Nabi Luth AS adalah kemenakan Nabi Ibrahim AS. Ia menetap di Sodom, tempat di sekitar Yordania. Ayahnya bernama Hasan bin Tareh. Nabi Luth AS mengikuti dan mendampingi Nabi Ibrahim AS berdakwah ketika berada di Mesir.
Nabi Luth AS dan Nabi Ibrahim AS mempunyai usaha di bidang peternakan yang berhasil dengan baik. Dalam waktu singkat, ternaknya berkembang biak dan jumlahnya berlipat ganda. Hal itu menyebabkan peternakan tidak mampu lagi menampung semua hewan ternak.
Oleh karena itu, mereka membagi usaha peternakan mereka, lalu berpisah. Nabi Ibrahim AS bermukim di Yordania sedangkan Nabi Luth AS di Sodom.
Moral penduduk Sodom yang dihadapi Nabi Luth AS luar biasa rusak. Mereka melakukan berbagai kejahatan, seperti perampokan. Lebih parah lagi, baik laki-laki maupun perempuan memuaskan nafsu seksualnya dengan sesama jenis.
Nabi Luth AS melakukan dakwah untuk memerangi semua kezaliman itu. Ia diutus Allah SWT menjadi nabi untuk membawa kaumnya ke jalan yang benar, beriman, dan beribadah kepada Allah SWT. Namun upayanya tidak berhasil. Bahkan istrinya yang bernama Walihah termasuk orang yang mendukung penyimpangan yang dilakukan kaumnya itu.
Karena tidak tega melihat kaumnya yang demikian, Nabi Luth AS berdoa kepada Allah SWT agar kaumnya ditimpa musibah, dengan berseru, “Ya, Tuhanku! Tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu” (QS.29:30).
Menurut Nabi Luth AS, itulah cara satu-satunya untuk membasmi umatnya agar akhlak yang rusak itu tidak menyebar ke umat di wilayah lain, di samping merupakan pelajaran bagi umat di sekelilingnya.
Doa Nabi Luth AS dikabulkan Allah SWT. Dikirimlah tiga malaikat yang menyamar sebagai tamu. Tugasnya adalah memberitahukan kepada Nabi Luth AS agar segera meninggalkan perkampungan bersama keluarga, karena azab Allah SWT akan ditimpakan. Maka turunlah musibah yang dahsyat berupa bencana alam yang mengerikan.
Negeri itu diguncangkan, bebatuan panas berjatuhan dari langit, dan tanah tempat mereka berpijak dijungkirbalikkan, sehingga seluruh kaum durhaka itu binasa terkubur di dasar bumi. “Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras” (QS.15:74).
Hanya Nabi Luth AS dan dua putrinya yang selamat, sedangkan istrinya mati bersama kaumnya karena mengkhianati suaminya. Dari peristiwa ini dapat diambil hikmah bahwa Allah SWT hendak menunjukkan kepada generasi mendatang betapa sesat perbuatan kaum Sodom. Di akhirat nanti mereka akan menerima siksaan yang lebih dasyat.
Peninggalan kota Sodom masih bisa dilihat sampai sekarang. Bekas tanah yang dijungkirbalikkan Allah SWT itu sekarang menjadi Laut Mati yang terdapat di Yordania. Airnya mengandung kadar garam paling tinggi di dunia sehingga tak ada ikan dan binatang laut yang bisa hidup di sana. Laut Mati telah menjadi tanda peringatan akan kekejian perilaku kaum Sodom.
Kisah Nabi Luth AS terdapat dalam 85 ayat pada 13 surah Al-Qur’an: surah al-An‘am (6) ayat 86; surah al-A‘raf (7) ayat 80–84; surah Hud (11) ayat 70, 74, dan 77–83; surah al-Hijr (15) ayat 57–77; surah al-Anbiya’ (21) ayat 74–75; surah asy-Syu‘ara’ (26) ayat 160–170; surah an-Naml (27) ayat 54–58; surah al-‘Ankabut (29) ayat 26–35; surah Hud (38) ayat 13; surah Qaf (50) ayat 13–14; surah al-Qamar (54) ayat 33–40; surah as-Shaff (61) ayat 133–138; dan surah at-Tahrim (66) ayat 10.
Daftar Pustaka
Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.
Bahreisy, H Salim. Sejarah Hidup Nabi-Nabi. Surabaya: Bina Ilmu, 1988.
Nasaruddin Umar