Imam az-Zahabi dikenal sebagai seorang ulama besar yang menguasai beberapa bidang ilmu keislaman, seperti hadis, tafsir, dan ilmu qiraah.
Nama lengkapnya adalah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Qayimaz bin Abdullah az-Zahabi. Ayahnya, Ahmad bin Usman, adalah tukang besi yang terkenal ahli menempa emas, sehingga digelari adz-zahabi (Tukang Emas). Az-Zahabi merupakan sebutan yang disandarkan kepada profesi ayahnya.
Az-Zahabi berasal dari keluarga Turkimaniyah, sebuah daerah di Anatolia (Turki). Ia hidup di tengah keluarga yang berilmu. Kondisi seperti ini membentuk dan mempengaruhi kepribadiannya untuk menyenangi ilmu pengetahuan.
Ia mulai menaruh perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan ketika berusia 18 tahun. Pengaruh lingkungan keluarganya yang berilmu dan perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan mendorongnya untuk menuntut ilmu ke berbagai negeri.
Sejak usia itu, sebenarnya ia sudah mempunyai kemauan keras untuk menuntut ilmu ke negeri lain dan berguru kepada para guru di luar daerahnya. Akan tetapi keinginan itu tidak didukung ayahnya.
Baru setelah berusia 20 tahun, atas restu dan dukungan ayahnya, ia mulai mengadakan perjalanan ke berbagai kota, antara lain Damascus, Haleb (Aleppo), Mekah, dan Madinah. Dalam perjalanannya itu ia selalu ditemani ayahnya atau orang kepercayaannya.
Pada 693 H ia melakukan perjalanan ke berbagai kota terkenal di Suriah, seperti Baalbek, Ramlah, al-Qads, dan Tabuk dengan maksud untuk menuntut ilmu ke beberapa guru dan syekh, antara lain an-Nasibi, seorang ahli hadis.
Pada 695 H, melalui Palestina ia menuju Iskandariyah dan Bilbeis (Mesir). Di sini ia berguru kepada beberapa ahli qiraah, antara lain Jamaluddin Abu al-Abbas dan Ahmad bin Muhammad bin Abdullah al-Halbi, yang terkenal dengan nama Ibnu az-Zahiri. Pada 698 H ia menuju Mekah guna menunaikan ibadah haji.
Selama berada di tanah haram (Mekah dan Ma-dinah), Arafah, dan Mina, ia berguru kepada beberapa guru, antara lain Ibrahim bin Muhammad bin Ibrahim Abu Ishaq at-Tabari al-Makki asy-Syafi‘i (ahli fikih dan hadis, 636–722 H), Abdullah bin Muhammad bin Abi Bakr at-Tabari al-Makki asy-Syafi‘i (imam Masjidilharam dan ahli qiraah, 629–691 H), dan Muhammad bin Abi Bakr bin Khalil bin Ibrahim al-Qurasyi al-Makki (ahli hadis dan ahli fikih Mazhab Syafi‘i).
Dalam perjalanannya menuntut ilmu, ia berguru ke sejumlah guru-guru dalam berbagai bidang ilmu keislaman. Ia pernah tinggal bersama Alauddin Ali bin Muhammad al-Halabi, seorang ulama di Haleb yang terkenal dengan nama al-Basis selama 4 tahun.
Ia belajar ilmu qiraah kepada Syekh Jamaluddin Abu Ishaq Ibrahim bin Dawud al-Asqalani, yang terkenal dengan nama al-Fadili, dan kepada Syekh Jamaluddin Abu Ishaq Ibrahim bin Gali ad-Dimasyqi. Dalam waktu yang bersamaan, ia juga berminat mempelajari ilmu hadis dan untuk itulah kemudian ia berguru kepada sejumlah ahli yang menguasai bidang ilmu ini.
Ketekunan belajar hadis menyebabkannya ahli di bidang ini. Karena itu, ia pernah menjadi guru besar di bidang hadis di beberapa sekolah terkenal di Suriah, antara lain sekolah Masyhad ‘Urwah, Dar al-Hadis an-Naqiyah, Dar al-Hadis at-Tankiriyah, Dar al-Hadis at-Tanakkuziyah, dan Dar al-Hadis al-Fadiliyah at-Tanakkuziyah.
Keahlian az-Zahabi dapat dilihat dalam berbagai karya ilmiah yang telah ditulisnya mengenai beberapa bidang ilmu pengetahuan, antara lain bidang qiraah, hadis, dan sejarah. Karyanya di bidang qiraah mencakup antara lain at-Talwiht fi ‘Ilm al-Qira’at (Beberapa Catatan tentang Ilmu Qiraah). Karyanya di bidang ilmu hadis merupakan yang terbanyak, antara lain:
(1) al-‘Adzb as-Salal fi al-hadits al-Musalsal (Air Tawar dalam Hadis Musalsal),
(2) al-Muwaqqizah fi ‘Ilm Mustalah al-hadits (Pembangkit dalam Ilmu Mustalah Hadis),
(3) Ahadits as-sifat (Hadis tentang Sifat Tuhan),
(4) Juz’ min salah at-Tasbih (Bagian dari Salat Tasbih),
(5) at-tibb an-Nabawi (Pengobatan menurut Sunah Nabi),
(6) Tajrid Asma’ as-sahabah (Pengungkapan Nama Sahabat),
(7) al-Kasyif fi Asma’ Rijal al-Kutub as-Sittah (Penyingkap Nama Perawi Hadis dalam Kitab Hadis Enam),
(8) Mizan al-I‘tidal fi Naqd ar-Rijal (Ukuran Kestabilan dalam Mengkritik Perawi Hadis),
(9) al-Mugni fi ad-du‘afa’ (buku tentang perawi yang lemah dalam meriwayatkan hadis),
(10) at-Tamassuk bi as-Sunan (Berpegang kepada Sunah Nabi), dan
(11) Mu‘jam asy-Syuyukh (Ensiklopedi Guru Hadis).
Kitab terakhir ini menjadi ensiklopedi lengkap dalam pengungkapan sejumlah guru hadis az-Zahabi. Karyanya di bidang sejarah ialah Tarikh al-Islam wa Mukhtasar Duwal al-Islam (Sejarah Islam dan Ringkasan Negara Islam) dan Akhbar Qudat Dimasyq (Sejarah Hakim di Damascus).
Daftar Pustaka
az-Zahabi, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Usman. Mu‘jam Syuyukh adz-zahabi. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1990.
az-Zuhaili, Muhammad. Marja‘ al-‘Ulum al-Islamiyyah. Damascus: Dar al-Ma‘rifah, t.t.
A Thib Raya