Anas Bin Malik

Anas bin Malik adalah seorang sahabat, pembantu Rasulullah SAW, dan periwayat hadis. Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin an-Nadar bin Damdan bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Khanam bin Adi bin Najar al-Khazraji al-Ansari Abu Hamzah al-Madani.

Anas bin Malik termasuk ke dalam golongan sahabat meskipun saat Rasulullah SAW hidup ia masih muda belia. Ketika Rasulullah SAW berada di Madinah, Anas bin Malik bertugas sebagai pembantu (khadim) Nabi SAW, karena itu orang memanggilnya dengan sebutan khadim Rasul; Anas sendiri bangga dengan panggilan itu.

Riwayat yang menjelaskan bagaimana Anas bisa menempati kedudukan sebagai khadim Rasul ialah ketika Rasulullah SAW menetap di Madinah; ibu Anas, Ummu Sulaim al-Ansariyah (dari golongan Ansar), mendatangi Rasulullah SAW dan memohon kepadanya agar putranya itu dapat diterima untuk mengabdi kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW langsung mengabulkan permintaan ibu Anas tersebut, dan sejak itulah Anas selalu mendampingi Rasulullah SAW.

Menurut riwayat Abu Bakar bin Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihal al-Qurasyi az-Zuhri (51 H/670 M–124 H/742 M), seorang ahli hadis, Anas bin Malik sendiri yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Anas berusia 10 tahun; dan ketika Rasulullah SAW wafat, usia Anas sudah mencapai 20 tahun.

Ia dikenal de­kat dengan Rasulullah SAW dan karenanya tidaklah mengherankan jika Anas memperoleh banyak kesempatan untuk menerima hadis dari Rasulullah SAW. Di samping itu, ia juga meriwayatkan sejumlah hadis dari para sahabat Nabi SAW, seperti Abu Bakar RA, Umar RA, Usman RA, dan Ali RA.

Dalam hal meriwayatkan hadis, Anas bin Malik­ menempati urutan ketiga dalam kelompok sahabat. Menurut riwayat, Anas bin Malik meriwayatkan 2.266 buah hadis. Orang yang meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik antara lain adalah Ibnu Sirin, Abu Qatadah, dan Hasan Basri.

Anas sendiri termasuk sahabat yang kuat hafalannya dengan urutan sebagai berikut: Abu Hurairah, Abdullah bin Umar bin Khattab, Anas bin Malik, Aisyah binti Abu Bakar, Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdullah al-Ansari (w. 78 H/698 M), Abu Sa‘id al-Khudri (w. 84 H/703 M).

Anas bin Malik sudah pandai menulis ketika diserahkan ibunya kepada Nabi SAW, oleh karena itu ia banyak menulis hadis. Demikian menurut riwayat yang diperoleh dari Yasir Abdul Wahhab bin Hibbatullah dari Abdullah bin Ahmad dari Yazid Humaid at-Tawil Anas bin Malik.

Ada bermacam-macam riwayat mengenai lamanya Anas berkhidmat kepada Rasulullah SAW. Riwayat dari Isma‘il bin Ubaidullah, Abu Ya‘qub Ibrahim bin Muhammad, dari Abi Isa dari Mahmud bin Gilan dari Abu Dawud dari Abu Khaldat, menyatakan bahwa Anas bin Malik mengabdi kepada Nabi SAW selama 10 tahun. Riwayat lain menyebutkan bahwa ia berkhidmat kepada Rasulullah SAW selama 8 tahun, dan ada pula yang menyatakan selama 7 tahun.

Perhatian Rasulullah SAW sangat besar kepada Anas bin Malik, sebagaimana riwayat dari Ja‘far al-Faryabi dari Ibrahim bin Usman dari Mukhalid bin Hasan dari Hisyam bin Hasan dari Hafsah dari Anas sendiri menceritakan bahwa ketika Ummu Sulaim al-Ansariyah –ibu Anas– menyerahkan anaknya kepada Rasulullah SAW, ia mengharapkan agar Rasulullah SAW berkenan mendoakan anaknya.

Rasulullah SAW mengabulkan permintaan ibu Anas, seraya memanjatkan doa, “Allahumma aktsir malahu wa waladahu wa adkhilhu al-jannata,” artinya, “Ya Allah, limpahkanlah harta dan anak keturunan yang banyak kepadanya (Anas) dan masukkanlah dalam surga.”

Dalam riwayat lain, doa yang dibacakan Rasulullah SAW adalah demikian, “Allahumma aktsir malahu wa waladahu wa bariklahu fihi,” artinya,”Ya Allah, limpahkanlah harta dan anak keturunan yang banyak kepadanya (Anas) dan berkatilah ia dengan harta dan anaknya itu.”

