Kristen

Nama “Kristen” berasal dari bahasa Yunani christos (kristus) yang berarti “yang diurapi”. Dalam bahasa Ibrani, orang “yang diurapi” atau “yang diminyaki” ini disebut Mesias.

Kristus adalah gelar kehormatan keagamaan yang diberikan kepada Yesus dari Nasaret (Yesua dalam bahasa Yunani). Diurapi berarti “diminyaki”; hal ini merujuk pada tradisi kuno bangsa Israil yang tidak menobatkan seorang raja dengan mahkota tetapi melumurinya dengan minyak (minyak suci).

Bahkan para nabi pun diurapi sebelum mengemban tugas yang sangat penting. Demikian juga Yesus Kristus yang diurapi Roh Kudus dari surga ketika mendapat tugas khusus untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

Yesus dilahirkan dari Maria (Maryam) sekitar tahun 4 SM di Betlehem, dekat Yerusalem. Hari lahirnya yang dirayakan pada 25 Desember berlaku sebagai permulaan tarikh Masehi. Menurut Injil, Yesus berasal dari keluarga Raja Daud. Orangtua Yesus bernama Yusuf dan Maria yang tinggal di Nasaret, bagian utara Palestina sekarang.

Sejak kecil Yesus dibesarkan dalam keluarga seorang Yahudi dan terbiasa pergi ke sinagoge (tempat peribadatan agama Yahudi) setempat dan kenisah Yahudi di Yerusalem. Pada usia 27 tahun, di Galilea, Yesus yang telah diangkat sebagai guru atau pengkhotbah keliling (itinerant) mulai mengajarkan pandangannya, yaitu menuntun orang kepada pemurnian hati serta perbuatan atau tingkah laku.

Yesus melihat bahwa penekanan pada aspek perilaku batin manusia ini penting karena agama pada saat itu sudah membeku, karena upacara peribadatan sudah terjebak dalam rutinitas lahiriah dan kehilangan hakikatnya.

Setelah Yesus menyampaikan ajarannya selama sekitar 4 tahun, aktivitasnya harus berhenti karena ia dikhianati salah seorang muridnya, Yudas. Yesus akhirnya dihukum salib di Bukit Golgota sekitar tahun 30. Sebelum wafat, Yesus menunjuk dua belas rasul di bawah pimpinan Petrus dan membentuk gereja sekaligus pergerakan Kristen pertama di Yerusalem.

Para pengikutnya menganggap diri sebagai sebuah gerakan perubahan dalam agama Yahudi. Mereka tetap melakukan upacara ritual keagamaan Yahudi, seperti peribadatan di kenisah dan pengkhitanan anak laki-laki, dan mengikuti aturan kehidupan orang Yahudi, misalnya mengenai makanan halal.

Para murid Yesus terus melanjutkan ajaran Yesus, terutama setelah hari ke-50 (Pantekosta) setelah kebangkitan Yesus Kristus dari kubur (Paskah). Umat Kristen meyakini bahwa pada hari itu Roh Kudus turun kepada para rasul untuk memberi semangat dan pencerahan kepada mereka agar terus menyampaikan kabar gembira tentang Yesus Kristus.

Tersebarnya ajaran Kristen ke luar Palestina sampai ke Eropa tidak bisa dilepaskan dari kegigihan upaya Saulus. Pada mulanya Saulus adalah seorang penentang terkemuka ajaran Yesus. Ia menangkap, memenjarakan, dan menyiksa para pengikut Yesus. Namun, kemudian Saulus ditobatkan oleh roh Kristus dan berganti nama menjadi Paulus.

Ia menjadi pewarta dan penyebar Injil yang paling gigih dalam sejarah Kristen, sekaligus tokoh agama terbesar pada awal perkembangan agama Kristen. Misi penyebaran Kristen yang dilakukan Paulus pada awalnya diarahkan pada orang non-Yahudi di kawasan Mediterania (seputar Laut Tengah).

Setelah Yerusalem dihancurkan pasukan Romawi, gerakan pewartaan ajaran Kristen semakin menurun, sehingga sebagian besar pemeluk agama Kristen bukanlah orang Yahudi.

