Buddha

Buddha adalah agama yang lahir dari ajaran Siddharta Gautama atau Buddha Gautama (560–480 SM) di India. Buddha tersebar ke Asia tengah dan tenggara, Cina, Korea, dan Jepang, dan pernah berperan penting dalam kehidupan spiritual, kultural, dan sosial dunia Timur. Sejak abad ke-20 Buddha sudah tersebar ke Barat.

Secara etimologis Buddha berarti “orang yang sadar”, “yang bangun”, atau “yang memperoleh pencerahan”. Selain sebagai nama agama, Buddha juga merupakan gelar yang diberikan kepada Siddharta Gautama, yakni pendiri agama Buddha.

Pada awalnya Siddharta Gautama adalah seorang pangeran yang lahir dan dibesarkan dalam kehidupan serba mewah di sebuah kerajaan di India timur laut (sekarang Nepal) pada abad ke-6 SM. Siddharta berarti “keinginan yang terpenuhi”. Dia lahir dari seorang permaisuri yang bernama Maya, istri Raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilavastu.

Siddharta juga dikenal dengan sebutan Gautama yang dinisbatkan kepada nama keluarganya. Proses pencerahan berawal ketika ia melihat seorang tua renta, orang sakit, dan orang mati di luar tembok istana. Ia juga melihat seorang manusia suci yang meninggalkan keduniawian demi mencari kebenaran.

Pengalaman ini membuat Siddharta Gautama sangat menderita secara batin, kemudian mendorong tekadnya untuk meninggalkan keluarga, harta miliknya, serta seluruh kemewahan hidup. Semua itu dilakukan untuk melepaskan diri dari penderitaan batin tersebut.

Setelah melewati kegagalan dan kekecewaan di sepanjang proses pencariannya, ia kemudian menemukan “jalan tengah” (majjhima patipada), yaitu menghindari dua praktek ekstrem:

(1) pemuasan nafsu berlebihan yang menghalangi perkembangan batin manusia dan

(2) penyiksaan diri di luar batas yang melemahkan kesadaran.

Pada saat melakukan meditasi di bawah pohon bodhi, Siddharta akhirnya merasa mencapai alam pencerahan, nirwana, yakni sebuah keadaan batin yang damai sempurna serta terbebas dari nafsu dan penderitaan. Setelah memperoleh pencerahan, ia dikenal dengan nama Sakyamuni (guru dari suku Sakya), dan ia sering kali menyebut dirinya Tathagata (seorang yang datang untuk mengajar).

Ia mulai mengajarkan kebenaran baru yang diperolehnya dengan mengumpulkan orang yang rela mengikutinya sebagai rahib, biksu atau muni; di antara mereka terdapat lima orang murid yang kemudian menjadi sangha (pendeta Buddha) pertama.

Aktivitas pengajarannya kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengembaraan yang diikuti para murid terdekatnya sampai akhir hayatnya. Sang Buddha wafat pada usia 80 tahun, jenazahnya dibakar dan abunya disimpan dalam sebuah bangunan berbentuk genta yang disebut stupa, seperti tampak pada candi Buddha.

Sekitar 2 abad setelah kematian Sang Buddha, agama Buddha tersebar ke berbagai bagian dunia dengan dukungan Raja Asoka (232 SM; raja ke-3 Di-nasti Maurya dari Kerajaan Magadha, India). Agama Buddha, yang berasal dari sebuah sekte keagamaan yang tidak puas dengan sistem upacara keagamaan Brahmana (Hindu) yang terlampau kaku, berkembang menjadi sebuah agama besar dunia. Penganut agama Buddha di seluruh dunia kini sekitar 500 juta orang.

Buddha dalam bentuk asalnya merupakan ajaran untuk melepaskan diri dari beban sengsara (samsara dalam agama Hindu), kepercayaan akan lingkaran hidup, dan penjelmaan kembali tiada henti.

Inti ajarn Buddha adalah Empat Kebenaran Mulia: kebenaran dukkha, samudaya, nirodha, dan marga. Hidup dalam bentuk apa pun adalah penderitaan (dukkha). Penderitaan ditimbulkan oleh sebab (samudaya) dan sebab itu adalah keinginan.

Penderitaan akan berakhir apabila ada pemadaman (nirodha) keinginan. Pemadaman itu dilakukan dengan jalan (marga) yang berjumlah delapan, yang disebut Jalan Kehidupan Beruas Delapan:

(1) pengertian dan pandangan yang benar,

(2) cita-cita yang benar,

(3) perkataan yang benar,

(4) perilaku yang benar,

(5) penghidupan yang benar,

(6) usaha yang benar,

(7) perhatian yang benar, dan

(8) kontemplasi yang benar. Buddha mengajak pengikutnya untuk melakukan dhyana (konsentrasi) dan samadhi (meditasi).

