Aljazair adalah sebuah negara republik di kawasan Afrika Utara. Negara ini dapat dibagi atas dua wilayah geografis. Bagian utara, yang dipengaruhi iklim Laut Tengah, terutama terdiri atas Pegunungan Atlas yang membatasi daerah pesisir dengan wilayah selatan. Di bagian selatan, wilayah terbesar negara ini terletak di barat Gurun Sahara.
Republik Aljazair berbatasan di sebelah utara dengan Laut Tengah; di selatan dengan Mali serta Niger; di barat dengan Mauritania, Sahara Barat, dan Maroko; dan di timur dengan Tunisia dan Libya. Luas: 2.381.740 km2. Penduduk: 45.219.368 (data 2022), terutama terdiri dari penduduk asli Berber dan Arab. Kepadatan penduduk: 18/km2. Ibukota: Aljir. Bahasa resmi: Arab, di samping itu digunakan juga bahasa Prancis dialek Berber. Agama: Islam (99%). Satuan mata uang: dinar Aljazair.
Aljazair kaya akan minyak bumi, antara lain di Hassi R’mel, Hassi Messaoud, Edjeleh, dan Berga yang terdapat di wilayah bagian tengah. Sejak 1969 negara ini menjadi anggota kelompok negara pengekspor minyak (OPEC). Minyak bumi dan produknya merupakan komoditas ekspor terbesar yang pada saat ini mampu menyumbang hampir 25% dari PDB (data 2022).
Sejak 40 SM, Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi; 429–534 oleh Vandal; 534–690 oleh Bizantium; akhir abad ke-7 ditaklukkan Islam; dan tahun 1830 diduduki Perancis. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada 3 Juli 1962.
Dalam sejarah Aljazair, ada empat periode penting yang berkaitan dengan pengembangan Islam, yaitu: (1) masuknya agama Islam, (2) Maraboutism, (3) Islam dan perlawanannya terhadap pemerintah kolonial, dan (4) Islam dalam Aljazair modern.
Islam masuk ke Aljazair sekitar 682, yaitu pada zaman Daulah Bani Umayah yang mendirikan perkampungan laskar Arab muslim di Qairawan, dekat Tunisia. Kaum muslimin meneruskan futuhat (pembukaan/opening) ke arah barat sampai ke pantai Samudera Atlantik dan mengislamkan sejumlah besar bangsa Berber bekas jajahan Romawi dan Vandal, yang segera mencapai status setingkat dengan orang Arab dan menjadi pasukan Islam.
Dengan bantuan orang Berber, pasukan Umayah bertolak dari Maroko untuk menaklukkan Spanyol. Dengan penaklukan ini kota Qairawan menjadi ibukota Magribi (Afrika Utara) dengan wilayah pemerintahan Tripolitania (Libya Utara), Tunisia, Aljazair, Magribi al-Aqsa (Maroko), dan Andalusia.
Namun, dalam periode awal, islamisasi di Aljazair kebanyakan hanya terbatas pada kaum elite kota. Dalam pengembangan selanjutnya, lebih penting peranan Maraboutism, yaitu pemujaan orang yang disebut marabout, yang oleh penduduk setempat dianggap memiliki kesucian, kebijaksanaan, dan hubungan dekat dengan Allah SWT, serta mempunyai kekuasaan untuk campur tangan secara positif dalam situasi kecemasan dan ketegangan.
Maraboutism di Aljazair terutama berasal dari golongan elite Andalusia yang diusir dari Semenanjung Iberia, lalu mengorganisasi diri untuk memperkuat masyarakat Magribi, tidak hanya secara spiritual melainkan juga secara umum.
Terdapat ikatan kuat antara Maraboutism dan persaudaraan sufi, sehingga ia mempunyai peranan penting dalam perkembangan masyarakat di Aljazair, antara lain: (1) dalam hal penyebaran dan penegakan Islam, (2) dalam bidang pengembangan ilmu, (3) dalam bidang politik (mempersatukan penduduk), (4) dalam bidang ekonomi (membantu memperluas pendayagunaan lahan baru), dan (5) dalam bidang sosial (misalnya, penghapusan perbudakan).
