Ibnu Hajar Al-Asqalani

(Cairo, 12 Syakban 773/18 Februari 1372–28 Zulhijah 852/22 Februari­ 1449)

Ibnu Hajar al-Asqalani adalah seorang ulama hadis, sejarawan, dan ahli fikih Mazhab Syafi‘i. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abu Fadl Ahmad bin Nuruddin Ali bin Muhammad bin Hajar al-Asqalani. Asal-usul nama keluarg-anya, Ibnu Hajar, tidak diketahui pasti. Julukan al-Asqalani adalah bagian dari nama tradisi keluarga muslim yang menyebar­ ke mana-mana.

Nenek moyang Ibnu Hajar al-Asqalani mula-mula pindah ke Iskandariyah, kemudian ke Cairo, Mesir. Ayah­nya, Nuruddin Ali (w. 777 H/1375 M), adalah seorang ulama besar yang selain dikenal sebagai seorang mufti juga sebagai penulis sajak keagamaan. Ibunya, Tujjar, adalah seorang wanita kaya yang aktif dalam berbagai macam kegiatan perniagaan.

Ibnu Hajar menjadi yatim piatu sejak masa ka­nak-kanak. Ayahnya meninggal dunia ketika Ibnu Hajar baru berumur 4 tahun, sedangkan ibu­nya telah lebih dahulu meninggal. Sepeninggal orangtuanya, Ibnu Hajar diasuh Zakiuddin Abu Bakar al-Kharrubi, seorang saudagar kaya yang telah di­tunjuk ayahnya sebagai pembimbing utamanya. Kurang lebih 10 tahun kemudian, pembimbingnya­ meninggal dunia pada saat Ibnu Hajar berusia 14 tahun.

Usia 5 tahun Ibnu Hajar sudah masuk sekolah­ dan dalam usia 9 tahun telah hafal Al-Qur’an. Dalam waktu yang relatif lama ia belajar kepada ulama besar, seperti Jamaluddin al-Bulqini, Ibnu al-Mu’an, al-Fairuz, dan Muhibbuddin bin Hisyam (w. 779 H/1397 M) dalam ilmu bahasa dan ilmu sharaf, at-Tanukhi dalam ilmu qiraah, dan Syamsuddin Muhammad bin Ali bin Qattam, guru yang paling banyak memperkenalkan literatur sejarah kepadanya.

Sesuai­ dengan kebiasaan pada waktu itu, ia mencatat berbagai pelajaran secara terperinci beserta nama semua guru dan buku yang dibacanya, seperti al-Mu‘jam al-Mufahras, al-Maqasid al-‘Aliyyat fi Fihris al-Marwiyyat, dan al-Majma‘ al-Mu’assas bi al-Mu‘jam al-Mufahras.

Dalam usia 23 tahun Ibnu Hajar menekuni ilmu hadis. Untuk menekuni studinya ini ia meng­adakan perjalanan panjang ke Hijaz dan Yaman (Syawal 799/Juli 1397–801 H/1398 M), Palestina dan Suriah. Perjalanan studinya itu berakhir ketika ia kembali dari Suriah (803 H/1400 M). Guru utamanya dalam ilmu hadis adalah Zainuddin al-Iraqi (w. 800 H/1398 M).

Selain itu Ibnu Hajar juga dibimbing­ Izzaddin bin Jama‘a (694 H/1294 M–765 H/1364 M) dalam bidang hadis dan fikih sampai Ibnu Jama‘a wafat. Sebagian besar guru Ibnu Hajar memberikan ijazah kepadanya­ untuk mengeluarkan­ fatwa dan mendirikan pengajaran.

Karier Ibnu Hajar berlangsung seperti umumnya ulama besar sebelumnya. Ia menjadi­ dosen, guru besar, pimpinan akademi (madrasah),­ hakim, mufti, khatib, dan pustakawan. Sebagai dosen ia mengajarkan ilmu hadis, ilmu tafsir, dan fikih.

Kuliahnya tentang ilmu hadis dimulai­ pada Syawal 808/Maret 1406 di Syaikhuniyah­. Ia juga memberi kuliah di Madrasah Jamalia­ ketika pertama kali dibuka pada Rajab 811/November 1408 dan di Madrasah Mankutimuriyah­ Jumadilakhir 812/Oktober 1409.

