Ba’ath, Partai

(Ar: Hizb al-Baas)

  “Hizb al-Ba’as berarti Partai Kebangkitan. Ba’ath adalah partai politik Arab sosialis di Timur Tengah, khususnya di Irak dan Suriah,­ yang didirikan Michel Aflak (seorang­ Katolik dari Suriah) pada 1940. Nama awalnya adalah Gerakan Ba’ath Arab. Pada 7 April 1947 dianggap sebagai tanggal resmi berdirinya namanya diubah menjadi Partai Sosialis Arab Ba’ath.”

Berdirinya partai ini dilator belakangi oleh lemahnya­ dan hancurnya kekuatan ideologi nasiona­lisme­ Arab. Partai ini berusaha menghimpun dan membangkitkan kembali kesadaran akan kesanggupan­ bangsa Arab dalam meng­hadapi kekuatan­ kolonial, seperti Inggris dan Perancis.

Sejak kelahirannya, Partai Ba’ath telah mencanangkan sosialisme moderat yang antikomunis. Tujuan perjuangan­ nya ialah menuntut kebe­basan­ dari segala bentuk tekanan dan penjajah­an, seperti pemilihan yang bebas, pers yang bebas, kemerdekaan­ berbicara, dan kemerdekaan berseri­­ kat. Perjuangan partai didasari oleh tiga sasaran­ utama, yaitu persatuan, kemerdekaan, dan sosialisme­.

Partai Ba’ath membangun kekuatan dengan membang­kitkan semangat kearaban. Dengan upaya membakar se­mangat dan emosi massa, partai melaku­kan­ gerakan yang bersifat radikal dan revolusioner, menentang kebijaksanaan politik pe­merintah­ yang tidak sejalan dengan pan­dangan partai.

Pada 1941 Partai Ba’ath mendukung gerakan revolusi Rasyid al-Gilani yang anti-Inggris­ di Irak. Pada tahun 1945 partai mengerahkan­ kekuatan­ bersenjata sukarela­ untuk menentang tindakan agresi Perancis di Suriah. Partai juga menerbitkan­ surat kabar bawah tanah (1945–1946) sebagai alat untuk menggalang kekuatan massa.

Pada tanggal 4 April 1947, partai menyelenggarakan kongres pertama di Damascus dengan memakai slogan “One Arab Nation with an Immortal Mission” (Satu Bangsa Arab dengan Satu Misi Abadi). Pada waktu inilah nama Gerakan Ba’ath Arab menjadi Partai Sosialis Arab Ba’ath.

Ketika Israel melakukan aneksasi atas wilayah Arab Palestina, partai mengirim bantuan kekuatan bersenjata untuk melawan Israel. Pada tahun 1949 partai melakukan gerakan bawah tanah untuk menghadapi kudeta militer di Suriah.

Pada tahun 1950 partai menentang deklarasi Inggris-Amerika Serikat-Perancis mengenai Timur Tengah. Dengan dukungan masyarakat, pada tahun 1954 partai muncul ke permukaan dengan publikasi melalui surat kabar resminya, setelah beberapa waktu mendapat tekanan dari pemerintahan Kolonel Shishakly.

Pertemuan terbuka di Damascus dan kongres kedua (1958) diselenggarakan dengan menetapkan Michel Aflak sebagai sekretaris jenderal kepemimpinan nasional ASBP. Pada kongres ketiga di Beirut, Partai Ba’ath mendukung revolusi Aljazair. Tahun 1960 dan 1962 diselenggarakan kongres keempat dan kelima, dengan menghasilkan beberapa keputusan, antara lain mendirikan cabang partai di Damascus.

Sejak Juli 1968 Partai Ba’ath secara resmi terbagi dan mempunyai dua komando nasional yang bersaing, satu di bawah pengaruh Suriah dan lainnya di bawah pengaruh Irak. Konflik dalam Partai Ba’ath tidak bersifat ideologis. Suriah menginginkan partai ini berkembang secara bertahap dengan pengelompokan di wilayah Arab Mediterania (sekitar Damascus), sedangkan Baghdad ingin menjadikan Irak sebagai negara federatif Arab.

Ini merupakan konflik persaingan ambisi antara dua pemimpin, Hafez al-Assad dari Suriah dan Saddam Husein dari Irak. Konflik tersebut menjelaskan mengapa upaya penyatuan kembali sejak Oktober 1978 hingga Juli 1979 mengalami kegagalan.

Setelah mengalami kemunduran beberapa waktu, pada tahun 1967 partai berhasil memobilisasi­ kekuatan massa untuk mendukung pendirian Palestina merdeka. Pada ulang tahun ke-30, partai mendapat sambutan hangat dari massa, sehingga beberapa poster yang berukuran besar dari tokoh partai, seperti Michel Aflak, Jenderal Ahmad Hasan al-Bakr (presiden Irak, 1968–1979), Jenderal Sibli al-Aysami, dan Jenderal Saddam Husein (presiden­ Irak, 1979–2003), diarak keliling Irak.

Partai Ba’ath menguasai politik di Suriah dan Irak. Namun bersamaan dengan jatuhnya pemerintahan Saddam Husein (April 2003), Partai Ba’ath sudah tidak lagi berkuasa di Irak. Selain itu, Partai Ba’ath juga memiliki beberapa cabang di Yordania, Libanon, dan beberapa negara lainnya di Timur Tengah.

Daftar Pustaka

Abu Jeber, Kemal S. The Arab Ba’th Socialist Party: History, Ideology, and Organ- ization. Syracuse, NY.: Syracuse University Press, 1966
Anderson, Edward W., and Rashidian, Khalil H. Iraq and the Continuing Middle East Crisis. London: Pinter Publisher, 1991.
Directorat General of Information. Iraq Today. Baghdad: al-Huria Printing Kouse, 1977.
Devlin, F. John. The Ba’th Party: A History from Its Origins to 1966. Stanford: Hoover    Institution Press, 1976.
Elliot, M. Independent Iraq: The Monarchy and British Influence 1941–1958. London: Tauris Academic Studies, 1996.
al-Hasani, Abdul ar-Raziq. Tarikh al-‘Iraq as-Siyasi. Baghdad: t.p., 1948.
Jervis, Khalidi, “Iraq vs Kuwait: Claims and Counterclaims,” The Gulf War Reader: History, Document and Opinions. New York: Random House, 1991.
al-Khalil, Samit, Republic of Fear: The Inside Story of Saddam’s Iraq. New York: Pantheon,  1989.
al-Suwaydi, Tawfiq. Muzakkirat Nifs Qarn min Tarikh al-Iraqi wa al-Qadiyya al-‘Arabiyyah.   Beirut: Dar al-Fikr al-Ilmiyah, 1969.
Torrey, Gordon. “The Ba’th: Ideology and Practice,” Middle East Journal, Vol. 23, No. 4, 1969.
Tripp, C. Iraq: The Gulf Conflict and The World Community. London: Brossey’s Center for    Defence Studies, 1993.
Tsur, Avraham ben. “The Noe-Ba’th Party of Syria,” Journal of Contemporary History, 28, 1968.

Utang Ranuwijaya