Peranan Islam dalam perlawanan terhadap pemerintahan kolonial dapat dilihat dalam perjuangan para tokoh muslim dan organisasi mereka untuk menentang Prancis, yang menguasai negeri itu sejak 1930 dan membuat Aljazair menjadi salah satu provinsi Prancis.
Perjuangan itu meliputi antara lain: (1) gerakan Amir Abdul Qadir, yang mempunyai andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Aljazair sekitar 1840 dan (2) gerakan kaum al-‘Ulama’ al-Muslimun, yang merupakan komponen utama permulaan gerakan nasionalisme dalam masa di antara dua perang dunia.
Gerakan tersebut terakhir, yang dipelopori oleh Abdel Hamid bin Badis, sejak 1931 mempunyai andil besar dalam perjuangan rakyat Aljazair, berhasil mempertahankan penggunaan bahasa Arab di Aljazair, dan mendirikan lebih dari 150 sekolah. Gerakan ini merupakan cerminan dari hasrat mencari identitas nasional, hingga muncul Revolusi Aljazair (1954–1962) yang melahirkan kemerdekaan Aljazair.
Selama satu dekade (1980–1990), Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam. Ada dua faktor yang memacu kebangkitan itu, yaitu pergerakan Islam dan keterlibatan pemerintah dalam mengembangkan Islam. Kebangkitan itu dapat dilihat dari berbagai gejala, antara lain:
(1) Semangat religiositas meningkat, antara lain ditandai dengan kecenderungan kuat generasi muda untuk melakukan pengkajian agama dan semakin banyaknya kaum muslimin yang melakukan kegiatan keagamaan di masjid.
(2) Perencanaan ekonomi cenderung menjadi jauh lebih baik dan sistematis, bahkan membuat penduduk menganut mitos industrialisasi sebagai satu-satunya kekuatan yang secara sosial bersifat integratif dan secara ekonomi bersifat konstruktif.
(3) Sesuai dengan hasil kongres keempat (27–31 Januari 1979) The National de Liberation Front FLN (Front Pembebasan Nasional), partai tunggal Aljazair, telah didirikan “Pusat Latihan Imam.” Ini jenis baru institut Islam, yang terletak di Meftah (utara Aljir). Tiga proyek paling penting sejak 1985 adalah pembangunan Universitas Teknik Ultramodern oleh pemerintah dan Pusat Perdagangan Teknik Ultramodern (keduanya di Oran), dan Pusat Perdagangan dan Kebudayaan Riadh al-Feth yang bergaya Barat (di Aljir), di samping pembangunan masjid.
Negara menangani masalah keislaman dengan membentuk Kementerian Agama (Wizarah asy-Syu’un ad-Diniyyah), yang tugas utamanya mengembangkan studi Islam dan secara implisit juga bertanggungjawab untuk mengenalkan tradisi dan ideologi Islam. Sarana yang tersedia adalah seminar pemikiran Islam yang diorganisasi oleh kementerian. Seminar pertama diselenggarakan di Batna (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Aljir (1980). Sejak 1981 hingga 1986 dimulai pembangunan 160 sekolah Al-Qur’an, yang dianggap cukup penting dalam pengembangan Islam di negeri ini.
(4) Adanya terbitan berkala, antara lain dua majalah yang secara langsung menguraikan masalah keislaman, yaitu al-Asalah (edisi pertama 1971) dan ar-Risalah (edisi pertama 1980).
Kebangkitan Islam di Aljazair terlihat pula di bidang politik. Pada 1988 dilakukan revisi konstitusi yang memungkinkan diadakannya pemilu multipartai (Juni 1990). Pada pemilihan tingkat lokal, The Islamic Salvation Front FIS (Front Penyelamat Islam) memperoleh kemenangan. Terjadi kerusuhan antara pendukung FIS dan militer.
Presiden Chadli Benjedid lalu mengumumkan negara dalam keadaan darurat (5 Juni 1991). Pemilu kemudian dibatalkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi. Benjedid diturunkan dari jabatannya melalui kudeta yang dilakukan pihak militer pada 11 Januari 1992. Ia digantikan oleh Mohammed Boudiaf, pemimpin FLN.
