Jambek Sa’adoeddin

(Bukittinggi, 24 Maret­ 1911–Jakarta, 22 November 1977)

Sa’adoeddin Jambek adalah seorang guru­ serta ahli ilmu hisab dan rukyat. Ia adalah­ putra Syekh Muhammad Jamil Jambek (1860–1947), pelopor pembaruan Islam di Minang-kabau, ulama besar, dan ahli ilmu falak.

Pendidikan formal pertama diperolehnya me­lalui HIS (Hollands Inlandsche School) hingga tamat 1924. Kemudian ia melanjutkan­ ke sekolah­ guru Kweekschool.

Setelah tamat dari Kweekschool (1927), ia melanjutkan pendidikan­nya­ ke Hogere Kweekschool (HKS), Bandung, Jawa­ Barat, dan memperoleh ijazah 1930. Kemudian, selama 4 tahun (1930–1934) ia mengabdikan­ diri sebagai guru Gouvernements­ Schakel-school di Perbaungan, Palembang.

Setelah menjalani tugas sebagai guru di Palem­bang, ia berusaha melanjutkan pendidikannya. Ia mengajukan permohonan untuk dipindahtugaskan­ ke Jakarta agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Di Jakarta ia bekerja sebagai guru Gouvernements HIS no. I selama setahun.

Kemudian pada 1935 ia melanjutkan pendidikan ke Indische Hoofdacte­ (Diploma Pendidikan) di Bandung sam­ pai memperoleh­ ijazah 1937. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh­ ijazah bahasa Jerman dan Perancis.

Setelah mengikuti pendidikan di Bandung, ia kembali menjalankan tugas sebagai guru Gouvernements­ HIS di Simpang Tiga (Sumatera Timur). Sebagai seorang guru, ia tidak pernah berhenti mengem­bangkan kariernya di bidang pendidikan. Kariernya terus mening­kat, dari guru sekolah dasar sampai menjadi dosen dan terakhir­ menjadi pegawai tinggi Departeman Pendidik­an­ dan Kebudayaan di Jakarta.

Ia mulai tertarik mempelajari ilmu hisab pada 1929. Ia belajar tentang ilmu hisab dari Syekh Taher Jalaluddin, ahli ilmu falak dari Malaysia yang mengajar di al-Jami‘ah Islamiyah Padang 1939. Pertemuannya dengan Syekh Taher Jalaluddin membekas dalam priba­dinya dan me­rupakan awal pembentukan keahliannya dalam bi­dang hitung-menghitung penanggalan.

Untuk mem­perdalam pengeta­huannya, ia kemudian mengikuti­ kursus Legere Akte Ilmu Pasti di Yogyakarta 1941–1942 serta mengikuti kuliah ilmu pasti alam dan astronomi pada FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bandung 1954–1955.

Keahliannya dalam ilmu pasti dan ilmu falak dikem­bangkan melalui tugas yang dilaksanakannya di beberapa tempat. Ia pernah menjadi lektor ke­pala dalam mata kuliah ilmu pasti pada PTPG (Perguruan­ Tinggi Pendidikan Guru) di Batu­sangkar, Sumatera Barat (1955–1956).

Kemudian ia memberi kuliah ilmu falak sebagai dosen tidak tetap­ di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1959–1961), Fakultas Tarbiyah Univer­sitas Islam Jakarta,­ dan pada Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun di Jakarta (1961). Ia juga menjadi dosen ilmu pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan dosen ilmu falak di Fakultas Syariah IAIN Jakarta (1959–1977).

Sebagai ahli ilmu falak, ia banyak menulis tentang ilmu hisab. Karyanya yang pertama kali ditulis adalah Waktu dan Djadwal, berisi penjelasan popu­ler mengenai perja­lanan bumi, bulan, dan mata­hari (Tintamas, Jakarta, 1953). Pada tahun yang sama ia juga menerbitkan buku al-Manak Djamiliyah.

Kemud­ian­ pada 1956 ia menulis buku Arah Qiblat. Buku ini berisi tentang cara menentukan arah kiblat dengan menghitung peredaran mata­hari serta derajat garis lintang dan garis bujur letak suatu kota tertentu.

