Ar-Ramahurmuzi adalah seorang ahli hadis terkemuka dan sastrawan Arab pada abad ke-3 dan ke-4 H. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Abdurrahman bin Khallad ar-Ramahurmuzi atau lebih dikenal dengan nama Abu Muhammad ar-Ramahurmuzi.
Sejak kecil ar-Ramahurmuzi telah menekuni bidang hadis dan ilmu hadis, sehingga berkat ketekunan dan kece merlangan pikirannya dalam usia muda ia telah dianggap sebagai ahli hadis oleh ulama.
Menurut Muhammad Ajaj al-Khatib, guru besar hadis dan ilmu hadis di Universitas Damascus (Suriah), ar-Ramahurmuzi berguru kepada 200 orang ahli hadis di zamannya dalam usaha memperdalam bidang hadis dan ilmu hadis.
Gurunya itu antara lain ayahnya sendiri, Abu Husain Muhammad bin Husain al-Wadi’i (w. 296 H/909 M), Abu Ja‘far Muhammad bin Abdillah al-Hadrami (202 H/818 M–297 H/910 M), Abu Bakr Ja‘far bin Muhammad al-Faryabi (207 H/823 M–307 H/920 M), Abu Yahya Zakaria bin Yahya bin Abdillah as-Saji (217 H/832 M–307 H/920 M), Abu Ja‘far Muhammad bin Usman bin Abi Syaibah (w. 297 H/910 M), Abu al-Qasim Abdillah bin Muhammad bin Abdul Aziz al-Bugawi (214 H/829 M–317 H/929 M), Abu al-Hasan Ali bin Rawhan ad-Daqa (w. 301 H/914 M), dan Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sa‘id al-Kufi (249 H/863 M–332 H/944 M).
Sebagai seorang ahli hadis dan sastrawan yang hidup pada masa Dinasti Buwaihi berkuasa, ar-Ramahurmuzi dikenal sebagai seorang ilmuwan yang dekat dengan penguasa, khususnya Adud ad-Daulah (w. 372 H/983 M), al-Mahlabi (291 H/904 M–352 H/963 M), dan Abu al-Fadl bin al-Amid (w. 360 H/971 M). Ketiganya sering mengajak ar-Ramahurmuzi untuk berdiskusi dalam masalah-masalah hadis dan sastra Arab; bahkan Abu al-Fadl bin al-Amid sering melakukan tanya jawab melalui surat dengan ar-Ramahurmuzi.
Oleh karena itu, menurut Muhammad Ajaj al-Khatib, tidak mengherankan jika ar-Ramahurmuzi kemudian diangkat oleh penguasa Dinasti Buwaihi sebagai kadi (hakim) di Khuzistan, tetapi tidak dijelaskan kapan ia diangkat menjadi kadi.
Di samping mengajar para peminat hadis dan ilmu hadis, ar-Ramahurmuzi menulis beberapa karya ilmiah di bidang hadis dan sastra Arab. Muhammad Ajaj al-Khatib mengata kan bahwa ar-Ramahurmuzi menghasilkan 15 karya ilmiah.
1) Adab al-Mawa’id, membahas beberapa permasalahan yang berkaitan dengan sastra Arab.
2) Adab an-Natiq (Retorika).
3) Imam at-Tanzil fi Al-Qur’an al-Karim, memuat pembahasan tentang Rasulullah SAW dan hadis-hadisnya.
4) Amtsal an-Nabi SAW, menguraikan hadis-hadis yang berkaitan dengan janji baik dan janji buruk di akhirat, halal dan haram, serta iman dan kufur; serta menguraikan pengertian kata-kata sulit dalam hadis tersebut dan mengaitkannya dengan ayat Al-Qur’an dan syair Arab.
5) Rabi‘ al-Matin fi Akhbar al-‘Usysyaq, memuat uraian tentang sastra dan hadis.
6) Risalah as-Safar, memuat uraian hukum bagi orang yang bepergian.
7) Ar-Ratsa’ wa at-Ta‘azzi, memuat uraian tentang sastra Arab.
8) Kitab ar-Rajhan baina al-hasan wa al-husain, memuat biografi Hasan dan Husain.
9) Asy-Syaib wa asy-Syabab, memuat uraian permasalahan janda dan pemuda.
10) Al-‘Ilal fi Mukhtar al-Akhbar, memuat uraian tentang beberapa cacat dalam hadis.
