Zaid Bin Amr

Ia adalah seorang Arab, penduduk Mekah pada zaman pra-Islam, yang menyembah dan mengesakan Allah SWT. Tahun kelahirannya tidak diketahui, tetapi tahun meninggalnya diperkirakan 5 tahun sebelum tahun kenabian Muhammad SAW.

Zaid bin Amr adalah ayah dari Sa‘id bin Zaid bin Amr bin Nufail, salah seorang dari 10 sahabat yang dijanjikan masuk surga (al-‘Asyarah­ al-Mubasysyarah). Ayahnya bernama Umar atau Amr bin Nufail bin Abdul Uzza.

Disebut dalam kitab Usud al-Gabah (Singa Hutan) karya Ibnu Sa‘d, bahwa Zaid adalah orang yang beribadah kepada Allah SWT di masa Jahiliah, mengesakan Allah SWT sesuai dengan agama Nabi Ibrahim AS. Ia disebut hanif (jamak hunafa’), yaitu orang yang menganut agama yang benar, tidak mengikuti tata cara peribadahan dan amalan orang Jahiliah, tidak minum khamar, tidak menyembah berhala, menentang pembunuhan anak perempuan, dan tidak ikut dalam perang antarkabilah.

Ia menganggap dirinya sebagai penganut agama Nabi Ibrahim AS, bukan penganut Yahudi atau Kristen. Ia percaya kepada Allah Yang Maha Esa, dan percaya akan adanya kehidupan setelah mati.

Diriwayatkan bahwa ia mengejek orang Quraisy yang menyembelih hewan tanpa menyebut nama Allah SWT. Ia tidak mau memakan daging hewan yang disembelih tanpa nama Allah SWT dan dipersembahkan untuk berhala yang dipuja orang kafir.

Ada riwayat yang disampaikan oleh Asma binti Abu Bakar as-Siddiq, bahwa ia melihat Zaid pada suatu ketika menyandarkan punggungnya ke Ka’bah sambil berkata, “Wahai orang Quraisy, demi Tuhan yang jiwa Zaid berada di tangan-Nya, tidak seorang pun di antara kalian yang mengikuti agama Nabi Ibrahim selain aku.” Kemudian Zaid bersujud dan berdoa, “Ya Tuhanku, seandainya aku mengetahui cara terbaik beribadah kepada-Mu, aku akan melakukan dengan cara itu, tetapi aku tidak mengetahuinya.”

Keberadaan orang hanif disebutkan dalam Al-Qur’an pada 12 ayat, yaitu surah al-Baqarah (2) ayat 135, surah Ali ‘Imran (3) ayat 67 dan 95, surah an-Nisa’ (4) ayat 125, surah al-An‘am (6) ayat 79 dan 161, surah Yunus (10) ayat 105, surah an-Nahl (16) ayat 120 dan 123, surah al-Hajj (22) ayat 31, surah ar-Rum (30) ayat 30, dan surah al-Bayyinah (98) ayat 5. Surah al-Hajj (22) ayat 30–31, misalnya, menyebutkan firman Allah SWT:

“…Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta, dengan ikhlas (hunafa’) kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”

Hanif dalam ayat Al-Qur’an tidak menunjuk pada penganut Yahudi atau Kristen, melainkan kepada orang yang menganut agama Nabi Ibrahim AS; misalnya, dalam surah al-Baqarah (2) ayat 135, “Mereka berkata, ‘Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.’ Katakanlah, ‘Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus (hanif). Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik.’”

Karena menganut kepercayaan yang berlainan dengan kepercayaan penyembah berhala, Zaid bin Amr dimusuhi kaum dan keluarganya sendiri. Pamannya yang bernama Khattab bin Nufail mengusir dan menyiksanya, dan menyuruh para pemuda untuk memperolok-olokkannya dan menghalanginya masuk ke Mekah.

Zaid lalu pergi ke bukit dan Gua Hira untuk berlindung pada siang hari, dan malam hari ia kembali dengan diam-diam. Tetapi apabila kedatangannya diketahui para pemuda, ia kembali dianiaya dan diusir.

Ia kemudian berkelana ke beberapa negeri seperti Mawsil dan kota-kota di Syria (Suriah). Di Maifa’a, al-Balqa (wilayah Suriah), ia bertemu dengan seorang rahib yang meramalkan akan datangnya seorang nabi yang benar di Mekah. Ia lalu kembali ke negeri kelahirannya. Akan tetapi, di tengah perjalanan, ia diserang dan dibunuh oleh kelompok Bani Lakhm.

Daftar Pustaka:
Abdul Baqi, Muhammad Fu’ad. al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an al-Karim. Bandung: Angkasa, t.t.
Farukh, Umar. Tarikh al-Adab al-’Arabi. Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayiyin, 1981.
Gibb, Hamilton A.R. dan Kramers, J.H. Shorter Encyclopaedia of Islam. Leiden: E.J. Brill, 1974.
at-Tabari, Abi Ja’far Muhammad bin Jarir. Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk. Leiden: E.J. Brill, 1976.
–––––––. Jami‘ al-Bayan ‘an Ta’wil Ayi Al-Qur’an. Cairo: Isa al-Babi al-Halabi, 1954.

Rusydi Khalid