Malaysia

Malaysia adalah sebuah negara kerajaan federal di Asia Tenggara,­ terletak di Semenanjung Malaka dan sebagian Kalimantan utara. Luas: 330.442 km2. Penduduk: 33.091.831 (2022). Kepadatan penduduk: 99/km2. Bahasa resmi: Me­layu. Agama: Islam (48%). Ibukota: Kuala Lumpur. Satuan mata uang: Ringgit atau Dolar Malaysia (M$).

Fisiografi. Malaysia terdiri dari dua bagian, Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Malaysia Barat ­merupakan sebuah se­menanjung yang terpanjang di dunia. Di bagian tengahnya membujur pegunungan ­dari utara ke selatan. Pegunungan tersebut­ terdiri dari beberapa rangkaian sejajar.

Dataran­ rendah utama adalah dataran rendah Kedah di utara, dataran rendah Selangor di barat, dataran rendah Johor di selatan, dan dataran rendah Kelantan­serta Pahang di pantai timur. Dataran rendah di pantai timur makin ke selatan makin lebar.

Malaysia Timur bergunung-gunung, terutama Sabah den­gan puncak tertinggi Gunung Kinabalu (4.101 m). Dataran rendah sempit dijumpai­ di pesisir utara Sarawak, yang dialiri oleh Sungai Rejang.

Malaysia Barat beriklim tropis yang dipengaruhi angin muson barat daya dan muson timur laut. Suhu­ rata-rata 20° C. Hujan turun sepanjang tahun, curah hujan rata-rata menca­pai 1.500–4.500 mm/tahun. Di Malaysia Timur suhu tertinggi mencapai 31° C dan suhu terendah 20° C. Cu­rah hujan berva­riasi, tergantung­ pada ketinggian ­tempat dan musim. Curah hujan rata-rata mencapai 2.500–4.000 mm/tahun.

Penduduk. Sebagian besar penduduk (59%) terdiri dari suku Melayu pribumi. Pendatang terdiri dari orang muslim dan nonmuslim, yaitu orang muslim dari Indonesia (Minang­kabau, Jawa, Banjar, Bugis, Aceh, dan Mandailing) dan orang muslim dari India, Arab, Cina, Pakistan, Persia, dan Turki. Orang nonmuslim adalah keturunan Cina dan India. Mayoritas pen­duduk adalah muslim Suni pengikut Mazhab Syafi‘i. Islam adalah agama resmi.

Penduduk yang berumur 6–16 tahun dikenakan wajib belajar. Pendidikan tingkat sekolah dasar hingga menengah diberikan cuma-cuma. Lembaga pendidikan tinggi meliputi University of Malaya dan University of Technology di Kuala Lumpur, Universiti Kebangsaan di Bangi, Agriculture Uni­versity di Serdang (dekat Kuala Lumpur), University of Sci­ence of Malaysia di Penang, International Islamic University di Petaling Jaya.

Lainnya Mara Institute of Technology, Tunku Abdul Rahman College, Teachers Training College, dan Ungku Omar Polytechnic­. Pendidikan tinggi keislaman masuk dalam ba­gian universitas tersebut, seperti di Universiti Kebangsaan. Lebih-kurang 97% dari penduduk telah melek huruf.

Pemerintahan. Malaysia adalah kerajaan federal­ yang meli­puti 13 negara bagian, 11 negara bagian di Malaysia barat: Johor (ibukota Johor Baharu), Kedah (Alor Setar), Kelantan (Kota Baharu),­ Melaka (Melaka), Negeri Sembilan (Seremban), Pahang (Kuantan), Penang (Penang), Perak (Ipoh), Perlis (Kan­gar), Selangor (Shah Alam), Terengganu­ (Kuala Terengganu); dan 2 negara bagian­ di Malaysia timur: Sabah (Kota Kinabalu) dan Sarawak  (Kuching). Setiap negara bagian dipimpin oleh sultan dan menteri besar.

