Abu Nuwas

(Ahwaz, Iran, antara 130 H/747 M dan 145 H/762 M – Baghdad, antara 806 dan 814 M)

Penyair Arab termasyhur pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid (170 H/786 M–194 H/809 M) dari Dinasti Abbasiyah bernama Abu Nuwas, disebut juga Abu Nawas Nama lengkapnya Abu Nuwas al-Hasan bin Hani al-Hakami. Ayahnya adalah tentara Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Umayah di Damascus. Ibunya bernama Jelleban, berasal dari Persia.

Ketika Abu Nuwas masih kecil, ayahnya meninggal dan kemudian ibunya membawanya ke Basrah. Di sana ia belajar bahasa dan sastra Arab dari dua ahli bahasa Arab, Abu Zaid dan Abu Ubaidah; belajar hadis dari Abdul Walid bin Ziyad, Mu’tamir bin Sulaiman, Yahya bin Sa‘id al-Qattan, dan Azhar bin Sa‘d as-Samman; dan belajar Al-Qur’an dari Ya‘qub al-Hadrami. Seorang penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, tertarik melihat bakatnya di bidang syair, kemudian membawanya ke Ahwaz dan setelah itu ke Kufah.

Di Kufah ia belajar pada penyair Arab, Khalaf al-Ahmar, yang kemudian menyuruhnya pergi berdiam di pedalaman padang pasir bersama orang Arab Badui untuk mendalami pengetahuan bahasa Arabnya selama setahun. Setelah itu ia pindah ke Baghdad dan berkumpul dengan para penyair di kota itu. Ia pun berhubungan dengan beberapa amir dan menggubah puisi pujian (madh) bagi mereka.

Berita tentang kepandaiannya dalam berpuisi sampai ke istana Harun ar-Rasyid melalui musikus istana, Ishaq al-Mawsuli. Ia dipanggil untuk menjadi penyair istana (sya‘ir al-bilat) dengan tugas menggubah puisi pujian untuk Khalifah. Pada suatu ketika ia melantunkan puisi yang menghina kabilah Arab Mudar sehingga Khalifah murka kepadanya dan memenjarakannya.

Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada pembesar istana dari keluarga Barmak. Ia meninggalkan istana Baghdad setelah keluarga Barmak (Baramikah) dibinasakan Khalifah pada 187 H/803 M. Ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Setelah Harun ar-Rasyid meninggal dunia, ia kembali ke Baghdad dan menjadi penyair istana bagi Khalifah al-Amin.

Pada masa tuanya, ia cenderung meninggalkan kesenangan dunia dan menjalani hidup zuhud (bertapa). Tahun meninggalnya ada berbagai versi yang berbeda-beda: 190 H/806 M, 195 H/810 M, 196 H/811 M, 198 H/813 M, dan 199 H/814 M. Ada versi yang mengatakan bahwa ia meninggal karena dianiaya orang suruhan Bani Nawbakht yang menaruh dendam kepadanya.

Puisi gubahan Abu Nuwas terdiri atas be­berapa tema: pujian (madh), satire (hija’), kehidupan zuhud (zuhdiyat), perburuan binatang liar (tardiyat), penggambaran khamar (khumrayat), wanita dan cinta (gazaliyah), serta lelucon dan senda gurau (mujuniyat). Puisi mujuniyatnya kadang kala melampaui batas kesopanan dan merendahkan ajaran agama sehingga ia dicap penyair fasik atau zindik.

Puisi khumrayatnya membuat dia dikenal sebagai “penyair khamar” karena ia yang pertama kali mengangkat khamar, minuman haram, sebagai tema puisi. Dalam khumrayat ini ia mengungkapkan kelezatan serta keburukan khamar. Ia juga berbicara tentang buah anggur, pemerasan serta pengolahannya, rasa khamar, warna serta baunya, dan para peminumnya yang mabuk.

Ia memperolok-olok hadis yang melarang minum khamar karena menurutnya khamar dapat menenangkan hati yang risau dan gundah. Ia juga berbicara mengenai bersenang-senang dengan para wanita cantik yang menuangkan khamar ke dalam gelas. Tetapi pada masa menjelang akhir hayatnya, ia menggubah puisi zuhdiyat, mengungkapkan rasa penyesalan dan tobat atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya dibarengi dengan keinginan untuk menjalani hidup zuhud.

Syair Abu Nuwas dihimpun dalam Diwan Abi Nuwwas dan diterbitkan di Wina (1855), Greifswald (1861), Cairo (1277 H/1860 M) dalam cetakan litografi, Beirut (1301 H/1884 M), dan dicetak di Bombay (1312 H/1894 M) serta Cairo (1898 dan 1932). Puisi itu dihimpun dari tulisan berbentuk manuskrip yang tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, Bodliana, dan Mosul. Penerbitan pertama tahun 1855 diedit A. Von Kremer dalam bahasa Jerman dengan judul Diwan des Abu Nowas des grossten lyrischen Dichters der Araber.

Daftar Pustaka

al-Baghdadi, al-Khatib. Tarikh al-Bagdad. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Brockelman, Carl. Tarikh al-Adab al-‘Arabi, Cairo: Dar al-Ma‘arif, t.t.
Farrukh, Umar. al-Minhaj al-Jadid fi al-Adab al-‘Arabi. Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayin, t.t.
al-Hasyimi, Ahmad. Jawahir al-Adab. Cairo: Maktabah at-Tijariyah al-Kubra, 1967.
al-Iskandari, Ahmad dan Mustafa Inani. al-Wasit fi al-Adab al-‘Arabi. Cairo: Dar al-Ma‘arif, t.t.
Wagner, Ewald. “Abu Nuwas,” The Encyclopaedia of Islam. Leiden: E.J. Brill, 1986.
M Rusydi Khalid