Basrah adalah kota pelabuhan utama di tenggara Irak. Ibukota Provinsi Basrah ini adalah kota kedua terbesar dan terpenting di Irak setelah Baghdad. Kota Basrah dibangun pada awal perkembangan Islam oleh Khalifah Umar, kemudian menjadi pusat dagang, budaya, dan ilmu. Kini Basrah penting bagi Irak karena digunakan juga sebagai pelabuhan minyak.
Basrah terletak di Shatt el-Arab di bagian tenggara Irak, sekitar 115 km dari Teluk Persia dan sekitar 15 km dari Sungai Tigris. Kota itu dikelilingi padang pasir dengan iklim kering, suhu udara sekitar 25° C, dan curah hujan rata-rata 185 mm/ tahun.
Jumlah penduduk diperkirakan 1.413.646 jiwa (2022). Mayoritas penduduk Basrah adalah orang Arab Irak dari suku Rabi’ah dan Mudar; lainnya Kurdi, Persia, dan Turki. Sebagian besar dari penduduk kota adalah muslim Suni; sisanya penganut agama lain, yakni Yahudi dan Kristen. Lembaga pendidikan umum dan agama, mulai dari tingkat dasar sampai universitas, tersedia di kota itu.
Hasil utama kota Basrah adalah kurma; di sekeliling kota terdapat kebun kurma yang amat penting di Irak. Gandum dan padi juga ditanam. Peternakan biri-biri menghasilkan wol. Selain itu, terdapat pertambangan minyak bumi untuk diekspor.
Sejarah. Kota Basrah dibangun pada 16 H/636 M pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, setelah wilayah Irak dikuasai tentara Islam di bawah pimpinan Sa‘d bin Abi Waqqas pada 635. Lokasi pembangunan kota Basrah ditetapkan sendiri oleh Khalifah Umar di daerah Kharibah yang berdekatan dengan kota pelabuhan Ubullah di Teluk Persia.
Arsitekturnya dipercayakan kepada Utbah bin Gazwan yang mempekerjakan 800 pekerja. Utbah menamakan kota yang dibangunnya itu menurut nama bahan yang digunakan untuk membangun kota itu, yaitu al-basrah (sejenis batu putih). Di pusat kota dibangun masjid dan tempat tinggal panglima. Di sekeliling kedua bangunan ini dibangun tempat tinggal tentara.
Adapun kompleks permukiman penduduk disusun berdasarkan kelompok suku; kelompok suku tertentu menempati perkampungan tertentu pula. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, Khalifah Umar memerintahkan pembuatan sebuah saluran air dari Sungai Tigris ke kota.
Selama pemerintahan Khalifah Umar, Basrah menjadi markas tentara Islam. Umat Islam kota Basrah dan kota Kufah berjasa besar menaklukkan daerah Persia, Khurasan (Iran Timur), dan Ma Wara‘ an-Nahr (Transoksania dan Samarkand) pada masa Umar dan sesudahnya. Dalam perkembangannya, setelah banyak didatangi para pedagang, Basrah menjadi pusat perdagangan, baik pada masa al-Khulafa’ ar-Rasyidun berikutnya, maupun pada masa Dinasti Umayah dan Ab-basiyah.
Untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Basrah, Khalifah Umar mengirimkan ulama dari Madinah ke kota itu, antara lain Abu Musa al-Asy‘ari. Sejak itu sampai masa pemerintahan Umayah dan Abbasiyah, Basrah menjadi salah satu pusat pendidikan di dunia Islam.
Para siswa berdatangan ke kota itu untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kota itu menjadi tempat bertemunya kebudayaan Persia dan Arab. Ketika kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam mencapai puncaknya (dengan pusat di Baghdad), Basrah menjadi pusat kajian bahasa Arab, sastra, dan sains yang penting, serta menjadi tempat berkumpulnya para pujangga Arab, sehingga kota itu disebut juga “Khazanah al-‘Arab.”
Kemajuan Basrah di bidang perdagangan, ilmu pengetahuan, bahasa, sastra, serta peradaban Islam, disebut dalam cerita terkenal Seribu Satu Malam (Alf lailah wa lailah).
Sebagai kota ilmu pengetahuan, bahasa, dan sastra, kota Basrah telah melahirkan sejumlah ulama, tokoh pemikir, dan penyair terkenal. Ulamanya antara lain Amr bin al-Ula, Yunus bin Habib, Isa bin Amr, al-Khalil bin Ahmad bin Amr, al-Asma’i, dan Sibawaih; tokoh pemikir antara lain al-Hasan al-Basri dan Wasil bin Ata; dan penyair antara lain Farazdaq, Bisyar bin Bard, Muslim bin Wahid, dan Abu Nuwas.
Sejak 1534 hingga 1918, kota Basrah dikuasai oleh pemerintah Usmani. Ketika Inggris menaklukkan Irak dalam Perang Dunia I, pemerintah Inggris membangun Pelabuhan modern di al-Askar, pinggiran kota Basrah. Kemudian kota ini menjadi ibukota salah satu provinsi Irak sejak merdeka tahun 1932.
Namun, menurut penilaian badan PBB, UN Habitat (Oktober 2020), selama 70 tahun terakhir ini, kota Basrah mengalami stagnasi, bahkan kemerosotan. Basrah belum bisa memantapkan dan mengembangkan statusnya sebagai kota besar, padahal punya sumber daya keuangan yang cukup besar dan banyak potensi.
Basrah terpapar pada berbagai peristiwa dan intervensi eksternal, seperti invasi pasukan Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat pada 2003 dan kebangkitan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) pada 2014-2017. Itu semua berdampak pada kota Basrah.
Namun, banyak dari dampak yang lebih besar, kerusakan infrastruktur dan operasi Basrah disebabkan oleh faktor internal, yakni akibat kelalaian dan ketidakmampuan pengelola kota. Sehingga dampak dari masalah yang berasal dari kekuatan eksternal dan faktor lingkungan menjadi berlipat ganda.
Daftar Pustaka
Amin, Ahmad. Fajr al-Islam. Cairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyah, 1975.
al-Balazuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir. Futuh al-Buldan. Cairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyah, t.t.
Departemen Agama RI. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Departemen Agama RI, 1981–1982.
Khadduri, Madjid. “al-Basrah,” The World Encyclopaedia, Vol. I. Chicago London Sydney Toronto: World Book Inc., 1986.
Nicholson, Reynold A. A Literary History of the Arabs. Cambridge: Cambridge University Press, 1969.
Syalabi, Ahmad. Mausu’ah at-Tarikh al-Islami wa al-Sadzarah al-Islamiyyah. Cairo: an-Nahdah al-Misriyah, 1977.
Turner, Arthur Campbell. “Basrah,” Grolier Academic Encyclopaedia, Vol. 4. t.tp.: Grolier International, 1983.
Watt, W. Montgomery. The Majesty That Was Islam, terj. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990
Zaidan, Jurji. Tarikh at-Tamaddun al-Islami. Beirut: Dar al-Maktabah al-Hayati, t.t.
https://worldpopulationreview.com/world-cities/basra-population, diakses pada 28 Maret 2022.
https://unhabitat.org/sites/default/files/2021/03/basra_urban_profile_-_english.pdf, diakses pada 28 Maret 2022.
J Suyuti Pulungan
Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (Maret 2022)