Salat Hajat

(Ar.: salah al-hajah)

Salat hajat adalah salat dua rakaat yang dikerjakan orang yang memiliki hajat (keperluan) yang dibenarkan syarak (hukum Islam) agar Allah SWT berkenan mengabulkan keperluan tersebut. Salat hajat adalah sunah (berpahala jika dikerjakan dan tidak berdosa jika ditinggalkan), dan berdasar pada hadis Nabi SAW yang diriwayatkan at-Tirmizi dari Abdullah bin Abi Aufa.

Adapun cara salat hajat yang dilakukan setelah berwudu dengan sempurna adalah:

(1) takbir dengan membaca Allahu Akbar (Allah Mahabesar) disertai niat;

(2) membaca surah al-Fatihah;

(3) membaca surah Al-Qur’an yang dikuasai dan yang dikehendaki;

(4) rukuk, iktidal, sujud, duduk antara dua sujud, dan seterusnya, seperti salat lainnya, begitu juga seterusnya pada rakaat kedua;

(5) setelah salam, duduk dengan khusyuk sambil membaca istigfar sebanyak 100 kali, yakni astagfir Allaha al-‘Azim (Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung) atau astagfir Allaha rabbi min kulli dzanbin wa atubu ilaihi (Aku mohon ampun kepada Allah Tuhanku dari dosa-dosa dan aku bertobat kepada-Nya);

(6) membaca selawat kepada Nabi SAW: Allahumma salli ‘ala Muhammad salat ar-rida’ warda ‘an ashabihi ar-rida’ (Ya Allah, berilah karunia atas junjungan kami Muhammad dengan kesejahteraan yang diridai dan begitu juga para sahabat sekalian);

(7) membaca doa: La Ilaha illa Allahu al-halim al-Karim subhana Rabbi al-arsyi al-Azim wa al-hamdu li Allahi Rabbi al-‘alamin. As’aluka mujibati rahmatika wa ‘aza’ima magfiratika wa al-ganimata min kulli birrin wa as-salamata min kulli dzanbin.

La tada‘ li dzanban illa gafartahu wa la hamman illa farajtahu wa la hajatan hiya laka ridan illa qadaitaha ya arhama ar-Rahimin (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan Pemelihara Arsy [takhta] yang agung.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Aku mohon kepada-Mu sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada setiap kebaikan dan selamat dari setiap dosa.

Janganlah Engkau biarkan dosa pada diriku melainkan Engkau beri ampun, dan tidak ada sesuatu kepentingan melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak ada sesuatu hajat yang mencari rida-Mu melainkan Engkau kabulkan wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang);

(8) memohon apa yang diinginkan sambil bersujud kepada Allah SWT dan memperbanyak ucapan: La Ilaha illa anta subhanaka inni kuntu min az-zalimin (Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang yang aniaya).

Salat hajat bisa dikerjakan sampai dua belas rakaat dengan enam salam. Salat ini juga bisa dilakukan selama semalam, 3 malam atau 7 malam, tergantung pada keperluannya.

Adapun yang didapat dari salat hajat berdasarkan hadis yang ada adalah:

(1) terpenuhinya keinginan seseorang yang melaksanakannya, apakah keinginan tersebut dalam bentuk terhindar dari suatu kejahatan atau sesuatu yang akan mendatangkan kebajikan dan kesempurnaan; dan

(2) munculnya keyakinan yang tinggi dalam jiwa seseorang dan rasa optimis bahwa Allah SWT dengan sifat kasih sayang-Nya akan menerima dan mengabulkan setiap permohonan hamba-Nya.

DAFTAR PUSTAKA
al-Jaziri, Abdurrahman. al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Arba‘ah. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Ma’shum. Tuntunan Lengkap dan Doa-Doa. t.tp.: Bintang Pelajar, t.t.
ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Pedoman Salat. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Baharuddin Husin