Kepala negara adalah raja (Yang Dipertuan Agong) se­bagai simbol pemersatu. Ia dipilih oleh para sultan negara bagian dari antara mereka sendiri. Pemerintahan berada di tangan perdana menteri­ yang berhak membentuk kabinet­.

Semua warga negara mem­punyai kedudukan yang sama di muka hukum, dengan tidak ada perbedaan hak dan kewajiban­antara mereka meskipun berbeda asal keturunan,­ bahasa, dan agama. Negara menjamin kebebasan untuk menyatakan pendapat maupun mendirikan organisasi­ kesatuan dan partai politik. Karena itu di Malaysia terdapat banyak partai.

Ketua partai yang memperoleh mayoritas kursi dalam parle­men otomatis menjadi perdana­menteri setelah mendapat restu dari raja. Sejak negeri ­ini merdeka dari Inggris (1957), pemerintahan dikuasai oleh Barisan Nasional, sebuah koali­si beberapa partai politik, antara lain yang terkuat adalah UMNO (United Malaya National Organi­zation) dan MCA (Malaysian Chinese Association).

Sejak merdeka, Malaysia mempunyai sejumlah perdana menteri. Pertama, Tunku Abdul Rahman Putra (memerintah 1957–1970). Kedua, Tun Abdul Razak (memerintah 1970– 1976). Perdana menteri berikutnya adalah Tun Hussein Onn (memerintah 1976–1981).

Sejak 1981–2003 perdana menteri Malaysia adalah Mahathir Mohamad. Pada 31 Oktober 2003 Mahathir mengundurkan diri dan menyerah­kan jabatannya kepada Abdullah Ahmad Badawi. Melalui pemilu pada 21 Ma­ret 2004, Abdullah Ahmad Badawi terpilih menjadi perdana menteri. Tapi pada 2009, Badawi mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan digantikan oleh wakilnya, Najib Abdul Razak.

Pada Juni 2015, The Wall Street Journal menuduh bahwa hampir $700 juta dari dana kekayaan negara 1MDB disimpan di rekening bank pribadi Najib Razak. November 2016, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Kuala Lumpur, menuntut pengunduran diri Najib Razak atas dugaan skandal korupsi.

Mei 2018, Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri lagi sebagai kepala koalisi empat partai, mengalahkan mantan anak didiknya Najib Razak. Maret 2020, Muhyiddin Yassin membentuk pemerintahan dengan UMNO, mantan partai Najib Razak, setelah runtuhnya koalisi Mahathir Mohamad secara mengejutkan. Pedana Menteri saat ini (2022) adalah Muhyiddin Yassin, yang mantan menteri dalam negeri.

Sepanjang dekade ’80-an dan awal dekade ’90-an Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata 8 persen per tahun. Ketika krisis keuangan Asia terjadi pada 1997, Malaysia mengalami resesi pertama dalam 13 tahun terakhir.

Perselisi­han mengenai cara mengatasi krisis menyebabkan Menteri Keuangan Anwar Ibrahim diberhentikan­ pada September 1998. Anwar lalu melakukan serangkaian demonstrasi me­nentang pemerintah yang berakibat penangkapan dirinya pada 1999.

Ekonomi. Sektor ekonomi terpenting adalah bidang per­tanian, yang menghasilkan beras, kelapa sawit, kopra, karet, dan kayu. Sekitar 57% dari penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Hasil tambang meliputi timah, bijih besi, bauksit, ilmenit, minyak, dan gas. Komoditi ekspor utama adalah karet, timah, minyak kelapa, dan kayu.

Sejarah. Sebelum kedatangan Islam, Seme­nanjung Malaka berada di bawah pengaruh Sriwijaya­ dan kemudian Majapahit. Menurut para ahli sejarah Malaysia, Islam masuk ke semenanjung ini sebelum abad ke-12. Ini berbeda dari pendapat para penulis Barat yang menyatakan sekitar abad ke-13 dan 14.