Dengan cara ini, seseorang siap menerima budi, yaitu hilangnya kesadaran individualitas kepribadian, sehingga terbebas dari karma dan sengsara serta dapat memasuki nirwana.

Kitab suci Buddha adalah Tripitaka yang terdiri atas tiga bagian yang disebut Pitaka (keranjang):

(1) Sutra Pitaka atau Sutta Pitaka yang berisi dharma (damma) atau ajaran Buddha,

(2) Winaya Pitaka yang berisi tata tertib sangha atau jemaah dan kehidupan biksu sehari-hari, dan

(3) Abhidharma Pitaka atau Abhidhamma Pitaka yang berisi ajaran yang lebih mendalam mengenai hakikat serta tujuan hidup manusia dan pengetahuan yang membawa pada kelepasan.

Agama Buddha tidak mengenal sukma pribadi yang abadi; manusia itu merupakan suatu kumpulan daya dan anasir yang susunannya selalu berubah karena pengaruh karma sendiri dan karma orang lain. Umat Buddha sendiri terbagi ke dalam beberapa kelompok dan sekte yang memiliki doktrin, ritual, dan kitab suci tersendiri.

Pertama, aliran Theravada atau Hinayana yang berkembang di Sri Lanka, Myanmar (Burma), Thailand, Kamboja, dan Laos. Aliran ini menekankan pembebasan diri dari penderitaan batin guna meraih kesempurnaan spiritual dengan meninggalkan kehidupan dunia dan hidup sebagai biku, yakni membaktikan diri dengan meditasi dan belajar di biara.

Kedua, aliran Mahayana yang umumnya ditemui di negara Cina, Korea, Jepang, dan juga Vietnam. Konsep dasar aliran ini adalah bahwa cinta dan kasih Buddha begitu besarnya sehingga dia tidak akan menyembunyikan keselamatan bagi orang lain tetapi hanya menangguhkan nirwana untuk membantu dan mengajak orang lain dalam usaha mencapai budi. Dari aliran Mahayana ini muncul pula sekte-sekte lain seperti sekte Pure Land dan Buddha Zen.

Ketiga, aliran Mantrayana atau Vajrayana yang terdapat di Tibet. Aliran ini menekankan penggunaan mantra, ritual, doa, magi, dan spiritisme dalam beribadah. Aliran ini disebut juga Buddha Tibet atau Lamaisme. Ketika agama Buddha sudah tersebar luas ke bagian dunia lain, di India sendiri agama ini justru mengalami penurunan.

Para biksu mulai kehilangan kontak dengan pengikut pada lapisan bawah karena terjebak dalam pencarian filosofis dan metafisik, ditambah lagi karena pengaruh unsur agama Hindu yang semakin meluas mempercepat kematian agama Buddha di India. Pada akhir abad ke-12 lenyaplah agama Buddha dari bumi India.

Penyebaran agama Buddha ke Indonesia, khususnya Sumatera dan Jawa, dapat dilihat dari catatan Fah Hsien (musafir Cina). Pada 414 ia menetap selama 5 bulan di Jawa dan melihat banyak penganut agama Brahmana serta sedikit Buddha.

Biara dalam agama Buddha menjadi pusat pendidikan agama Buddha, terutama pada masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Selama beberapa abad, biara terkenal sebagai pusat ilmu dan kebudayaan.

Di sana para sarjana dari berbagai negara belajar dan bertukar pikiran tentang ajaran agama Buddha. Seorang yang sangat masyhur, antara lain Dharmapala dari India (abad ke-7), juga mendakwahkan ajaran Mahayana di Kerajaan Sriwijaya.

Daftar Pustaka

Eliade, Mircea, ed. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan Publishing Company, 1987.
Hadikusuma, Hilman. Antropologi Agama: Pendekatan Budaya terhadap Aliran Kepercayaan, Agama Hindu, Buddha, Konghuchu di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.
Honig Jr., A.G. Ilmu Agama. Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966.
International Bible Students Association. Watch Tower Bible and Tract Society of New York. New York: New York Inc., 1990.
Mahatera, Naradha. Sang Buddha dan Ajarannya. Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama, 1996.
Smart, Ninian. The Religious Experience of Mankind. New York: Charles Scribners Son, 1961.

Rifki Rosyad