Paulus kemudian terus mewartakan ajaran Kristen sampai ke Eropa dan berhasil meletakkan dasar bagi terbentuknya gereja Kristen purba. Atas usaha kerasnya, akhirnya agama Kristen diakui dan diterima seluruh kerajaan Romawi. Pada masa Kaisar Constantinus, agama Kristen dikukuhkan sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi (313).

Otoritas gereja kemudian menjadi terpusat di lima keuskupan yang terletak di Alexandria (Iskandariyah), Antiokia, Constantinopel, Yerusalem, dan Roma. Karena ekspansi Islam berlangsung di seluruh Timur Tengah selama abad ke-7, kekuatan Kristen dipusatkan di Constantinopel dan Roma.

Dua pusat agama Kristen ini berangsur-angsur tumbuh dan berkembang menjadi dua kelompok agama yang berbeda, baik dalam aspek kepercayaan maupun dalam praktik peribadatan. Pada 1054, keterpisahan ini diformalkan menjadi Gereja Katolik Roma di Barat dan Gereja Kristen Ortodoks di Timur, yaitu gereja di Asia Kecil, Rusia, dan negara Balkan. Pemisahan itu terus berlaku sampai kini.

Pada abad ke-16, di kalangan Kristen Barat muncul gerakan reformasi Protestan yang memicu perpecahan. Golongan Kristen ini memprotes ajaran dan praktik gereja yang sudah berubah dengan munculnya tradisi yang tidak sejalan dengan Injil. Bagi pengikut Kristen Protestan yang paling utama adalah firman suci Allah, bukan tradisi.

Kebanyakan umat Kristen meyakini Yesus sebagai putra Allah. Ia dilahirkan dari seorang perawan (Maria), dibangkitkan pada hari ketiga setelah kematiannya, dan kemudian diangkat ke surga. Lebih jauh mereka meyakini bahwa Yesus adalah Allah (pribadi kedua dalam Trinitas).

Trinitas terdiri dari Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiganya merupakan oknum (pribadi) yang terpisah, namun semuanya abadi, ada di mana-mana (omnipresent), dan membentuk Allah yang tunggal. Kebanyakan penganut Kristen percaya bahwa Yesus ada bersama (coexist) Allah sebelum penciptaan dunia.

Pemeluk agama Kristen juga meyakini bahwa manusia lahir dengan dosa asal dan ada kehidupan sesudah kematian. Bagi penganut Protestan konservatif, karena dosa asalnya setiap orang akan disiksa di neraka kecuali “yang diselamatkan” dengan mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Penganut Katolik Roma juga percaya bahwa keselamatan datang dari Tuhan, tetapi mereka percaya bahwa keselamatan itu dapat diperoleh melalui sakramen dan pengampunan kepada mereka yang berdosa asalkan diikuti dengan penyesalan.

Umat Kristen mengajarkan bahwa setelah mati setiap orang yang berdosa ringan akan melewati api pencucian dosa (purgatory), sejenis neraka sementara. Setelah dibersihkan dari dosa, mereka langsung masuk ke surga. Kelompok lain yang berdosa berat masuk ke neraka secara permanen.

Kalangan Kristen liberal biasanya menginterpretasikan neraka secara simbolis, bukan sebagai suatu tempat nyata secara fisik. Mereka menolak konsep Tuhan yang penuh kasih tetapi di sisi lain menciptakan suatu tempat penyiksaan abadi. Kitab suci agama Kristen, baik Ortodoks, Katolik, maupun Protestan adalah Bibel, di Indonesia dikenal dengan Alkitab.

Alkitab terdiri dari 49 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru. Di antara 49 kitab Perjanjian Lama ada 10 kitab (Deuterokanonika) yang tidak diakui Protestan, karena keasliannya diragukan (apokrifa).