Ia juga menulis buku pelajaran untuk sekolah dasar berjudul Marilah Berhitung. Buku ini ditulis berseri 10 jilid bersama H M. Arifin Temyang (Ban­doroto, 1957). Karya berikutnya adalah Menghisab­ Awal Waktu Shalat yang diterbitkan oleh Biro Kemahasiswaan IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1967.

Pada tahun yang sama, ia juga menulis buku Natijah Umum. Tahun berikutnya ia menulis buku Perbandingan Tarich, Membuat Djadwal-Djadwal untuk Memindahkan Penanggalan Tarich Masehi kepada Penanggalan Tarich Hijriyah dan Tarich Jawa, serta Seba­liknya (Tintamas, Jakarta). Tahun 1974 ia menerbitkan dua buku berjudul Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa dan Shalat dan Puasa di Daerah Kutub.

Buku Hisab Awal Bulan (Tintamas, Jakarta, 1976) meru­ pakan karya terakhirnya. Dalam buku yang berisi tentang ilmu hisab ini, dikemukakan teori menghitung gerak bumi, bulan, dan matahari­. Dikemukakan bahwa satu bulan sekali mata­hari dan bulan berkedudukan pada lingkaran bujur langit yang sama. Keadaan ini dinamakan ijtimak (ijtima’).

Inilah yang menjadi patokan dalam­ menentukan awal bulan Kamariah. Pada situasi­ ijtimak biasanya terdapat jarak di antara bu­lan dan matahari yang besarnya dapat mencapai 5°. Adakalanya­ bulan berkedudukan­ di sebelah selatan­ matahari­ dan ada-kalanya di sebelah­ utara matahari­.

Hanya sekali-sekali bulan dan matahari berkedudukan­ tepat pada tempat yang sama, kedua­nya­ berimpit, yaitu apabila terjadi gerhana matahari. Bulan baru (syahr) berdasarkan­ penanggalan­ Kamariah­ mulai dihitung apabila bulan (qamar) sudah berkedudukan di sebelah timur matahari.

Dalam buku ini juga dikemukakan cara menghitung­ awal bulan dengan menggunakan hisab, yaitu:­ 1) menghisab­ dengan teliti saat matahari­ terbenam, 2) menentukan data-data bulan yang diperlukan,­ 3) menghisab tinggi bulan, dan 4) melakukan koreksi terhadap tinggi bulan. Beberapa cara menghitung­ garis batas terbenamnya bulan dan cara menentukan jadwal waktu salat berdasarkan atas perhitungan peredaran matahari, bulan, dan bumi, juga dibahas dalam buku tersebut.

Sa’adoeddin Jambek juga menulis buku keagamaan yang bersifat pendidikan. Pada 1955 ia menulis Pendidikan Keagamaan­ dan 1965 ia menulis buku Mensyukuri Nikmat.

Pada 1972 Jambek diangkat menjadi ketua­ Lembaga Rukyat dan Hisab. Selanjutnya­ pada 8 November 1980 lembaga ini memba­ngun laboratorium Ilmu Hisab di Ciputat. Untuk mengenang­ jasa Sa’adoeddin Jambek dalam bidang ilmu falak, labo­ratorium­ tersebut diberi nama Laboratorium Sa’adoeddin Jambek.

DAFTAR PUSTAKA

Daya, Burhanuddin. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam: Kasus Sumatra Thawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990.

HAMKA. Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah­ dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera. Jakarta: Umminda, 1982.

Islamic Center Sumatera Barat. Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatra Barat. Padang: t.p., 1981.

Jambek, Sa’adoeddin. Arah Qiblat. Jakarta: Tintamas, 1960.

–––––––. Hisab Awal Bulan. Jakarta: Tintamas, 1976.

Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900–1942. Jakarta: LP3ES, 1980.

Schrieke, B. Pergolakan Agama di Sumatera Barat, terj. Soegarda Poerbakawatja. Jakarta: Bhratara, 1973.

Husmiaty Hasyim