11) Al-Fulk fi Mukhtar al-Akhbar wa al-Asy‘ar, memuat uraian tentang hadis dan sastra Arab. Buku ini, menurut Muhammad Ajaj al-Khatib, diinformasikan oleh Yaqut bin Abdullah al-Hamawi, sejara wan dan penulis Mu‘jam al-Buldan (Ensiklopedi Geografi), dalam bukunya Mu‘jam al-Udaba’ (Ensiklopedi Sejarawan). Namun, Muhammad Ajaj al-Khatib sendiri masih ragu akan keberadaan buku ini, karena mungkin yang dimaksud oleh Yaqut bin Abdullah al-Hamawi adalah kitab al-‘Ilal fi Mukhtar al-Akhbar.
12) Mubasatah al-Wuzara‘, memuat uraian tentang kedudukan menteri dalam sebuah pemerintahan.
13) An-Nawadir wa asy-Syawarid, memuat uraian hadis.
14) Al-Muhaddits al-Fasil bain ar-Rawi wa al-Wa‘i, memuat uraian ilmu hadis. Buku ini merupakan kitab hadis ar-Ramahurmuzi yang paling terkenal.
15) Al-Manahil wa al-A‘tan wa al-hanin ila al-Awtan, merupakan buku tentang kecintaan terhadap tanah airnya. Dalam buku terakhir ini, ar-Ramahurmuzi banyak memuat syair tentang rasa kecintaannya terhadap kampung halamannya sendiri.
Dari 15 judul karya ar-Ramahurmuzi ini, baru kitab al-Muhaddits al-Fasil bain ar-Rawi wa al-Wa‘i yang sudah diterbitkan, setelah dikomentari oleh Muhammad Ajaj al-Khatib. Adapun karya ar-Ramahurmuzi yang lain masih bersifat manuskrip, dan bahkan sebagiannya tidak diketahui tempatnya.
Buku-buku yang ditulis ar-Ramahurmuzi menggunakan bahasa Arab dan Persia. Adapun yang dapat dilacak, menurut Muhammad Ajaj al-Khatib, hanya yang berbahasa Arab, sebanyak 15 seperti diuraikan di atas.
Ketokohan ar-Ramahurmuzi dalam bidang hadis terlihat dengan jelas dalam bukunya al-Muhaddits al-Fasil bain ar-Rawi wa al-Wa‘i, karena ia membahas ilmu hadis secara sistematis, jelas, terperinci, dan komprehensif. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani (773 H/1372 M–852 H/1449 M, seorang ahli hadis), buku ini merupakan buku ilmu hadis pertama yang ditulis secara sistematis dan komprehensif.
Sekalipun dasar-dasar ilmu hadis telah dikemukakan oleh para ahli hadis sebelum ar-Ramahurmuzi, khususnya Imam Syafi‘i (150 H/767 M–204 H/820 M), namun ilmu hadis tersebut belum dibukukan secara tersendiri. Uraian tentang ilmu hadis dan kaidah yang berkaitan dengan hadis dikemukakan Imam Syafi‘i dalam kitab usul fikihnya, ar-RisÎlah.
Oleh sebab itulah, Muhammad Ajaj al-Khatib, ketika meneliti ketokohan ar-Ramahurmuzi dalam bidang hadis, menyatakan bahwa pembahasan secara sistematis dan komprehensif dalam bidang ilmu hadis dimulai oleh ar-Ramahurmuzi dalam kitab-nya al-Muhaddits al-Fasil bain ar-Rawi wa al-Wa‘i.
Setelah ar-Ramahurmuzi menguraikan ilmu hadis dalam bukunya itu, barulah al-Hakim an-Naisaburi (321 H/933 M–405 H/1014 M), seorang ahli hadis, menulis buku ilmu hadis dengan judul Ma‘rifah fi ‘Ulum al-hadits.
Daftar Pustaka
al-Asqalani, Syihabuddin Abu Fadl Ibnu Hajar. Tahdzib at-Tahdzib. Beirut: Dar al-Fikr, 1984.
al-Khatib, Muhammad Ajaj. as-Sunnah Qabla at-Tadwin. Beirut: Dar al-Fikr, 1971.
ar-Ramahurmuzi, al-Hasan bin Abdurrahman. al-Muhaddits al-Fasil baina ar-Rawi wa ar-Ra‘i. Beirut: Dar al-Fikr, 1984.
as-Suyuti, Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar. TadrÓb ar-RÎwÓ. Cairo: Maktabah al-Qahirah, 1959.
Nasrun Haroen