Asy-Syirazi, Qutubuddin

(Syiraz, Iran, 634 H/1236 M–Tabriz, 710 H/1311 M)

Qutubuddin asy-Syirazi adalah seorang ahli di berbagai bidang ilmu, seperti astronomi, kedokteran, fisika, filsafat, dan ilmu agama. Ia juga seorang komentator dan penulis muslim ternama. Nama lengkapnya adalah Qutubuddin asy-Syirazi Mahmud bin Mas‘ud bin Muslih.

Asy-Syirazi yang lahir dari keluarga­ dokter mendapat latihan awal dalam bidang­ medis dari orangtuanya sendiri, Diyauddin Mas‘ud al-Kaziruni, di rumah sakit­ di Syiraz. Ayahnya meninggal ketika ia berusia 14 tahun, setelah itu ia menjadi anak asuh pamannya: Kamaluddin Khair al-Kaziruni,­ Syarifuddin az-Zaki ar-Rusykani, dan Syamsuddin al-Kutu-bi. Asy-Syirazi menjadi seorang sufi juga berkat pengaruh ayahnya. Dalam bidang sufisme, ia belajar­ antara lain kepada Sadruddin al-Qonyavi di Qonya.

Asy-Syirazi adalah seorang komentator utama­ atas karya medis Ibnu Sina. Komentarnya tentang Qanun (Canon) karya Ibnu Sina termasuk paling banyak dibaca. Ia juga komentator ternama atas doktrin iluminasi dari Syihabuddin as-Suhrawardi (w. 1191), seorang ahli tasawuf.

Di Maraghah (Azerbaijan) dia bekerja di observatorium. Observatorium ini digabung dengan sebuah­ perpustakaan yang mempunyai koleksi sebanyak­ 400.000 buku, dan dilengkapi dengan berbagai instrumen astronomi, termasuk kuadran mural­ dengan radius kira-kira 430 cm.

Observatorium Maraghah bukan hanya sekadar tempat observasi astronomi, melainkan juga merupakan lembaga ilmiah majemuk, tempat mengajar hampir semua cabang sains, dan tempat berkumpul beberapa saintis paling terkenal pada periode Abad Pertengah­an­.

Di observatorium ini asy-Syirazi berjasa dalam penemuan sebab sebenarnya dari pe­langi. Ia aktif melakukan pengamatan dan ekspe­rimen,­ dan dengan cara begitu ia ber­ usaha menganalisis­ makna dari aspek nyata alam.

Di Maraghah ia belajar kepada Nasiruddin at-Tusi. Asy-Syirazi telah menghasilkan karya-karya penting dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan mengembangkannya secara lebih terperinci yang me­rupakan perpaduan penting dari yang telah­ dilaku­kan­ at-Tusi. Sebagai seorang astronom,­ asy-Syirazi menyelesaikan teori model planet­ baru yang mula-mula diperkenalkan at-Tusi, dan berbeda dengan teori planet Ptolemaeus.

Pada awal abad ke-8 H/14 M ia diikuti oleh Rasyiddin Fadlallah, seorang menteri terpelajar dari Dinasti Ilkhan, yang menulis sejarah paling tepercaya mengenai periode Mughal dan juga satu ensiklopedi medis. Salah seorang lagi muridnya yang terkenal adalah Kamaluddin Farisi (w. 1320) yang menulis tentang optik Ibnu Haitam yang nilai­nya­ sama dengan­ karya Ibnu Haitam dan barang­kali lebih asli.

Asy-Syirazi mengarang banyak karya menge­nai optik, geometri, astronomi, geografi, filsafat, dan ilmu agama. Dalam bukunya Nihayah al-Idrak fi Dirayah al-Aflak (Pengertian Tertinggi mengenai­ Pengetahuan tentang Kawasan), asy-Syirazi membahas masalah geografi yang erat kaitannya dengan astronomi, dan meliputi juga persoalan­ gerak­ bumi.

Karena kepandaian asy-Syirazi dalam berbagai disiplin ilmu, Abu al-Fida (1273–1331), seorang­ ahli sejarah, memberinya gelar al-mutafannin, artinya terdidik dalam banyak bidang­ ilmu.

Daftar Pustaka

Arsyad, M. Natsir. Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah. Bandung: Mizan, 1990.
Hodgson, Marshal G.S. The Venture of Islam. Chicago: Chicago University Press, 1974.
Nasr, Husein. Science and Civilization in Islam. Cambridge: Harvard University Press, 1968.
asy-Syirazi, Qutubuddin. “Risalah fi Tahqiq ‘Alam Mitsal”, The Philosophy of Quthb ad-Din asy-Syirazi. Vol. 3. Cambridge: Harvard University, 1983.

Zuhad