al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad

(Khosrujird, Irak, Syakban 384/September 994-Nisabur, Iran, 10 Jumadilawal 458/9 April 1066)

Al-Baihaqi  adalah seorang ahli hadis terkemuka dan pengikut Mazhab Syafi‘i. Ia adalah seorang saleh dan sederhana, serta menganut teologi Asy‘ariyah. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Ahmad bin al-Husain bin Ali bin Musa al-Khosrujirdi.

Untuk belajar hadis, Al-Baihaqi mengembara ke beberapa negara dan belajar pada seratus ulama, antara lain Abu Hasan Muhammad bin Husain al-Alawi dan al-Hakim Abi Abdullah Muhammad bin Abdullah. Karena belajar pada seratus ulama, ia mendapat penghargaan.

Menjelang akhir hidupnya, al-Baihaqi pergi ke Nisabur. Di sini ia mengajarkan hadis dan sekaligus menyebarluaskan bukunya. Al-Baihaqi adalah penulis besar. Hal ini terlihat dari karyanya yang jumlahnya demikian banyak.

Meskipun dipandang sebagai ahli hadis terkemuka, al-Baihaqi tidak cukup mengenal karya hadis at-Tirmizi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Ia juga tidak pernah berjumpa dengan buku hadis atau Musnad Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali). Ia menggunakan Mustadrak al-hakim karya Imam al-Hakim secara bebas.

Menurut az-Zahabi, seorang ulama hadis, kajian al-Baihaqi dalam hadis tidak begitu besar, tetapi ia mahir meriwayatkan hadis karena ia benar-benar mengetahui sub bagian hadis dan para tokohnya yang telah muncul dalam isnad (sandaran rangkaian perawi hadis).

Karya al-Baihaqi, Kitab as-Sunan­ al-Kubra (terbit di Hyderabad, India, 10 jilid, 1344–1355) merupakan karya yang paling terkenal. Buku itu mendapat penghargaan yang sangat tinggi. Menurut as-Subki (ahli fikih, usul fikih, dan hadis), tidak ada sesuatu yang lebih baik dari kitab ini, baik dalam penyesuaian susunan maupun mutunya.

Di dalam karya ini ada catatan yang selalu ditambahkan mengenai nilai atau hal lainnya, seperti hadis dan para ahli hadis. Terdapat catatan bahwa sebenarnya hadis tertentu dimasukkan dalam satu atau kumpulan hadis yang lain, yang diakui sah.

Selain itu setiap jilid cetakan Hyderabad ini memuat indeks yang berharga mengenai tokoh dari tiga generasi pertama ahli hadis yang mereka jumpai dengan disertai petunjuk periwayatan.

Karya lain yang dinilai tinggi adalah Nushus asy-Syafi‘i. Al-Baihaqi adalah tokoh yang pertama kali mengumpulkan susunan fikih Mazhab Syafi‘i. Namun as-Subki menolak pernyataan itu. Ia mengatakan bahwa al-Baihaqi adalah tokoh yang datang kemudian karena kumpulan fikih itu sebenarnya telah tercakup dalam usaha terdahulu, sehingga pekerjaan itu tidak perlu diulang.

Menurut as-Subki, usaha yang dilakukan al-Baihaqi bukanlah hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan pengembangan dari apa yang sudah ada sebelumnya.

Adapun al-Juwaini atau Imam Haramain memuji karya al-Baihaqi karena dukungannya terhadap ajaran-ajaran Imam Syafi‘i.

Daftar Pustaka

al-Asnawi, Abdurrahim. Thabaqat asy-Syafi‘iyyah. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1407 H/1987 M.
as-Subki. Thabaqat asy-Syafi‘i al-Kubra. Cairo: t.p., 1324 H/1906 M.
Yafi’i. Mir’at al-amin. Haydarabad: t.p., 1337 H/1918 M–1339 H/1920 M.

Miftah Adebayo Uthman