Pendapat para penulis Malaysia didasarkan­ pada mata uang dinar emas yang ditemukan di Kelantan ta­hun 1914. Bagian pertama mata uang itu bertuliskan “al-Julus Kelantan” dan angka Arab 577 H, yang bersamaan­ dengan tahun 1161 M; bagian­ kedua bertuliskan “al-Mutawakkil”, gelar pemerintahan­ Kelantan.

Malahan batu nisan tua ber­tulisan Arab ditemukan di Kedah tahun 1963 pada makam Syekh Abdul Kadir bin Syekh Husin Shah Alam (w. 291 H/904 M). Abad ke-9 merupakan awal perkembangan­ Islam di ka­wasan Selat Malaka dan kawasan yang menghadap ke Laut Cina Selatan, sebagaimana diakui Dinasti Sung (960–1279), bahwa masyarakat Islam telah tumbuh di sepanjang pantai Laut Cina Selatan.

Kedatangan Islam dan proses islamisasi berlangsung melalui jalur perdagangan atas peranan para pedagang mus­lim, mubalig dari Arab serta Gujarat, para dai setempat, dan penguasa Islam.

Sejak awal abad ke-7, Semenanjung Malaka dan Nusantara merupakan jalur perdagangan utama antara Asia Barat dan Timur Jauh serta kepulauan rempah-rempah Maluku. Semenanjung tidak dapat­ dipisahkan­ dari gugusan pulau Nusantara­. Apabila­ singgah di pelabuhan­ Nusantara, para saudagar Arab dan saudagar lainnya juga singgah di pelabuhan semenanjung.

Proses islamisasi yang berjalan dengan baik dan terbentuknya komunitas Islam melahirkan pu­sat kekuasaan­ Islam. Kerajaan Islam perta­ma di Semenanjung Malaka adalah Kerajaan Islam Kelantan (pertengahan abad ke-12).

Pada batu bersurat yang ditemukan di Kuala Barang (Terengganu) ditemukan tulisan bahasa Melayu yang berhuruf Arab tentang hokum syarak yang wajib dipatuhi oleh rakyat di Kerajaan Islam Terengganu pada abad ke-8 H (abad ke-14 M), antara lain men­yatakan:

“Wajib di atas muslimin patuh kepa­da undang-undang Tuhan karena                                                                                                                ia adalah perintah Allah yang berkuasa lagi mulia dan mengeluarkan hukum seperti ini wajib di atas sekalian raja muslimin untuk kebaikan­ negeri mereka.”

Pada abad ke-14, Terengganu menjadi pusat penyebar­an­ Islam di pantai timur Semenanjung Mala­ka. Sampai se­karang kerajaan ini disebut “Darul Iman” (Negeri­ Iman). Kerajaan Islam terkuat dan berpengaruh besar dalam menyebarkan Islam di Malaysia adalah Kerajaan Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15.

Menurut Sejarah Melayu, rajanya yang pertama adalah Paramesywara Iskandar Syah, yang memeluk­ Islam tahun 1414 dengan gelar Sultan Mu­hammad Syah. Sultan ini dan iparnya, Pangeran Abdul Malik Syah, sangat berjasa dalam menyebarkan­ Islam.

Penguasa pertama Pahang adalah putra sultan Melaka. Melaka-lah yang mengislamkan Kedah, Patani (kini masuk Thailand), dan Ke­lantan. Demikian juga Rokan, Kampar, Siak dan Inderagiri di Sumatera, semuanya menerima Islam dalam kedudukannya sebagai wilayah kekuasaan Malaka pada abad ke-15.

