Somalia (Jamhuuriyadda Dimuqraariga Soomaaliya) adalah sebuah negara muslim di Afrika timur laut. Negara ini berbatasan dengan Teluk Aden (utara), Samudera Hindia (timur dan selatan), dan Kenya, Ethiopia, serta Djibouti (barat). Luas: 637.657 km2. Jumlah penduduk: 16.674.862 jiwa (data 2022). Kepadatan penduduk: 25/km2. Ibukota: Mogadishu. Bahasa resmi: Somali, juga bahasa Arab, Inggris, dan Italia. Mayoritas penduduk beragama Islam (99,8%).
Sejarah Somalia sebelum masuknya Islam kurang begitu jelas karena penduduknya merupakan suku nomad. Sejarah negeri ini baru tampak setelah masuknya Islam yang menjadi bagian dari kebudayaan dan peradaban dunia pada Abad Pertengahan.
Somalia termasuk salah satu negeri yang pertama memeluk Islam. Suatu pendapat mengatakan bahwa kaum muslimin berjalan melalui negeri ini ketika hijrah ke Habasyah (Ethiopia) pada masa Nabi SAW. Mereka sempat bermukim, berketurunan, dan menyiarkan Islam cukup lama di Somalia.
Sampai sekarang di Somalia masih terdapat suku yang mempunyai silsilah keturunan dari Uqail bin Abi Thalib. Sesudah itu, orang Somalia memeluk Islam dengan jalan hijrah ataupun perdagangan.
Ketika Bani Umayah berkuasa di Damascus, Khalifah Abdul Malik (685–705) pernah mengirim tentara ke Somalia di bawah pimpinan Panglima Musa dari Bani Jasy’am. Dalam peristiwa ini tidak terjadi perang dengan penduduk, bahkan terjadi penyebaran Islam secara intensif dan ekstensif.
Gelombang kedatangan Islam lainnya terjadi pada permulaan abad ke-2 H. Setelah Imam Zaid bin Ali Zainal Abidin, cucu Ali bin Abi Thalib dan pendiri Mazhab Zaidiyah, terbunuh dalam suatu pemberontakan terhadap pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik (724–743), kaum Zaidiyah melarikan diri ke negeri ini.
Tidak seperti kaum muslimin sebelumnya yang menempati perkotaan, mereka lebih memilih daerah pesisir Banadir dengan berdagang dan bercocok tanam, lalu membentuk sebuah masyarakat Syiah. Dalam perkembangaan berikutnya mereka terdesak oleh orang Arab muslim Suni yang datang dari negeri Ihsa’ di Selat Arab.
Kedatangan gelombang baru ini membuat Mazhab Syiah lambat laun menjadi tenggelam sejalan dengan membaurnya mereka dengan penduduk kota yang menganut Mazhab Suni.
Pada abad ke-10, sekelompok orang Persia dari Shiraz datang ke Somalia lalu membangun kota Mogadishu (yang kemudian menjadi ibukota Somalia) yang sebelumnyabernama Humur (nisbah kepada suku Himyar yang pernah tinggal di Somalia).
Mereka kemudian membangun sebuah keamiran di samping keamiran Arab. Kedua bangsa ini hidup rukun secara berdampingan dan bersama-sama membangun Somalia dengan berdagang dan bercocok tanam serta mengajar anak pribumi. Atas jasa merekalah pada abad ke-11 Islam sudah tersebar di seluruh negeri.
Sampai abad itu belum ada satu pemerintahan yang menyatukan seluruh keamiran pesisir dan suku pedalaman. Masing-masing mempunyai kekuasaan yang berdiri sendiri. Pada akhir abad ke-13 Syekh Umar Fakhruddin, seorang pribumi, berhasil menanamkan wibawanya di Mogadishu dan beberapa daerah sekitarnya, lalu membangun sebuah kesultanan.
Kekuasaan sesudahnya turun kepada putranya, Abu Bakar, dan selanjutnya secara berturut-turut dipegang oleh para sultan pribumi yang berusaha membangun sebuah kerajaan kesatuan yang terdiri atas beberapa keamiran. Tetapi usaha itu terhalang kedatangan orang Portugis.
Pada 1499 bangsa Portugal berhasil menguasai sebagian Somalia, dan pada 1503 misi perdagangan mereka telah menguasai seluruh daerah pesisir kecuali kota Mogadishu. Masa pendudukan Portugal merupakan masa penghancuran dan perusakan.
Hal ini berlangsung selama lebih kurang 170 tahun. Akhirnya, mereka diusir oleh tentara bantuan dari Oman yang dipimpin oleh Panglima Salim as-Sarimi.
Antara abad ke-13 dan ke-16 merupakan masa konflik antara orang Kristen Ethiopia dan muslim Somalia. Tahun 1506–1542 merupakan masa kritis bagi Ethiopia karena menghadapi keberanian pahlawan suku Somali, Ahmad bin Ibrahim al-Gazi, yang mendapat bantuan dari kekuatan muslim lainnya dan berhasil menduduki negeri itu.
