Salat duha adalah salat sunah (jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat dosa) yang dikerjakan pada pagi hari. Waktunya dimulai ketika matahari tampak kurang lebih setinggi tombak atau sekitar tujuh hasta dan berakhir sampai tergelincir matahari (waktu zuhur).
Dasar hukum salat duha antara lain adalah hadis yang diriwayatkan at-Tirmizi yang berarti: “Rasul selalu melaksanakan salat duha sampai-sampai kita mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya, tetapi jika beliau meninggalkan, sampai-sampai kita mengira bahwa beliau tidak pernah mengerjakannya.”
Dalil yang lain adalah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah yang berarti: “Kekasihku Rasulullah berpesan kepada saya supaya berpuasa tiga hari tiap-tiap bulan, salat duha dua rakaat, dan salat witir sebelum tidur.”
Pelaksanaan salat duha disunahkan pada waktu matahari naik agak tinggi dan panas agak terik. Dasarnya adalah hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Muslim dari Zaid bin Arqam yang berarti:
“Nabi SAW ke luar menuju tempat ahli Quba. Di kala itu mereka sedang mengerjakan salat duha, lalu Nabi SAW berkata, ‘Inilah salat orang-orang yang kembali kepada Allah, yakni di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan waktu duha’.”
Jumlah rakaat salat duha adalah sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya dua belas rakaat, namun Imam Hanafi berpendapat sebanyak-banyaknya enam belas rakaat. Jumlah dua rakaat berdasarkan hadis yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.
Jumlah empat rakaat berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) dan Muslim dari Aisyah RA yang berarti: “Rasulullah biasa melaksanakan salat duha empat rakaat dan kadang-kadang lebih dari itu.”
Sementara jumlah delapan rakaat dinyatakan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud yang berarti: “Bahwa Nabi SAW mengerjakan salat duha sebanyak delapan rakaat dan setiap dua rakaat diantarai dengan salam.”
Disebutkan juga dalam hadis yang disepakati Bukhari dan Muslim dari Ummu Hani yang berarti: “Bahwa Nabi SAW pada waktu penaklukan kota Mekah masuk ke dalam rumah lalu salat delapan rakaat.”
Dasar jumlah dua belas rakaat adalah hadis yang diriwayatkan at-Tirmizi dari Anas bin Malik: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang salat duha dua belas rakaat, niscaya Allah akan mendirikan rumah untuknya di surga.’”
Salat duha mempunyai banyak keutamaan atau fadilah (kemuliaan). Oleh karena itu, sebaiknya pelaksanaannya dibiasakan setiap hari. Salat duha dilakukan antara lain untuk memohon magfirah (ampunan) dari Allah SWT, mencari ketenangan hidup, dan memohon agar dilapangkan rezeki.
Hadis yang menjelaskan keutamaannya antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, hadis yang diriwayatkan at-Tirmizi dari Abu Hurairah RA yang berarti: “Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa yang membiasakan mengerjakan salat duha akan diampuni dosanya oleh Allah SWT, sekalipun dosa itu dua lautan.’”
Kedua, hadis yang diriwayatkan Hakim dan Tabrani dari Nuwas bin Sam’an RA yang berarti: “Rasulullah bersabda, ‘Allah ‘azza wa jalla (Maha Agung dan Maha Perkasa) berfirman, ‘Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan salat duha sebanyak empat rakaat, agar Aku mencukupi kebutuhanmu di waktu sore.’”
Ketiga, hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hanbal, Muslim, dan Abu Dawud dari Abu Zar RA yang berarti: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Hendaklah setiap pagi kamu bersedekah untuk persendian (ruas tulang) tubuhmu.
Sesungguhnya setiap ucapan tasbih itu sedekah, setiap ucapan tahlil itu sedekah, setiap ucapan takbir juga sedekah, menyuruh orang lain berbuat kebajikan dan melarang orang lain berbuat kejahatan juga sedekah, dan sebagai ganti itu semua cukuplah mengerjakan salat duha dua rakaat.’”
Keempat, hadis yang diriwayatkan at-Tabrani dari Abu Hurairah RA yang berarti: “Rasulullah bersabda bahwa di pintu surga ada pintu yang dinamakan duha. Jika telah tiba hari kiamat para malaikat berseru, ‘Manakah orang-orang yang telah membiasakan salat duha?’ Inilah pintu kamu, silahkan masuk ke surga dengan rahmat Allah SWT.”
Melaksanakan Salat Duha. Fukaha (ahli fikih) sepakat bahwa salat duha dilaksanakan setiap dua rakaat. Maksudnya, jika salat duha dikerjakan lebih dari dua rakaat, setiap dua rakaat diakhiri dengan salam.
Pelaksanaannya sama dengan salat fardu (salat), hanya niatnya yang berbeda. Setelah membaca surah al-Fatihah pada setiap rakaat, boleh dipilih surah yang mudah sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah al-Muzzammil (73) ayat 20 yang berarti:
“…Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an….”
Namun demikian, ada pendapat ulama, seperti dalam kitab I‘anah ath-thalibin (Pertolongan bagi para Pelajar) yang menyebutkan bahwa disunahkan pada rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca surah asy-Syams dan pada rakaat kedua sesudah al-Fatihah membaca surah ad-duha. Jika dikerjakan lebih dari dua rakaat, pada rakaat berikutnya setelah surah al-Fatihah lalu dibaca surah al-Kafirun dan surah al-Ikhlas.
Ada pula pendapat lain yang berdasarkan hadis Anas RA yang berarti: “Nabi SAW bersabda, ‘Barangsiapa melaksanakan salat duha dan membaca pada rakaat pertama surah al-Fatihah dan ayat al-Kursi sepuluh kali, kemudian pada rakaat kedua membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas sepuluh kali, pasti ia mendapat keridaan yang sangat besar dari Allah SWT.’”
Pada umumnya ulama menyebutkan doa yang dibaca seusai salat duha sebagai berikut: “Ya Allah, bahwasanya waktu duha itu waktu duha-Mu, kemegahan adalah kemegahan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit turunkanlah, jika masih ada di dalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, dan berkat waktu duha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu limpahkanlah kepada kami seperti yang Engkau telah limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”