Hal ini menempatkan Malaka sebagai pusat perdagangan dan kubu keimanan­ Islam. Kerajaan ini juga dicatat sebagai kerajaan pertama di Malaysia yang memiliki undang-undang tertulis yang disebut Undang-Undang Melaka. Prof. Ahmad Ibrahim (guru be­sar hukum di Universitas Islam Internasional Malaysia, Kuala Lumpur) menyatakan,

“Di negeri-negeri Melayu ­sebelum masuknya pengaruh ­kerajaan British, undang-undang asas atau undang-un­dang negeri ialah undang-undang Islam bersama adat Melayu.”

Malaka, ibukota Kerajaan Malaka, dikuasai Portugis (1511–1641), kemudian­ Belanda (1641–1795), dan sejak 1795 diperintah oleh Inggris. Men­jelang ­akhir abad ke-19, Inggris juga menduduki wilayah lain di semenanjung itu. Meskipun demikian,­ Islam tetap berkembang.

Selama masa penjajahan, tumbuh lembaga pendidikan, baik yang tradisional yang disebut “pondok” seperti pesantren di Indonesia, maupun yang modern, seperti Ma‘had Mahmud (Kedah), al-Ma‘had al-Muhammadi (Kelantan), Madrasah al-Sultan Zainal­ Abidin (Terengganu), Ma‘had Johor (Jo­hor), Kulliyyah al-Lugahwa ad-Din (Pahang), dan Kolej Islam (Selangor).

Setelah pendudukan Jepang (1941–1942), Inggris­ membentuk Un­ion of Malaya (1 April 1946), yang pada 1 Februari 1948 menjadi Federation of Malaya. Tanggal 30 Agustus 1957, negeri ini memperoleh ­kemerdekaan dari Ing­gris, dan Islam ditetapkan­ sebagai agama resmi. Tanggal 16 September 1963, lahir Federation of Malaysia. Singapura menjadi anggota federasi, tetapi sejak 1965 memisahkan ­diri dan menjadi negara berdaulat penuh.

Sejak tahun 1980-an, Islam di Malaysia mengalami­ kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya­ kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual. Setiap tahun negeri ini menyelengga­rakan kegiatan internasional, yaitu Musabaqah Tilawah­ Al-Qur’an, yang selalu diikuti oleh qari dan qariah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

A Merriem-Webster. Webster’s Geographical Dictionary. USA: G & C. Merriem Co., 1964.
Abdullah, Abdul Rahman Haji. Penjajahan Malaysia: Cabaran dan Warisannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
Ali, S. Husin. Rakyat Melayu, terj. Jakarta: Inti Sarana Aksara, 1985.
Andaya, B.W. & Leonard Y. Andaya. A History of Malaysia. London: The MacMillan Press Ltd., 1982.
Azra, Azyumardi. Perspektif Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Yayasan Obor, 1989.
Brown, David. The State and Ethnic Politic in Southeast Asia. London and New York: Routledge, 1994.
Fatimi, S.Q. Islam Comes to Malaysia. Singapore: Malaya Publisher, House LTD., 1963.
Funston, John. Malay Politics in Malaysia: A Study of UMNO and PAS. Kuala Lumpur: Heinemann Educational Books, 1980.
Hall, D.G.E. Sejarah Asia Tenggara, terj. I.P. Soewarsha. Surabaya: Usaha Nasional, t.t.
Jabatan Penerangan Malaysia Kuala Lumpur. Islam di Malaysia. Kuala Lumpur: Percetakan Sulai, 1969.
Mahmood, Ibrahim. Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu. Kuala Lumpur: Pener­bitan Pustaka Antara, 1981.
Nagata, Judith. The Reflowering of Malaysian Islam. Vancouver: University of British Columbia, 1984.
Roff, William R. Origins of Malay Nationalism. Kuala Lumpur: University of Malay Press, 1974.
https://www.worldometers.info/world-population/malaysia-population/, diakses pada 5 April 2022.
https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-15356257, diakses pada 5 April 2022.

J. Suyuti Pulungan

Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (Maret 2022)