Nabi Ilyas AS diutus Allah SWT untuk mengingatkan Bani Israil yang menyembah berhala Baal. Ilyas, putra Yasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun, adalah keturunan keempat Nabi Harun. Ia berdakwah agar kaumnya bertobat. Karena tidak dihiraukan, ia minta agar Allah SWT menurunkan azab kepada mereka. Musibah berkepanjangan akhirnya menyadarkan mereka.
Kisah Nabi Ilyas tidak banyak diceritakan dalam Al-Qur’an. Nama Ilyas hanya disebut empat kali, yaitu dalam surah al-An‘am (6) ayat 85 serta surah ash-saffat (37) ayat 123, 129, dan 130.
Nabi Ilyas AS diutus Allah SWT untuk menegur penduduk negeri Baalbek (sebuah daerah di Libanon) yang kufur. Mereka menyembah berhala yang bernama Baal. Nabi Ilyas AS berdakwah agar kaumnya mau meninggalkan kebiasaan mereka menyembah berhala.
Berkali-kali Nabi Ilyas AS mengingatkan, namun kaumnya tidak pernah menghiraukan. Menyadari bahwa mereka tidak mematuhi seruannya, Nabi Ilyas meminta agar Allah SWT menurunkan azab-Nya atas mereka. Maka datanglah bencana kekeringan yang melanda negeri Baalbek.
Pada masa Nabi Ilyas AS, kota Baalbek didiami bangsa Fenisia, yang merupakan pelaut terkenal. Bangsa ini menyembah berhala Baal. Sampai sekarang masih ada bangunan altar (Heliopolis) yang diyakini sebagai tempat penyembahan bangsa Fenisia kepada Baal. Nama kota Baalbek diambil dari nama Baal, dewa bangsa Fenisia.
Nabi Ilyas mendapat tugas dari Allah SWT untuk menyadarkan kaum Bani Israil yang suka menyembah berhala Baal. Ilyas mengingatkan kaumnya, bahwa berhala yang mereka sembah itu bukan tuhan yang sebenarnya.
Ia juga menyerukan agar mereka takut kepada Allah SWT, yang menciptakan alam semesta, dan menegaskan bahwa Allah SWT adalah Tuhan para pendahulu mereka. Namun kaum Bani Israil tidak mau mendengarkan seruan Nabi Ilyas tersebut.
Karena kaum Nabi Ilyas durhaka, Allah SWT menurunkan azab berupa kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Semua tanaman mengering dan hewan peliharaan mereka mati kelaparan.
Kaum Nabi Ilyas akhirnya menyadari kesalahan mereka, bersedia meninggalkan berhala, dan berjanji tidak menyembahnya lagi. Karena mereka sadar, Nabi Ilyas memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan ke tengah kaumnya.
Namun setelah menikmati kemakmuran hidup, kaum Nabi Ilyas AS kembali ingkar. Mengetahui kekufuran kaumnya, Nabi Ilyas pun berdoa agar Allah SWT menarik kembali nikmat yang telah dicurahkan kepada kaumnya dan mereka kembali ditimpa bencana yang lebih dahsyat daripada bencana sebelumnya.
Ketika penduduk negeri Baalbek ingkar, Allah SWT menurunkan azab-Nya. Selama 3 tahun tidak ada hujan di negeri itu sehingga banyak hewan ternak mati kelaparan.
Nabi Ilyas AS memiliki seorang anak angkat yang bernama Ilyasa. Ia sering menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan tugas dakwah, terutama ketika Nabi Ilyas sudah berusia tua. Setelah Nabi Ilyas meninggal dunia, Allah SWT mengutus Nabi Ilyasa untuk melanjutkan tugas ayah angkatnya menyampaikan dakwah kepada kaumnya yang angkuh itu.