Amirulmukminin

(Ar.: amir al-mu’minin)

Secara kebahasaan, amir al-mu’minin berarti “pemimpin kaum beriman”. Secara terminologis, istilah ini berarti “pemegang kekuasaan yang mengatur dan menyelenggara kan berbagai urusan pemerintahan Islam”. Dalam pranata Islam, pemerintahan juga disebut imarah (keamiran) dan kepala negaranya disebut amir.

Sebutan “amir” telah dipakai oleh umat Islam sejak pertemuan di Saqifah Bani Sa’idah ketika merundingkan siapa pengganti Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam di bidang agama dan pemerintahan. Pengganti Nabi Muhammad SAW tersebut kemudian diberi gelar khalifah. Setelah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq wafat, penggantinya, Umar bin Khattab, diberi gelar khalifah khalifah Rasulullah SAW. Gelar ini dirasakan terlalu panjang. Maka mereka sepakat memanggil Umar bin Khattab dengan gelar amirulmukminin.

Orang yang pertama-tama memanggil Umar bin Khattab dengan sebutan itu adalah Abdullah bin Jahs, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Ada pula yang mengatakan orang pertama itu adalah Amr bin As, sedangkan riwayat lain mengatakan Mugirah bin Syu‘bah (sahabat Nabi SAW dan periwayat hadis). Pada perkembangan selanjutnya gelar amirulmukminin ini dipakai oleh khalifah sesudah Umar bin Khattab dan tetap dipakai pada masa Bani Umayah dan Bani Abbasiyah.

Khusus bagi golongan Syiah, mereka menamai pemimpin atau kepala negara mereka dengan sebutan imam. Sebutan ini mulai dipakai pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib sampai kepada Muhammad al-Muntazar (Imam yang Ditunggu). Namun setelah golongan Syiah ini menguasai suatu negara, gelar imam tersebut juga diubah menjadi amirulmukminin, seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Ubaidullah al-Mahdi serta Qasim Muhammad Abdul Qasim di Maroko dan Dinasti Idrisiyah di Magribi al-Aqsa (Maroko), Afrika barat.

Adapun para penguasa Islam di Andalusia (Spanyol), mulai dari Abdurrahman ad-Dakhil, diberi gelar amir. Namun pada perkembangan selanjutnya, yaitu pada masa pemerintahan Abdurrahman III (an-Nasir), gelar ini diubah menjadi amirulmukminin dan dipakai sampai akhir masa pemerintahan Umayah (1031).

Amir al-Mu’minin Fi al-Hadits adalah gelar kehormatan tertinggi yang diberikan kepada ulama besar ahli hadis, seperti Imam Bukhari.

Daftar Pustaka

Ahmad. Fajr al-Islam. Singapura: Maktabah wa Matba‘ah Sulaiman Mar’i, 1965.

Von Grunebaum, G.E. Classical Islam a History 600–1250. Chicago: Adline Publishing Company, 1970.

Hasan, Hasan Ibrahim. Tarikh al-Islam. Cairo: Maktabah an-Nahdah, 1964.

Hitti, Philip K. History of the Arabs. London: The Macmillan Press, 1970.

Hodgson, Marshall G.S. The Venture of Islam. Chicago: The University of Chicago Press, 1977.

Ibnu Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad. Tarikh Ibn Khaldun. Beirut, Lib-anon: t.p., 1399 H/1979 M.

al-Mawardi, Imam. al-Ahkam as-Sultaniyyah. Cairo: al-Babi al-Halabi, 1973.

Surur, Muhammad Jamaluddin. al-Hayah as-Siyasah fi ad-Daulah al-‘Arabiyyah al-Islamiyyah. Cairo: Dar al-Fikti al-Arabi, 1975.

Abd Karim Hafid