Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang bersifat kekeluargaan, kemasyarakatan, dan independen. Organisasi ini didirikan di Surabaya pada 21 Syawal 1379 (17 April 1960). Tujuannya adalah membentuk pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur, berilmu, bertakwa, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya. Pusat organisasi PMII adalah Jakarta.
Berdirinya PMII bermula dari keinginan para mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) untuk membentuk organisasi mahasiswa yang berhaluan ahlusunah waljamaah. Kemudian dibentuklah Ikatan Mahasiswa NU (Imanu) pada Desember 1955.
Tetapi Ikatan Pelajar NU (IPNU), yang berdiri setahun sebelumnya (24 Desember 1954), menentang berdirinya Imanu dengan alasan bahwa pembentukan Imanu masih terlalu dini, mengingat jumlah mahasiswa NU pada waktu itu masih terlalu kecil. Lagi pula, ada kekhawatiran bahwa Imanu akan meninggalkan IPNU.
Namun keinginan kuat tadi tidak dapat dibendung. Pada Konferensi Besar IPNU I pada 14–17 Maret 1960 di YogÂyakarta, diputuskan bahwa organisasi mahasiswa NU perlu dibentuk. Untuk tujuan ini, diperlukan muÂsyawarah mahasiswa NU se-Indonesia. Dibentuklah sebuah panitia dengan personalia sebanyak tiga belas orang dengan batas waktu satu bulan persiapan penyelenggaraan Musyawarah Mahasiswa NU.
Pada tanggal 14–16 April 1960 diseleng garakan Musyawarah Mahasiswa NU I yang dihadiri para mahasiswa NU dari berbagai kota seluruh Indonesia dan wakil senat mahaÂsiswa dari berbagai perguruan tinggi. Maka berdirilah secara resmi PMII pada 17 April 1960/21 Syawal 1379 di Surabaya.
PMII yang berasaskan Pancasila bertujuan untuk membentuk pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur, berilmu, bertakwa kepada Allah SWT, dan cakap serta bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.
Tujuan tersebut dicapai melalui usaha:
(1) menghimpun dan membina mahasiswa Islam yang berhaluan ahlusunah waljamaah sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
(2) melaksanakan kegiatan dalam berbagai biÂdang sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta upaya perwujudan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.
Usaha tersebut diperinci dalam anggaran rumah tangga pasal 2 sebagai berikut:
(1) menggiatkan usaha amar makruf nahi munkar;
(2) mempertinggi mutu pengetahuan agama Islam dan pengetahuan lain;
(3) meningkatkan kuaÂlitas kehidupan umat Islam melalui upaya kontekstualisasi pemikiran, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam sesuai dengan perkembangan masyarakat;
(4) menggiatkan usaha untuk kesejahteraan mahasiswa dan usaha sosial kemasyarakatan;Â
(5) mempererat hubungan dengan ulama dan umara khususnya dan umat Islam pada umumnya;
(6) memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme melalui upaya pengamanan dan pengamalan ideologi negara secara kreatif dan dinamis;
(7) mempertinggi dan mengembangkan hal yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan PMII.
Dalam perkembangan sejarah, PMII terlibat secara aktif dalam kegiatan kepemudaan, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. PMII tuÂrut aktif sebagai anggota Persatuan Organisasi Pemuda Islam Seluruh Indonesia (Porpisi), berkiÂprah bersama organisasi pemuda lain dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam mengganyang paham komunis di bumi Indonesia, dan menjaga keamanan negara dan bangsa.
KeÂgiatan internasional PMII antara lain adalah ikut serta dalam Konferensi Pembentukan Panitia Internasional Forum Pemuda Sedunia di Moskwa (Constituent Meeting of the Youth Forum) pada September 1960. Pada 1962, PMII mengikuti Seminar Duta Pemuda Sedunia (World Assembly of Youth/WAY) di Kuala Lumpur.
Pada tahun yang sama, PMII ikut menghadiri acara Festival Pemuda Sedunia di Helsinki, Finlandia. Pada 1965 PMII ikut menghadiri Seminar Internasional tentang Palestina di Cairo yang diselenggarakan oleh General Union of Palestina Students (GUPS).
PMII pada awal berdirinya berada sepenuhnya di bawah naungan NU. Pada 14 Juli 1971 melalui Musyawarah Besar kedua di Munarjati, Jawa Timur, PMII menyatakan diri sebagai organisasi mahasiswa independen. Peristiwa ini dikenal dengan Deklarasi Munarjati.
Pada 1972 berdiri Kelompok Cipayung di Cipayung, Jawa Barat, yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
PMII kemudian bergabung dengan Kelompok Cipayung pada 1974. Pada 6–20 Mei 1985 melalui Kongres PMII ke-8 di Bandung, PMII menerima Pancasila sebagai asas organisasi, sebagaimana diatur dalam UU No. 5/1985.
Dalam Kongres ke-9 pada 14–19 September 1988 di Surabaya diputuskan bahwa Pola Pembinaan PengemÂbangan dan Perjuangan (P4) PMII disusun berdasarkan landasan
(1) ideologis: (a) Islam ahluÂsunah waljamaah, (b) Pancasila dan UUD 1945, dan (c) nilai dasar pergerakan;Â
(2) struktural: anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PMII; dan
(3) historis: produk dan dokumen historis organisasi. Maksud Pola Pembinaan Pengembangan dan Perjuangan PMII adalah untuk memberikan arah yang jelas bagi usaha pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII dalam berbagai bidang sesuai dengan sifat PMII: kemahasiswaan, kekeluargaan, keÂmasyarakatan, dan independenÂ.
Adapun tujuannya adalah untuk mendinamisasi PMII dan meningkatkan peranannya baik secara individual maupun secara organisatoris dalam dunia kemahasiswaan, kepemudaan, dan kemasyarakatan.
Selain PMII, terdapat juga Korps PMII Putri, disingkat Kopri, yang merupakan bagian dari organisasi PMII dan mempunyai hak otonom dalam bidangnya. Kopri ini didirikan pada 25 November 1967 bersamaan dengan Musyawarah Kerja Nasional II PMII pada 21–25 November 1967 di Semarang.
Korps PMII Putri ini juga berpusat di Jakarta. Tujuannya adalah:
(a) membentuk manusia muslim Indonesia menurut ajaran IsÂlam ahlusunah waljamaah yang berbudi luhur, berilmu dan bertakwa kepada Allah SWT, cakap serta bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya menuju masyarakat Pancasila; dan
(b) membina kader PMII Putri. Karena organisasi ini merupakan bagian dari organisasi PMII, maka asas, tujuan, usaha, dan hal lain secara organisatoris sama dengan PMII.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Hibban, Hasanuddin. Detik-detik Lahirnya PMII. Ciputat: Kantor Cabang PMII Ciputat, 1990.
Muslim, Isa. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMII. Jakarta: PB-PMII, 1986.
Ahmad Rofiq