halim berpendirian bahwa anak didik kelak harus dapat hidup mandiri di tengah masyarakat dan tidak bergantung pada orang lain.
Karena itu, mereka harus diberi bekal keterampilan yang cukup, sesuai dengan kecenderungan dan bakat masing-masing. Pendirian ini mendapat dukungan dari para tokoh Persyarikatan Ulama (organisasi yang dipimpinnya pada saat itu). Dengan tanah wakaf dari salah seorang penduduk Ciomas dan bantuan beberapa dermawan lainnya, berdirilah Santi Asromo.
Lembaga pendidikan yang didirikannya bertujuan untuk membentuk: (1) akhlak yang mulia, (2) daya akal budi, (3) rasa dan sifat sosial, dan (4) warga negara yang baik. Menurut KH Abdul Halim, pendidikan harus menyangkut tiga faktor, yaitu pendidikan batin (al-akhlaq), pendidikan sosial kemasyarakatan (al-ijtima‘), dan pendidikan ekonomi (al-iqtisad).
Maka dalam penyusunan kurikulum pendidikan dan pengajaran, mata pelajaran yang diberikan harus menyangkut ketiga faktor di atas, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian mata pelajaran, yakni agama, umum, dan keterampilan.
Mata pelajaran agama terdiri atas Al-Qur’an, Qiraah (pembacaan), tulisan indah Arab (khathth), dikte (imla), ilmu tauhid, fikih, bahasa Arab (lugah), ilmu tajwid, muhadatsah (percakapan) Arab, insya’ (mengarang) Arab, ilmu nahu (tata bahasa), ilmu sharaf, tarikh, dan akhlak.
Mata pelajaran umum terdiri dari menggambar, berhitung (hisab), huruf Latin (membaca, menulis, dan dikte), ilmu bumi (jugrafiyyah), huruf Jawa (membaca, menulis, dan dikte), bahasa nasional (lugah wathaniyyah), bahasa Indonesia (Melayu), ilmu tumbuh-tumbuhan, dan ilmu hewan.
Adapun yang termasuk mata pelajaran keterampilan adalah bercocok tanam (zira‘iyyah) dan pekerjaan tangan. Dalam bidang pekerjaan tangan (industri) diberikan beberapa jenis keterampilan, seperti membuat alat untuk kebutuhan rumah tangga (yang terbuat dari bambu, kayu, dan besi), membuat minyak wangi dan sabun, serta menenun dan menjahit pakaian.
Santi Asromo merupakan gabungan antara sistem pondok pesantren dan sekolah kerja. Sistem ini diterapkan untuk menghasilkan “santri lengkap”, yaitu santri yang mampu memegang pena dan cangkul.
Untuk kepentingan ini, dalam struktur organisasinya dibentuk beberapa bagian (seksi) dengan fungsinya masing-masing, yaitu: (1) lembaga umum (Balai Pamulangan Santi Asromo), (2) badan penyelenggara (yang disebut Linggo Hamong), (3) poliklinik (Panti Mardhi Waluyo), (4) masjid, (5) asrama putra (Wisma Prio Nindito), (6) asrama putri (Wisma Rini), (7) koperasi, dan (8) bengkel kerja.