Daud, Nabi

Nabi Daud AS adalah salah seorang utusan Allah SWT dari Bani Israil. Allah SWT melimpahinya dengan kenabian dan kerajaan. Jadi selain sebagai nabi, ia juga raja.

Nabi Daud AS merupakan anak bungsu dari tiga belas bersaudara. Ayahnya bernama Yisya. Ia keturunan­ ke-13 dari Nabi Ibrahim AS dan bermukim di Betlehem.

Ketika mulai dewasa, Nabi Daud AS dan dua kakaknya ikut berperang melawan pasukan Jalut dari Filistin (Palestina) yang menjajah Bani Israil. Mereka berhasil mengalahkan Jalut, sehingga Daud dinikahkan dengan Mikyal, putri raja Talut.

Setelah raja Talut menanggalkan mahkota kerajaannya, Nabi Daud AS dinobatkan menjadi raja Bani Israil ketika masih berusia di bawah 30 tahun (QS.38:26). Ia kemudian menjadikan Baitulmakdis (Yerusalem) ibukota kerajaannya. Kerajaan-nya mendapat pengukuhan dari Allah SWT (QS.38:18–20).

Ia sangat tekun beribadah dan memerintah dengan jujur serta bijaksana sehingga rakyatnya menjadi makmur. Akan tetapi tidak berarti ia tidak mempunyai tantangan. Rakyatnya banyak pula yang durhaka.

Suatu ketika rakyatnya bersepakat untuk melanggar­ ketentuan yang menyatakan hari Sabat sebagai hari besar untuk Bani Israil, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Musa AS. Hari itu dikhususkan untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT, menyucikan­ hati dan pikiran dengan berzi­kir dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, serta memperbanyak­ amal.

Pada hari Sabat diharamkan melakukan kesibukan yang bersifat duniawi­. Nabi Daud AS mem­pertahankan larangan itu bagi seluruh Bani Israil. Daud meminta agar bangsa Israil menyucikan hari Sabat.

Penduduk desa Ailat di tepi Laut Merah juga mematuhi perintah itu. Pada hari Sabat mereka tidak menangkap dan berdagang ikan. Tetapi pada setiap hari Sabat justru banyak ikan di laut menampakkan diri. Akhirnya ada juga penduduk Ailat yang tidak dapat menahan diri dan melanggar larangan itu. Hari Sabat mereka gunakan untuk mengumpulkan ikan.

Daud kemudian berdoa kepada Allah SWT agar mereka diberi ganjaran dengan siksa dan azab setimpal. Doa itu dikabulkan oleh Allah SWT. Wajah mereka berubah menjadi amat buruk lalu terjadilah gempa bumi dahsyat yang mem-binasakan mereka yang membangkang serta mengabaikan hari Sabat. Kisah ini diriwayatkan dalam surah al-A‘raf (7) ayat 163–166.

Ketika berusia 40 tahun, Nabi Daud AS menerima risalah kenabian. Allah SWT menurunkan kitab Zabur bagi Nabi Daud AS. Selain itu ia dikaruniai beberapa keistimewaan serta mukjizat. Keistimewaan yang dimiliki Nabi Daud AS adalah suara yang sangat merdu.

Ketika mendengar Daud melagukan ayat kitab Zabur, orang dan jin yang sakit menjadi sembuh, burung terbang mendekat, angin menjadi tenang, serta setiap pagi dan senja gunung bertasbih atas perintah Allah SWT mengikuti­ tasbihnya.

Nabi Daud AS juga memahami ba­hasa burung. Binatang ini juga mengikuti tasbih Nabi Daud AS. Allah SWT juga memberinya mukjizat berupa kekuatan untuk melunakkan besi tanpa pertolongan api. Daud juga dikaruniai ilmu pengetahuan dan kepandaian untuk menghakimi suatu perkara secara bijaksana.

Kerajaannya amat kuat dan belum pernah sekali pun terkalahkan. Sebaliknya, Nabi Daud AS selalu mendapatkan kemenangan atas semua lawannya. Ia menduduki takhta kerajaan selama 40 tahun (1010–970 SM) dan dianugerahi usia 100 tahun 6 bulan.

Kisah Nabi Daud AS dalam Al-Qur’an juga terdapat dalam beberapa surah antara lain surah al-Baqarah (2) ayat 246–252, surah an-Nisa’ (4) ayat 163, surah al-Ma’idah (5) ayat 78, surah al-An‘am (6) ayat 84, surah al-Isra’ (17) ayat 55, surah al-Anbiya’ ayat 78 dan 80, surah an-Naml (27) ayat 15–16, dan surah Saba’ (34) ayat 10–11.

Daftar Pustaka

Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.
Daruzah, Muhammad Izzah. Sirah ar-Rasul. Cairo: Matba‘ah ‘Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1965.
an‑Naisaburi, Abu Ishak Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim. Qasas al‑Anbiya’.Singapura: Sulainian Nar’i, t.t.
as-Sa’labi, al-Imam bin Ishaq Ahmad bin Ibrahim. Qisas al-Anbiya’ al-Musamma bi al-‘Ara’is. Beirut: asy-Sya‘biyah, t.t.
asy-Syami, Muhammad Yusuf as-Salihi. Subul al-HudÃŽ wa ar-RasyÃŽd. Cairo: Jumhuriyah Misr al-Arabiyah li Jinnah Ihya at-Turas al-Islami, 1973.

Nasaruddin Umar