Lambat laun mereka menduduki kota di sepanjang pesisir yang semula dihuni oleh orang Bantu. Mereka baru berhasil menguasai seluruh daerah itu pada kira-kira abad ke-17. Sejak itulah sejarah pesisir utara menjadi sejarah Somalia.
Sejalan dengan gelombang migasi dan perdagangan, penyebaran Islam terjadi pula melalui pendidikan. Pendidikan dimulai dari kuttab yang tersebar di banyak kota dan desa. Pelajaran yang diberikan adalah Al-Qur’an, bahasa Arab, dan beberapa ilmu dasar.
Dari kuttab, para pelajar pindah ke masjid kota untuk mempelajari ilmu keislaman yang merupakan pendidikan persiapan. Sesudah itu para pelajar mengikuti pendidikan menengah dan tinggi. Sebagian lembaga pendidikan tinggi berinduk pada Universitas al-Azhar. Sampai pertengahan pertama abad ke-20 di Somalia tidak terdapat pusat ilmu selain yang berhubungan dengan Islam.
Pada abad ke-19 Somalia menjadi ajang pendudukan bangsa Eropa seperti Jerman, Inggris, Prancis, dan Italia. Sampai awal paruh kedua abad ke-20 Somalia terbagi menjadi dua wilayah kekuasaan: Inggris di utara dengan ibukotanya Hargeisa dan Italia di selatan dengan ibukotanya Mogadishu.
Inggris pada 26 Juni 1960 dan Italia pada 1 Juli 1960 memberikan kemerdekaan kepada Somalia. Sejak itu Somalia menjadi sebuah negara republic demokrasi dengan Adam Abdullah Usman sebagai presiden pertama, dan sejak September 1960 menjadi anggota PBB.
Pada 1969, Dewan Revolusioner yang dipimpin Mohammad Siyad merebut kekuasaan dari tangan Presiden Shermarke dan mengubah Somalia menjadi negara sosialis. Pada 1991 ia digulingkan. Karena terjadi perebutan wilayah di antara kelompok, terjadilah perang saudara yang menimbulkan penderitaan bagi rakyat.
Pada 1992 Somalia dilanda kelaparan yang hebat dan pada 1993 pasukan PBB dilibatkan selama 2 tahun untuk mengatasi keamanan dan kelaparan tersebut. Ketika PBB meninggalkan Somalia pada 1995, keadaan negeri ini belum juga pulih.
Oleh karena itu, pada tahun 2000, atas sponsor Konferensi Perdamaian Arta di Djibouti, dibentuklah sebuah pemerintahan transisi (Transitional National Government), yang dihadiri para wakil suku dari Somalia. Pemerintahan sementara ini, dengan presiden Abdikassim Salad Hassan, diberi mandate selama 3 tahun untuk membenahi pemerintahan Somalia yang permanen.
Sejak Oktober 2004, kepala negara Somalia adalah Abdullahi Yusuf Ahmed. Ia dipilih oleh pemerintahan transisi federal (Transitional Federal Government) yang dibentuk pada Oktober 2004 untuk menggantikan Transitional National Government.
Kepala pemerintahan yang memimpin kabinet dipegang oleh Perdana Menteri Ali Muhammad Ghedi (sejak November 2004). Perebutan ibu kota Mogadishu dan sebagian besar selatan negara itu oleh koalisi kelompok Islamis pada 2006 mendorong intervensi oleh pasukan Ethiopia, dan kemudian, Uni Afrika.
Beberapa dekade perang saudara telah hampir menghancurkan ekonomi dan infrastruktur Somalia dan membagi negara itu menjadi wilayah-wilayah di bawah kekuasaan berbagai entitas.
Ketika pemerintahan transisi Somalia yang lemah menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada 2012, Republik Federal Somalia yang baru dideklarasikan hanya memiliki kendali terbatas atas negara tersebut.
Namun, ada harapan bahwa pemerintah baru akan mengantarkan era baru, di mana perdamaian akan tercapai dan warga Somalia dapat fokus untuk membangun kembali negara mereka.
Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed, juga dikenal sebagai Farmajo, dipilih oleh anggota parlemen yang berkumpul di bawah pengamanan ketat di hanggar di bandara ibu kota Mogadishu pada Februari 2017.
Warga negara ganda AS-Somalia itu menjabat sebagai perdana menteri selama delapan bulan antara 2010 dan 2011, ketika ia meraih popularitas dengan memastikan pembayaran gaji tentara secara teratur dan menerapkan daftar biometrik untuk personel keamanan. Dia telah menyatakan kesiapannya untuk berunding dengan kelompok militan Islam al-Shabab yang menentang pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, Basil. A History of East and Central Africa: to The Last Nineteenth Century. New York: Doubleday & Company, 1969.
Syalabi, Ahmad. Mausu‘ah at-Tarikh al-Islamiwa al-Hadharah al-Islamiyyah. Cairo: an-Nahdah al-Misriyah, 1978.
Thomas, Arnold W. The Preaching of Islam. Lahore: Muhammad Ashraf, 1979.
https://www.worldometers.info/world-population/somalia-population/, diakses pada 10 April 2022.
https://www.britannica.com/place/Somalia, diakses pada 10 April 2022.
Hery Noer Aly
Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (April 2022)