Pan-Turkisme adalah suatu gerakan orang terpelajar yang memunculkan ide persatuan bangsa Turki asli dalam rangka membangun Turki dalam Kerajaan Usmani Turki yang berdasar atas berbagai bangsa dan suku. Gerakan Pan-Turkisme bergerak maju dengan pesat, karena adanya pemujaan bangsa Turki kepada dinasti mereka dan rasa harga diri sebagai ras yang menguasai rakyat banyak.
Pada masa Usmani Turki, bahasa Turki sebagai identitas orang Turki tidak muncul karena yang menjadi warga Kerajaan Usmani bukan hanya bangsa Turki. Penduduk Kerajaan Usmani Turki terdiri dari orang Arab, Turki, Rusia, Persia, dan lain-lain.
Bahasa Turki tidak menjadi bahasa satu-satunya karena adanya bahasa Arab dan bahasa lainnya. Pada permulaan timbulnya Gerakan Pan-Turkisme dalam Kerajaan Usmani Turki terdapat bermacam bahasa, yaitu:
(1) bahasa Turki resmi, yaitu bahasa yang penuh dengan bunga retorika dan kiasan yang diambil dari bahasa Arab dan Persia; dan
(2) bahasa populer, suatu bahasa yang sederhana, dipergunakan oleh rakyat dengan ucapan terbatas atau kurang luas, meliputi beberapa dialek yang tidak disenangi kaum terpelajar dan dianggap kasar.
Ketika Gerakan Pan-Turkisme muncul, masalah identitas asli menjadi sangat sulit, baik bagi orang terpelajar Turki maupun bagi orang terpelajar di Kerajaan Usmani Turki. Di antara mereka, warisan etnik dan bahasa menjadi hal yang sangat penting daripada ikatan komunal agama.
Gerakan Pan-Turkisme muncul ketika orang Turki mulai membicarakan cara untuk mempersatukan semua orang yang berasal dari Turki di seluruh daerah, mulai dari Balkan hingga Asia Tengah. Gerakan ini diperkuat oleh tiga pemimpin besar yang muncul dari berbagai tempat.
(1) Isma‘il Gasprinski (1851–1914), seorang Turki kelahiran Krimea. Ia berpendidikan modern dan banyak berkunjung ke Eropa dan dunia Islam. Ia adalah wartawan yang cerdas dan bekerja di Paris dan Istanbul.
Ia menerbitkan surat kabar di Rusia dalam bahasa Turki, yang bernama Tarjuman pada 1883 sebagai sarana untuk membuka jalan memberi ide modern kepada orang Islam Rusia. Ia juga mempergunakan tulisannya se-bagai jalan untuk memajukan bahasa Turki dan dialeknya.
(2) Yusuf Akchura, orang yang banyak menulis tentang ide Pan-Turkisme.
(3) Ziya Gokalp, filsuf dan wartawan eksponen untuk Pan-Turkisme. Ia dilahirkan dan dididik di wilayah perbatasan timur Diyarbakir. Dalam pemikirannya Islam penting sekali untuk orang Turki, tetapi harus direformasi atau dimodernisasi.
Pengetahuan Eropa dan peradabannya sepenuhnya harus diambil. Oleh karena itu semboyannya adalah “turkifikasi, islamisasi, dan modernisasi”, tetapi yang paling penting ialah turkifikasi.
Daftar Pustaka
al-Bahi, Muhammad. Pemikiran Islam Modern, terj. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
Hassan Ibrahim Hassan. Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Djahdan Human. Yogyakarta: Kota Kembang, 1989.
Mortimer, Edward. Faith and Power/The Politics of Islam. New York: 1982
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
––––––– dan Azyumardi Azra. Perkembangan Modern Dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985.
Rahman, Fazlur. Islam. New York: Chicago University Press, 1979.
Stoddard, Lothrop. Dunia Baru Islam, terj. Jakarta: Panitia Penerbit, 1966.
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam: Imperium Turki Utsmani. Jakarta: Kalam Mulia, 1988.
Voll, John Obert. Islam Continuity and Change in the Modern World. England:1982.
Miftah Adebayo Uthman