Al-‘Asyarah Al-Mubasysyarah

Sepuluh orang sahabat yang dijanjikan masuk surga disebut al-Asyarah al-Mubasysyarah. Istilah ini tidak terdapat dalam kitab kumpulan hadis sahih. Hadis yang dijadikan dasarnya adalah Musnad Ahmad ibn æanbal (kitab Imam Hanbali­yang memuat 40.000 hadis), Sunan Ab(kitab hadis Abu Dawud), dan Sunan at-Tirmidzi (kitab hadis at-Tirmizi).

Hadis dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal me­nyebutkan penyampaian Abdurrahman bin Auf. Ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda:

“Abu Bakar di surga, Umar di surga, Ali di surga, Usman di surga, Talhah di surga, Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa‘d bin Abi Waqqas di surga, Sa‘id bin Zaid bin Amr bin Nufail di surga, dan Abu Ubaidah bin Jarrah di surga.”

Sementara itu di tempat lain dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal ini didapati pula hadis yang disampaikan Sa‘id bin Zaid yang menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama sebelum nama yang terdapat dalam­ hadis dari Abdurrahman bin Auf, tetapi nama Abu Ubaidah bin Jarrah tidak disebutkan.

Menurut Ibnu Abbas, suatu ketika Nabi SAW dan sembilan sahabatnya berjalan-jalan di atas Bukit Hira. Tiba-tiba bukit itu bergoyang. Nabi Muhammad SAW lalu berkata, “Tenanglah Bukit Hira, sebab yang berjalan di atasmu adalah seorang nabi, seorang sidik, dan beberapa syuhada.”

Ibnu Abbas menyebut bahwa yang berjalan di atas Bukit Hira itu adalah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang dijanjikan masuk surga, kecuali Abu Ubaidah. Disebutkan bahwa Sa‘id bin Zaid menyampaikan hadis ini karena mendengar penghinaan Mugirah bin Syu‘bah, pendukung Mu‘awiyah bin Abu Sufyan, terhadap Ali bin Abi Thalib.

Disebutkan pula bahwa sepuluh orang yang dijanjikan masuk surga ini selalu berada di depan Nabi SAW dalam peperangan dan berada tepat di belakang Nabi SAW dalam salat.

Di antara penyusun kitab hadis, ada yang mendahulukan hadis yang diriwayatkan al-‘Asyarah al-Mubasysyarah. Misalnya, Ahmad bin Hanbal dalam Musnad (kitab kumpulan hadis)nya menyusun dan mengumpulkan hadis­ tidak­ ber­dasarkan tema tertentu tetapi berdasarkan­ urutan berikut:

(1) hadis yang disampaikan al-‘Asyarah al-Mubasysyarah,

(2) hadis yang disampaikan para pejuang Perang Badar,

(3) hadis yang disampaikan dari pengikut­ Hudaibiyah,

(4) hadis yang disampaikan dari mereka yang masuk Islam dan berhijrah antara Hudaibiyah dan Fathul al-Makkah (pembebasan Mekah),

(5)hadis yang di­sampaikan dari mereka yang masuk Islam pada hari penaklukan kota Mekah,

(6) hadis yang disampaikan dari sahabat yang muda usia, dan

(7) hadis yang disampaikan dari wanita­ yang meriwayatkan hadis.

Urutan nama al-‘Asyarah al-Mubasysyarah dalam hadis tidak didasarkan pada urutan mereka masuk Islam. Karena apabila dilihat dalam sejarah, yang pertama masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib dan selanjutnya Abu Bakar as-Siddiq. Kemudian atas dakwah Abu Bakar, Usman bin Affan masuk Islam.

Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa‘ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidillah juga masuk Islam melalui ajakan Abu Bakar. Setelah itu baru menyusul Abu Ubaidah bin Jarrah dan Sa‘id bin Zaid. Yang terakhir masuk Islam di antara kesepuluh orang itu adalah Umar bin Khattab. Ia masuk Islam atas ajakan Sa‘id bin Zaid.

Dalam sejarah Islam, kesepuluh sahabat Nabi Muhammad SAW ini termasuk orang yang terdahulu masuk Islam dan berperan besar dalam pengembang­an agama Islam. Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah-khalifah sepeninggal­ Nabi Muhammad SAW secara berurutan.

Zubair bin Awwam, Ab-durrahman bin Auf, Sa‘ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidil-lah, dan Abu Ubaidah bin Jarrah adalah sahabat-sahabat yang sering ditugasi me­mimpin pasukan­ dalam perang melawan orang yang memusuhi Islam. Sa‘id bin Zaid dikenal sebagai sahabat yang dapat meyakinkan dan mengislamkan Umar bin Khattab dan ikut dalam Perang Badar.

Sebenarnya ada hadis lain yang menyebutkan adanya beberapa sahabat lain yang disebut Nabi Muhammad SAW akan masuk surga, namun penyebutannya tidak jelas atau secara tersirat. Adapun penyebutan nama sepuluh sahabat sebagai al-‘Asyarah al-Mubasysyarah adalah jelas dan disebut berurutan.

Daftar Pustaka

Hasan, Hasan Ibrahim. Tarikh al-Islam. Cairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyyah, 1977.
Ibnu al-Asir. al-Kamil fi at-Tarikh. Beirut: Dar al-Fikr, 1965.
Ibnu Hanbal, Ahmad. Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal. Beirut: Dar al-Fikr, t.t
Ibnu Hisyam, Abu Muhammad Abdullah. Sirah Sayyidina Muhammad Rasulullah. Gottingen: H.F. Wustenfeld, 1855.

Rusydi Khalid