Alf lailah wa lailah

Alf lailah wa lailah (Seribu Satu Malam) adalah judul kumpulan cerita rakyat di tanah Arab yang ditulis pada masa Dinasti Abbasiyah. Penulis kumpulan cerita ini adalah Abu Abdullah bin Abdus al-Jasyyari (w. 331 H/942 M) berdasar-kan kumpulan cerita berbahasa Persia, Hazar Afsanak (Seribu Cerita).

Ada pendapat yang menyatakan bahwa Alf Lailah wa Lailah tidak ditulis oleh satu orang, tetapi oleh banyak penulis pada periode yang berbeda. Nabia Abbott (kritikus sastra) mengemukakan bahwa ada enam bentuk dari kumpulan cerita ini yang ditulis pada periode yang berbeda. Bentuk pertama adalah terjemahan harfiah dari Hazar Afsanak pada abad ke-8, diperkirakan berjudul Alf Khurafah (Seribu Cerita yang Dibuat-buat).

Bentuk kedua adalah versi Islam dari Hazar Afsanak yang diberi judul Alf Lailah (Seribu Malam), yang disusun sebagian atau sudah lengkap pada abad ke-8. Bentuk ketiga adalah Alf Lailah yang berisi cerita Arab dan Persia, yang dibuat pada abad ke-9. Bentuk keempat adalah susunan al-Jasyyari pada abad ke-10, yang mencakup Alf Lailah dan cerita lain.

Kemungkinan ada dari Alf Lailah yang diubahnya. Bentuk kelima merupakan kumpulan yang diperluas dari susunan al-Jasyyari dengan tambahan cerita Asia dan Mesir. Kumpulan ini dibuat pada abad ke-12. Kemungkinan perubahan judul menjadi Alf Lailah wa Lailah dilakukan pada periode ini. Bentuk keenam adalah Alf Lailah wa Lailah yang berisi tambahan cerita sampai awal abad ke-16.

Tambahan berasal dari cerita kepahlawanan Islam di masa Dinasti Mamalik (Dinasti Mamluk). Bentuk inilah yang terakhir dan tidak ditambah lagi, karena pada awal abad ke-16 Dinasti Mamalik di Suriah dan Mesir ditaklukkan Dinasti Usmani Turki di bawah Sultan Salim I (1512–1520).

Alf Lailah wa Lailah, yang dikenal di daratan Eropa dengan nama The Arabian Nights, diperkenalkan pertama kali oleh Jean Antoine Galland (1646–1715), seorang sarjana Perancis. Galland menemukan naskah Alf Lailah wa Lailah sewaktu ia bertugas sebagai sekretaris kedutaan Perancis di Timur Tengah dan dalam perjalanannya sebagai kolektor benda untuk museum. Alf Lailah wa Lailah diterjemahkannya ke dalam bahasa Perancis dan diterbitkan sebanyak 12 jilid.

Jilid pertama terbit pada 1704, jilid 2 sampai 7 terbit pada 1706, jilid 8 pada 1709, jilid 9 dan 10 pada 1712, dan terakhir jilid 11 dan 12 terbit pada 1717, yakni 2 tahun setelah Galland meninggal. Dari terjemahan ini dilakukan terjemahan ke bahasa Inggris oleh R. Heron sebanyak 4 jilid pada 1792 dan oleh William Beloe sebanyak 4 jilid pada 1795, di samping tambahan pada edisi Galland dari beberapa orientalis, seperti Denis Chavis, Jonathan Scott, Caussin de Perceval, dan Edouard Gauttier.

Edisi Alf Lailah wa Lailah dalam bahasa Arab diterbitkan pertama kali di Calcutta oleh The College of Fort William dan diedit oleh Syekh Ahmad bin Muhammad Syirwani al-Yamani. Edisi ini terdiri atas dua jilid, jilid pertama terbit pada 1814 dan jilid kedua pada 1818. Edisi ini hanya memuat 200 malam pertama dan kisah Sindbad si Pelaut. Edisi berbahasa Arab yang lengkap adalah edisi Bulaq yang pertama, dicetak pada 1251 H/1835 M di percetakan negara di Bulaq, dekat Cairo.