Asosiasi akademisnya yang terpenting adalah perguruan Baybarsiyah. Pada perguruan ini, ia menjadi kepala Bidang Pengawasan Pendidikan dan Administrasi (3 Rabiulawal 813/6 Juli 1410–816 H/1413 M). Setelah berhenti beberapa lama, ia kembali menduduki jabatan ini selama lebih dari 31 tahun (Rabiulakhir 818/Juni 1415–20 Jumadilawal­ 849/24 Agustus 1445).

Kemudian ia memindahkan aktivitasnya ke Darul Hadis al-Kamiliyah. Pada 2 Rabiulawal 852/6 Juni 1448, ia kembali mengajar di Baybarsiyah untuk beberapa bulan saja sebelum ia menderita sakit.

Jabatan sebagai hakim dimulainya pada Muharam 827/ Desember 1423. Jabatan ini diterimanya­ setelah beberapa kali ditawarkan kepa­danya. Hal ini disebabkan ketika itu rekannya, Jamaluddin­ al-Bulqini, menjadi hakim agung dan ia sendiri menjadi wakilnya.

Tidak lama kemudian, pada Zulkaidah 827, Ibnu Hajar diturunkan dari jabatannya karena di antara kebijakannya ada yang tidak sejalan dengan kebijakan pe­merintah. Jabatannya digantikan Syekh al-Harawi­ yang juga tak bertahan lama. Selanjutnya Ibnu Hajar ditunjuk kembali menggantikan Syekh al-Harawi. Jabatan ini dipegangnya selama lebih dari 20 tahun.

Ibnu Hajar juga mendirikan kantor mufti di Dar al-‘Adl (811 H/1408–1409 M sampai ia wafat). Pada 826 H/1423 M ia mengambil alih administrasi­ perpustakaan al-Mahmudiyah. Ia juga menjadi khatib di al-Azhar dan di Masjid Amr bin As.

Ibnu Hajar populer karena karya ilmiahnya ter­utama dalam bidang ilmu hadis, misalnya Fath al-Bari fi Syarh al-Bukhari (Ulasan tentang Hadis Riwayat Bukhari). Karya besarnya ini mencapai puncak kejayaannya pada 833 H/1429–1430 M, ketika penguasa Timur di wilayah Fars (Iran) dan Sijistan, Syah Rukh, meminta penguasa Mesir, Barsbay, untuk memberikan beberapa salin­an kitab itu. Ibnu Hajar juga mendalami seni prosa dan puisi.

Karya lain dari Ibnu Hajar adalah al-Isabah fi Tamyiz as-sahabah, biografi orang yang berada di sekitar Nabi Muhammad SAW; Tahdzib at-Tahdzib dan Lisan al-Mizan, biografi­ orang yang mempunyai hubungan dengan hadis; Anba’ al-Gumr bi Anba’ al-‘Umr, rekaman peristiwa yang terjadi antara 773 H/1372 M dan 850 H/1446 M; dan Bulug al-Maram min Adillah al-Ahkam, kumpulan hadis hukum.

Artikel Ibnu Hajar yang lebih terperinci sudah banyak dihimpun para ilmuwan, baik muslim maupun orientalis, misalnya Brockelmann. Salah satu bukunya yang berjudul Bulug al-Maram min Adillah al-Ahkam sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan banyak digunakan sebagai buku pegangan di berbagai perguruan Islam di Indonesia.

Bahkan salah seorang murid Ibnu Hajar, as-Sakhawi, telah menulis biografinya dengan judul al-Jauhar wa ad-Durar fi Tarjamah Syaikh al-Islam Ibn hajar (Permata dan Mutiara yang Dapat Diperoleh­ dari Riwayat Ibnu Hajar).

Daftar Pustaka

al-Asqalani, Syihabuddin Abu Fadl Ibnu Hajar. ad-Durar al-KÎminah. Hyderabad:t.p, 1349 H/1930 M.
–––––––. Fath al-Bari fi Syarh al-Bukhari. Cairo: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladih, 1951.
–––––––. Syarh Nukhbah al-Fikr fi Mustalah Ahl al-Atsar. Cairo: Dar at-Tiba‘ah al-Muhammadiyah, t.t.
–––––––. Tahib at-Tahdzib. Beirut: Dar al-Fikr, 1984.
Brockelmann, Carl. History of the Islamic Peoples. London: Routledge & Kegan Paul Ltd., 1980.

Badri Yatim