Kitab Taurat dalam Perjanjian Lama merupakan kumpulan firman Tuhan yang diwahyukan kepada Musa (5 kitab Musa [Pentateuch]) yang terdiri dari kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kitab ini ditulis dalam beberapa bahasa selama lebih dari 9 abad dan terkumpul sedikit demi sedikit sampai periode Kristen.

Pasal dan ayat di dalamnya telah dikoreksi, dilengkapi, dan disempurnakan sesuai dengan peristiwa dan kebutuhan. Semuanya berasal dari Tuhan dan ditulis oleh mereka yang mendapat wahyu dari Roh Kudus.

Kitab Perjanjian Baru adalah tata keselamatan yang dilakukan Allah melalui Yesus sebagai kabar baik bagi umat manusia. Kitab ini terdiri dari 27 kitab. Empat di antaranya berisi kisah tentang kehidupan Yesus dan kabar gembira yang disampaikannya. Keempat kitab ini disebut Injil.

Dua di antaranya (Injil Matius dan Injil Yohanes) ditulis oleh pengikut Kristus sendiri, yakni Matius (seorang pegawai bea cukai) dan Yohanes (seorang nelayan). Dua kitab lainnya (Injil Markus dan Injil Lukas) ditulis oleh Markus dan Lukas, keduanya adalah tabib.

Kitab berikutnya adalah Kisah para Rasul yang berisi tindakan para rasul dalam menyebarkan Kristen pada masa awal. Sisanya berisi 14 surat Paulus kepada individu Kristen dan jemaatnya; dilanjutkan dengan 7 surat: surat Yakobus, surat Petrus (I dan II), surat Yohanes (I, II, dan III), dan surat Yudas; dan ditutup dengan kitab Wahyu kepada Yohanes.

Secara umum dalam agama Kristen terdapat ribuan kelompok atau sekte. Adapun kelompok atau sekte tersebut terbagi ke dalam 3 kelompok besar, yaitu: konsevatif, aliran utama, dan liberal. Kristen konservatif (fundamentalis dan evangelis) menganggap individu yang selamat sebagai pengikut Kristen sejati.

Kelompok ini memelihara eksklusivitas mereka dengan membentuk kelompok sendiri; mereka memiliki stasiun radio, penerbitan, dan toko buku sendiri. Mereka melihat Kristen sebagai hubungan yang hidup dengan Juru Selamat mereka. Aliran utama Kristen cenderung lebih inklusif.

Mereka menerima semua pengikut Kristen yang percaya dan mengikuti ajaran Kristus. Kristen liberal sependapat dengan aliran utama Kristen dan bahkan lebih inklusif darinya. Beberapa teolog Kristen liberal bahkan telah meninggalkan atau sekurang-kurangnya menafsirkan ulang secara total sebagian besar kepercayaan Kristen tradisional.

Dewasa ini sekitar 33% penduduk dunia pemeluk agama Kristen, dan beberapa dekade persentase ini relatif stabil. Di beberapa negara yang sebagian besar penduduknya beragama Kristen, seperti Amerika Serikat dan Canada, jumlah pemeluk Kristen terus berkurang setiap tahunnya.

Ini disebabkan oleh peningkatan jumlah pengikut ateisme, agnostisisme, humanisme, dan sebagainya. Penyebab lainnya adalah meningkatnya jumlah pemeluk agama minoritas yang terus bermigrasi ke sana dari wilayah yang umumnya memeluk agama Buddha, Hindu, dan Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Bleeker, C. J. Pertemuan Agama-Agama Dunia. Bandung: Sumur Bandung, 1985.
Chavan, R.P. Mengenal Agama Kristen. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998.
Eliade, Mircea, ed. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan Publishing Company, 1987.
Fox, James J. Indonesia Heritage: Religion and Ritual. Singapore: Archipelago Press, 1998.
Hadikusuma, Hilman. Antropologi Agama: Pendekatan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katolik, Protestan dan Islam. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.
International Bible Students Association. Watch Tower Bible and Tract Society of New York, Inc. New York: International Bible Students Association, 1990.
Smart, Ninian. The Religious Experience of Mankind. New York: Charles Scribner’s Son, 1961.
Rifki Rosyad