Edisi ini berasal dari naskah yang didapatkan di Mesir. Setelah itu terbit pula edisi kedua dari Calcutta yang sudah lengkap, sebanyak 4 jilid, pada 1839–1842, yang diedit W.H. Macnaghten. Ada pula edisi Breslau yang diedit Dr. Maximilian Habicht, dan dikatakannya berasal dari naskah (manuskrip) Tunisia. Edisi Breslau ini berisi banyak kesalahan tata bahasa dan leksikal.

Edisi yang berulang kali dicetak adalah edisi Bulaq, yang pada garis besarnya sama dengan edisi Calcutta kedua. Edisi ini berasal dari resensi naskah Mesir yang ditemukan Zotenberg dan merupakan hasil kompilasi yang dibuat seorang syekh pada abad ke-18. Edisi Bulaq ini pada 1896 dicetak oleh Dar asy-Sya’b (Cairo) sebanyak dua jilid, jilid pertama berisi 782 halaman dan jilid kedua 764 halaman. Edisi ini diedit Rusydi Salih dan diberi gambar oleh Husain Biykar. Dari edisi Bulaq terbit terjemahan ke bahasa Barat modern, seperti bahasa Spanyol, Inggris, Polandia, Jerman, Denmark, Rusia, dan Italia.

Kisah Alf Lailah wa Lailah dikemukakan dengan gaya bercerita oleh Syahrizad, istri Raja Syahriyar, yang bercerita atas permintaan adiknya, Dunyazad, dan didengarkan oleh sang raja. Syahrizad bercerita agar sang raja tidak melakukan pembunuhan terhadap istrinya. Disebutkan bahwa Raja Syahriyar dan adiknya, Raja Syahzaman, pada mulanya adalah raja yang adil selama 20 tahun pemerintahannya, namun kemudian berubah menjadi raja kejam yang membunuh setiap wanita yang dikawininya pada malam pertama pernikahan.

Perubahan sifat Raja Syahriyar berawal dari penyelewengan istrinya dan penyelewengan istri adiknya yang melakukan perzinaan dengan budak berkulit hitam sewaktu raja pergi berburu. Perbuatan itu dilihatnya sendiri karena ia tiba-tiba pulang untuk mengambil sesuatu yang terlupa. Istrinya yang berkhianat dan budak itu dibunuhnya. Ketika ia berada di negeri adiknya, Syahzaman, ia juga melihat perbuatan serong istri adiknya dengan budak berkulit hitam sewaktu adiknya tidak berada di rumah.

Syahriyar menjadi orang yang tidak percaya pada setiap wanita. Dendam Syahriyar pada wanita dilampiaskannya pada gadis yang dinikahinya. Setelah beberapa lama, di negeri itu sudah tidak didapatkan lagi gadis yang akan dipersembahkan kepada raja, kecuali putri wazir, yaitu Syahrizad.

Syahrizad bersedia dinikahkan dengan raja untuk menyelamatkan nyawa wanita yang lain. Syahrizad digambarkan sebagai wanita cerdas yang banyak membaca cerita, hikayat, dan kisah lama. Sejak malam pertama sampai malam ke-1001, ia mengisahkan berbagai cerita secara bersambung sampai subuh. Dengan cerita ini akhirnya raja sadar dan insaf, dan putri Syahrizad selamat dari pembunuhan.

Sebagian dari kisah yang diceritakannya adalah mengenai jin, kisah percintaan, legenda, cerita pendidikan, cerita humor, dan anekdot. Kebanyakan dari cerita itu berlatar belakang kehidupan istana di Baghdad, Syam (Suriah), dan Mesir. Ada dari kisah ini yang telah difilmkan atau dipentaskan di Mesir dan Eropa, seperti kisah Pencuri dari Baghdad, Aladin dan Lampu Wasiat, Ali Baba dengan Empat Puluh Penyamun, dan Sindbad si Pelaut.

Daftar Pustaka

Clinton, Jerome W. “Madness and Cure in the 1001 Nights,” Studia Islamica LXI. France: Maisonneuve et Larose, 1965.
al-Halabi, Mustafa al-Babi. Alf Lailah wa Lailah. Cairo: t.p., t.t.
Poeradisastra, S.I. Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern. Jakarta: P 3 M, 1986.
Salih, Rusydi, ed. Alf Lailah wa Lailah. Cairo: asy-Sya’b, 1969.

M Rusydi Khalid