Pada 16 November 1995 Presiden Liamine Zeroual menggantikan Boudiaf yang terbunuh pada tahun 1992. Dalam masa pemerintahannya telah disahkan sebuah konstitusi, yang isinya antara lain mengenai pembatasan kekuasaan presiden.
Sejak 28 April 1999 jabatan kepala negara dipegang Presiden Abdelaziz Bouteflika, sedangkan jabatan kepala pemerintahan oleh Perdana Menteri Ahmed Ouyahia sejak 9 Mei 2003. Bouteflika terpilih kembali sebagai presiden pada 8 April 2004 dengan mendapatkan suara lebih dari 70%.
Pada Mei 2007 diadakan pemilihan parlemen. Puluhan orang tewas menjelang, dan dalam gelombang pertempuran antara militer dan kelompok bersenjata. Partai-partai pro-pemerintah mempertahankan mayoritas mutlak mereka di parlemen.
Pada November 2008, parlemen menyetujui perubahan konstitusi yang memungkinkan Presiden Bouteflika mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Pada April 2009, Bouteflika memenangkan masa jabatan ketiga di jajak pendapat.
Pada Januari 2011, terjadik protes besar atas harga pangan dan pengangguran. Pemerintah memerintahkan pemotongan harga sembako. Pada Februari 2011, Presiden Bouteflika mencabut status darurat 19 tahun – tuntutan utama pengunjuk rasa anti-pemerintah. September 2011, Bouteflika mengakhiri monopoli negara atas radio dan TV.
April 2013, Presiden Bouteflika menderita stroke dan menghabiskan tiga bulan di Prancis untuk dirawat. April 2014, Bouteflika memenangkan masa jabatan lagi sebagai presiden dalam pemilihan yang dikecam oleh oposisi sebagai cacat.
Februari 2016, parlemen meloloskan reformasi konstitusi, yang membatasi masa jabatan presiden hanya untuk dua periode, memperluas kekuasaan legislative, dan memberikan status resmi bahasa Berber.
Desember 2019, Abdelmadjid Tebboune memenangkan pemilihan presiden dari kandidat lapangan. Mereka semuanya terkait dengan era Bouteflika, yang dipaksa keluar dari jabatannya oleh protes massa pada April 2019.
Oposisi memboikot pemilu, menuntut pembersihan elit yang didominasi militer dan kampanye berkelanjutan melawan korupsi. Tebboune telah berjanji untuk melakukan reformasi yang diperlukan, tetapi mantan pegawai negeri sipil itu menghadapi tantangan serius dalam memenangkan kepercayaan publik.
Daftar Pustaka
Abu Nasr, Jamil M. A History of the Maghrib. London: Cambridge University Press, 1985.
Hamzah, Yunus A. “Peranan Aljazair dalam Kebangkitan Islam di Tanah Arab,” Risalah Islamiyah, 1, Januari 1971.
Lapidus, M. Ira. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2000.
Meuleman, Johan H. “Islam dalam Sejarah Aljazair: Beberapa Fakta dan Tafsirnya,” Beberapa Kajian Indonesia dan Islam, ed. W.A.I. Stokhof. Jakarta: INIS, 1990.
Morgan, W.T.W., et al. Africa: A Study in Tropical Development. New York, London, Sydney, Toronto: John Wiley and Sons, 1972.
Nasution, Harun, dkk., ed. Perkembangan Modern dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor, 1985.
Vatin, Jean Claude. “Popular Puritanism versus State Reform: Islam in Algeria,” Islam in Political Process, ed. James P. Piscatory. Cambridge: Cambridge University Press, 1983.
https://www.statista.com/topics/8232/oil-industry-in-algeria/#topicHeader__wrapper, diakses pada 28 Maret 2022.
https://www.worldometers.info/world-population/algeria-population/, diakses pada 28 Maret 2022.
https://www.bbc.com/news/world-africa-14118852, diakses pada 2022.
Syahrin Harahap
Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (Maret 2022)