Ibnu Babuwaih

(Khurasan, sekitar 311 H/923 M–Rayy, 381 H/991 M)

Ibnu Babuwaih adalah seorang teolog Islam dan penga­rang buku yang menjadi dasar ajaran Syiah Dua Belas. Menurut legenda, ia lahir dari hasil doa kepada Imam Mahdi. Pada 966 ia meninggalkan Khurasan menuju Baghdad. Ia cepat dikenal sebagai juru bicara dan tokoh intelektual­ Syiah Dua Belas.

Ibnu Babuwaih sebagai seorang ulama Syiah lebih dikenal dengan julukan as-Saduk. Ia adalah satu dari ulama terkenal­ yang mengumpulkan­ hadis Syiah. Ayah­nya adalah seorang saudagar kaya dan mempunyai tiga orang anak; yang tertua bernama Hasan, yang kedua Husein, dan yang ketiga Muhammad (Abu Ja‘far Muhammad bin Abul Hasan bin Ali bin Husain bin Musa al-Kummi atau Ibnu Babuwaih atau as-Saduk).

Keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik memungkinkan ketiga orang anaknya menuntut ilmu. Ketiga-nya tumbuh menjadi ulama di kalangan Syiah Itsna ‘Asyariyah (Syiah Dua Belas). Yang pa­ling terkenal di antara mereka adalah Muhammad, terutama dalam ilmu hadis.

Pada 355 H/966 M, Ibnu Babuwaih pergi meninggalkan Khurasan menuju Baghdad. Di sana ia mengajar beberapa cabang ilmu keagamaan. Tempatnya mengajar dikunjungi banyak ula­ma dan penuntut ilmu. Dari perguruannya ini ba­nyak lahir ulama Syiah. Dia sangat mahir dalam banyak cabang ilmu pengetahuan keagamaan. Daya­ ingatnya kuat.

Secara umum, ia dikenal sebagai orang yang cerdas, adil, bertanggung jawab, dan yang terpenting sebagai saka guru kepercayaan Syiah Dua Belas. Kehidupannya di Baghdad semasa­ dengan Sultan Rukn ad-Daulah dari Bani Buwaihi.

Kemasyhurannya sebagai ulama dan keahliannya­ dalam berbagai cabang ilmu agama di­topang dengan ke­giatan tulis-menulis. As-Saduk dikenal­ sebagai seorang pengarang produktif. At-Tusi (nama lengkapnya Muhammad bin Hasan bin Ali Abu Ja‘far at-Tusi, 995–1067), ahli fikih, menyebutkan ada 43 karya Ibnu Babuwaih, sedangkan­ an-Najasyi (seorang ulama Syiah dari Ethiopia) menyebut 193, dan an-Nafisi (seorang sastrawan dan sejarawan serta penerjemah­ buku asing ke dalam bahasa Persia) me­nyebut­ 241.

Daftar karyanya dapat dilihat dalam buku A. A. Fyzee yang berjudul Shiite Creed (Kepercayaan­ Syiah). Al-Khawansari (seorang dosen­ di Universitas Teheran) dalam bukunya Raudhah al-Jannah (Kebun Surga) menye­butnya sebagai se­orang pengarang terbesar pada masanya.

Karyanya yang paling penting dan paling berharga adalah Kitab Man La Yadhurruhu al-Faqih (Orang yang Tidak Disesatkan oleh Ahli Fikih). Kitab ini adalah satu dari empat kitab kumpulan hadis Syiah Dua Belas yang terkenal dengan julukan­ al-Kutub al-Arba‘ah (Kitab yang Empat). Tiga kitab lainnya adalah: (1) Al-Kafi (Kitab yang Sempurna), karya Abu Ja‘far Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini (w. 328 atau 329 H/939 M); (2) Tahdzib al-Ahkam (Pembinaan Hukum), dan(3) al-Istibsar (tuntutan untuk mengadakan penelitian),­ kedu-anya karya Muhammad bin Hasan bin Ali Abu Ja’far at-Tusi (w. 460 H/1067 M).

Karyanya yang lain adalah sebagai berikut:­ Ma‘ani al-Akhbar, juga merupakan sebuah kitab kumpulan hadis Syiah;‘Uyun Akhbar ar-Ridha, sebuah biografi Ali ar-Rida (Imam Syiah kedelap­an), ucapan dan ajarannya; Kitab Ikmal ad-Din wa Itmam an-Ni‘mah, sebuah kitab yang menjelaskan kepercayaan Syiah tentang Imam Tersembunyi atau Imam al-Muntazar; Risalah al-I‘tiqadat (tentang akidah); Kitab al-‘Amali (tentang syariah); dan Kitab at-Tauhid (tentang tauhid).

Daftar Pustaka

Ibnu Nadim. al-Fihris. Beirut: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1964.
an-Nafisi, Sa’id. Musadaqat al-Ikhwan. Teheran: t.p., 1325 H/1907 M.
an-Najasyi. Kitab ar-Rijal. Bombay: t.p., 1317 H/1899 M.

Badri Yatim