Harut dan Marut adalah dua malaikat yang disebut dalam surah al-Baqarah (2) ayat 102. Ada berbagai penafsiran tentang Harut dan Marut. Mufasir, seperti as-Suyuti, Abu Su’ud al-Hanafi, Syekh Ismail Haqqi, dan Ibnu Kasir, menegaskan bahwa Harut dan Marut adalah dua malaikat yang turun ke bumi. Mereka, kecuali Ibnu Kasir, mengemukakan beberapa kisah Harut dan Marut.
Al-Qur’an surah al-Baqarah (2) ayat 102 tentang Harut dan Marut berbunyi:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.’ Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat.”
As-Suyuti dalam sebuah kitabnya, ad-Durr al-Mantsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur (Mutiara yang Bertaburan dalam Tafsir al-Ma’sur), menyebutkan beberapa versi tentang Harut dan Marut yang disebutnya hadis Nabi SAW.
Dalam salah satu versi itu dikatakan bahwa Abdullah bin Umar bin Khattab mendengar sendiri cerita Nabi SAW sebagai berikut:
Suatu ketika para malaikat berkata, “Ya Tuhan, betapa sabarnya Engkau menghadapi dosa-dosa dan kesalahan manusia.” Tuhan menjawab, “Saya memberikan cobaan kepada mereka dan Saya bebaskan kalian dari cobaan.” Malaikat berkata, “Sekiranya kami berada di tempat manusia, kami tidak akan berbuat maksiat kepada-Mu.” Tuhan berkata, “Pilihlah dua malaikat dari kalian untuk dikirim ke bumi.”
Mereka lalu memilih dua malaikat yang bernama Harut dan Marut yang kemudian berangkat ke bumi. Kedua malaikat ini diberikan hawa nafsu syahwat oleh Allah SWT seperti yang ada pada manusia.
Sesampainya di bumi, keduanya mendatangi seorang wanita yang bernama Zahrah. Zahrah yang cantik jelita ini membuat mereka jatuh cinta. Namun mereka saling menyembunyikan perasaan cintanya.
Salah seorang bertanya kepada kawannya, “Apakah anda berperasaan sama seperti saya?” Kawannya menjawab, “Ya, benar.” Lalu mereka mendatangi Zahrah dan mengajaknya bermain cinta. Zahrah menolak ajakan mereka dan hanya mau menerima ajakan itu apabila mereka mengajarinya bacaan (isim) untuk naik dan turun langit.
Pada mulanya mereka menolak permintaan Zahrah itu. Akan tetapi, setelah Zahrah terus mengajukan syarat tersebut sebagai imbalan bermain cinta, akhirnya mereka ajarkan juga bacaan itu.
Dengan bacaan khusus tersebut, wanita ini dapat terbang ke langit. Sementara berada di langit, ia diubah Allah SWT menjadi bintang. Kemudian Allah SWT menghukum kedua malaikat itu dengan memotong sayap mereka. Keduanya lalu bertobat kepada Allah SWT.
Allah SWT memberi pilihan kepada mereka, yakni dikembalikan pada keadaan semula tetapi pada hari kiamat mendapat azab atau disiksa di dunia kemudian pada hari kiamat dikembalikan pada keadaan semula.
Seorang dari mereka berkata, “Siksaan dunia akan habis dan berakhir.” Akhirnya mereka memilih siksaan di dunia daripada di akhirat. Allah SWT kemudian menyuruh mereka datang ke Babilonia (kerajaan kuno meliputi daerah bagian selatan Mesopotamia). Di tempat ini mereka dimasukkan dalam sebuah sumur dan disiksa dalam keadaan telungkup sampai hari kiamat.
Dalam versi lain, yakni dari Ibnu Jarir dari Rabi’, disebutkan bahwa malaikat mengutuk manusia karena melakukan berbagai kemaksiatan dan kekufuran, membunuh sesamanya dengan zalim, makan harta haram, berzina, dan minum khamar.
Lalu Allah SWT menyuruh para malaikat itu memilih dua malaikat, yakni Harut dan Marut, untuk mengajar dan menasihati manusia. Akhirnya Harut dan Marut turun ke bumi untuk mengajar manusia agar tidak musyrik, berzina, membunuh, dan tidak melakukan maksiat.
Setelah sekian lama berada di bumi, mereka tertarik kepada perempuan cantik yang bernama Zahrah. Perempuan ini menyembah sebuah patung. Sebagai imbalan melayani mereka, Zahrah meminta kepada Harut dan Marut supaya menyembah patung itu juga. Namun keduanya menolak. Akhirnya sebagai syarat agar dapat diajak bermain cinta, Zahrah menyuruh mereka memilih salah satu dari tiga perbuatan: menyembah patung, membunuh orang, atau minum khamar.
Harut dan Marut mengetahui bahwa semua perbuatan itu terlarang, tetapi yang paling ringan menurut mereka adalah minum khamar. Mereka memilih minum khamar sampai mabuk. Dalam keadaan mabuk mereka berzina dengan perempuan itu. Pada waktu itu ada seseorang yang lewat dan melihat perbuatan mereka.
Karena takut orang ini membuka rahasia, akhirnya mereka membunuhnya. Dalam cerita selanjutnya, mereka bertobat kepada Allah SWT dan disuruh memilih siksa dunia atau akhirat. Mereka memilih siksa dunia.
Versi-versi tersebut menurut Ibnu Kasir adalah kisah Isra’iliyyah, yakni kisah yang berkembang tetapi diragukan kebenarannya. Mufasir belakangan dan di masa modern, seperti al-Qasimi, al-Maraghi, Muhammad Abduh, dan HAMKA berpendapat bahwa cerita itu tidak masuk akal.
Al-Qasimi dalam Mahasin at-Ta’wil (Kebagusan Takwil) berpendapat bahwa Harut dan Marut adalah dua orang manusia yang berpura-pura saleh dan takwa yang mengajarkan ilmu sihir. Karena sihir, mereka dianggap malaikat oleh orang banyak dan sihirnya dianggap wahyu Allah SWT. Mereka adalah penipu yang menyebut diri sebagai fitnah.
Adapun al-Maraghi dalam Tafsir al-Maragi sama sekali tidak menyebut satu pun kisah itu, tetapi menyebut bahwa Harut dan Marut adalah manusia yang memiliki sifat mulia sehingga diserupakan dengan malaikat. Abdullah Yusuf Ali dalam The Holy Qur’an (Al-Qur’an yang Suci) menganggap Harut dan Marut sebagai manusia saleh yang dipuja sebagai dewa sihir di Babilonia.
Ia juga menyebut adanya cerita dalam tafsir Yahudi tentang cerita dua malaikat yang minta izin Tuhan untuk turun ke bumi, kemudian melakukan dosa sehingga disiksa dengan kaki digantung di Babilonia. Cerita tentang malaikat yang berdosa dan disiksa juga dipercayai orang Kristen.
Daftar Pustaka