Sebagai seorang pembantu Nabi SAW, Anas bin Malik sering menemani Nabi SAW ke medan perang. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Musa dari Ishaq bin Usman dari putra Anas, Musa bin Anas, perang yang diikuti Anas bersama Nabi SAW sebanyak delapan kali.

Berkat dekatnya Anas dengan Rasulullah SAW, dan berkat doa Rasulullah SAW yang dikabulkan Allah SWT, Anas bin Malik memperoleh keberuntungan karena ia diberitakan memiliki dua bidang kebun yang subur yang dapat dipanen dua kali dalam setahun.

Berkat doa Rasulullah SAW, Allah SWT juga memberikan nikmat lain kepada Anas bin Malik, berupa anak keturunan yang banyak. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Anas bin Malik mempunyai 115 orang cucu. Riwayat lain menyebutkan bahwa Anas dikaruniai 82 orang anak, terdiri atas 80 laki-laki dan 2 orang perempuan.

Tidak diperoleh data yang pasti tentang ibu para anaknya yang banyak itu, apakah Anas mempunyai banyak istri atau ia sering kali menikah. Kekayaan dan keturunan yang banyak itu tidak menyebabkan ia lupa mengabdi kepada Tuhan. Ia tetap memperbanyak ibadahnya, seperti diungkapkan Abu Hurairah, “Saya tidak menyaksikan seseorang yang salatnya menyerupai salat Rasulullah SAW kecuali putra Ummu Sulaim (Anas).”

Riwayat lain menggambarkan bahwa ibadah Anas bin Malik baik. Riwayat ini disampaikan Ja‘far dari Sabit yang menceritakan secara singkat tentang kelebihan diri Anas bin Malik. Pada suatu ketika di musim kemarau, Sabit tengah bersama Anas, tiba-tiba seorang pembantu Anas menghampiri mereka dan berkata, “Hai Abu Hamzah (gelar bagi Anas), betapa kering bumi kita.”

Anas bin Malik segera berwudu, kemudian salat dua rakaat dan berdoa ke hadirat Allah SWT. Tidak lama sesudah itu konon awan hitam timbul di langit, lalu hujan pun turun. Setelah hujan reda, Anas mengajak para kerabatnya untuk menyaksikan langit yang sudah terang dan mengamati tanah yang sudah lembab disiram air hujan.

Anas bin Malik mempunyai kegemaran memanah, dan ia sering kali pergi memanah bersama anak-anaknya; Anas bin Malik banyak menempatkan bidikannya pada sasaran yang tepat. Kelebihan yang ada pada Anas bin Malik ini membuat orang hormat kepadanya.

Di bidang pemerintahan, Anas bin Malik termasuk orang yang terpandang. Ketika Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, Anas yang berusia relatif masih muda dipilih Abu Bakar untuk menjadi petugas di daerah Bahrein. Berkat kerja keras dan kecakapannya dalam soal tulis-menulis (administrasi), Anas dapat mengendalikan daerah Bahrein dengan sebaik-baiknya.

Anas bin Malik wafat di kota Basrah dan ia merupakan sahabat terakhir yang meninggal di sana. Ia dimakamkan di at-Taffi, suatu tempat yang dihormati bangsa Arab di Irak yang terletak sekitar 15 km dari Basrah. Tidak diketahui secara pasti tahun wafat Anas dan berapa usianya yang sesungguhnya. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa usia Anas adalah 107 tahun, sementara riwayat lain menyebutkan 95 tahun. Ada pula riwayat yang menyebutkan 91 tahun, 92 tahun, dan 93 tahun.

Daftar Pustaka

al-Asbahani, Abu Na’im. Hilyat al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
al-Asqalani, Syihabuddin Abu Fadl Ibnu Hajar. al-Isabah fi Tamyiz as-Sahabah. Beirut: Dar Sadir, t.t.
–––––––. Tahzib at-Tahzib. Hyderabad: Majlis Da’irah al-Ma‘arif Nizamiyah al-Ka’inah fi al-Hind, 1327 H/1909 M.
Barr, Ibnu Abdul. Kitab al-Isti‘ab fi Asma’ al-Ashab. Beirut: Dar al-Fikr, 1978.
Hasan, Hasan Ibrahim. Tarikh al-Islam. Cairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyah, 1977.
Ibnu Sa‘d, Muhammad. at-Tabaqat al-Kubra. Beirut: Nasyr wa Dar as-Sadir, 1376 H/1956 M.
al-Jazari, Izzuddin bin Asir. al-Kamil fi at-Tarikh. Beirut: Dar Sadir, 1965.
–––––––. Usd al-Gabah fi Ma‘rifah as-Sahabah. Cairo: asy-Syab, t.t.
Khalid, Khalid Muhammad. Rijal Haul ar-Rasul. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
as-Salih, Subhi. ‘Ulum al-Hadis wa Mustalahuh. Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayiyin, 1977.

Abd. Karim Hafid