Aghlabiyah, Dinasti

Dinasti kecil pada masa Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Ifriqiyah (sekarang: Tunisia dan Propinsi Tara­bulus, Libya) sejak tahun 800 hingga 909 adalah Aghlabiyah. Para penguasanya adalah keturunan al-Aghlab atau Bani Taghlib, seorang Khurasan yang menjadi perwira dalam tentara Dinasti Abbasiyah.

Ketika Baghdad diperintah Khalifah Harun ar-Rasyid, di bagian barat Afrika Utara terdapat dua bahaya besar yang mengancam kewibawaannya: pertama dari Dinasti Idrisiyah atau Bani Idris yang beraliran Syiah dan kedua dari golongan Khawarij. Kedua ancaman tersebut telah mendorong ar-Rasyid menempatkan bala tentaranya di Ifriqiyah di bawah pimpinan Ibrahim bin al-Aghlab.

Setelah berhasil menciptakan keamanan di wilayah ini, terutama dengan menumpas kaum Khawarij, Ibrahim bin al-Aghlab mengusulkan kepada Khalifah Harun ar-Rasyid agar wilayah gubernuran Ifriqiyah dihadiahkan kepadanya serta keturunannya secara permanen. Jika hal ini terjadi, ia tidak hanya akan memerintah dan menjamin ketenteraman di propinsi tersebut, tetapi juga akan mengirim upeti ke Baghdad sebesar 40.000 dinar setiap tahun.

Harun ar-Rasyid menerima tawaran dari Ibrahim itu. Dengan demikian, Ifriqiyah menjadi propinsi yang mempunyai hak otonomi penuh, meskipun masih mengakui kekhalifahan Baghdad.

Selama lebih dari satu abad Ifriqiyah diperintah keturunan al-Aghlab dengan gubernur sebagai berikut: Ibrahim I bin al-Aghlab (800–812), Abdullah I (812–817), Ziyadatullah I (817–838), Abu Iqal al-Aghlab (838–841), Muhammad I (841–856), Ahmad (856–863), Ziyadatullah II (863), Abu Garaniq Muhammad II (863–875), Ibrahim II (875–902), Abdullah II (902–903), dan Ziyadatullah III (903–909).

Kemakmuran yang dicapai rakyat dan pemerintah Ifriqiyah, ditambah dengan tidak adanya perbedaan antara orang Arab dan orang Barbar, telah mendorong mereka untuk mencari tanah baru. Faktor ini turut membangkitkan semangat Bani Aghlab untuk menduduki Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan selama abad ke-9. Di tahun 827, Ziyadatullah I memulai penaklukan terhadap Sicilia yang pada masa itu berada di bawah kekuasaan Bizantium.

Penyebaran armada laut secara ekstensif membuat Dinasti Aghlabiyah memegang supremasi besar di pusat Mediterania (Laut Tengah) dan menguasai pesisir selatan Italia, Sardinia, Corsica, bahkan pesisir Alpen. Malta juga diduduki pada 868. Selain didorong keinginan untuk mencari tanah baru, penaklukan terhadap Sicilia ini juga dilakukan untuk berjihad terhadap orang kafir, yaitu setelah para penguasa pertama Aghlabiyah bekerja keras dan berhasil memenangkan para fukaha (ahli fikih) Mazhab Maliki atau tokoh agama di Qairawan.

Pada tahun 878 penaklukan terhadap Sicilia benar-benar sempurna dan Bani Aghlab merupakan penguasa pertamanya. Selanjutnya yang berkuasa di wilayah ini adalah Dinasti Fatimiyah sampai datang orang Normandia pada abad ke-9.

Penaklukan dan pendudukan Bani Aghlab terhadap Sicilia telah membentuk suatu pusat yang penting bagi penyebaran peradaban Islam ke Eropa-Kristen. Bahkan, renaisans di Italia terjadi karena transmisi ilmu pengetahuan melalui pulau ini. Para penguasa Dinasti Aghlabiyah juga merupakan pembangun yang antusias. Misalnya, Ziyadatullah I membangun kembali Masjid Raya Qairawan dan Ahmad membangun Masjid Raya di Tunis. Di samping itu, berbagai pekerjaan di bidang pertanian dan irigasi dilakukan, terutama di daerah selatan yang kurang subur.

Posisi Dinasti Aghlabiyah di Ifriqiyah menurun di akhir abad ke-9. Propaganda Syiah yang dilancarkan oleh Abdullah asy-Syi‘i atas isyarat Ubaidullah al-Mahdi telah menanamkan pengaruh yang kuat di kalangan orang Barbar suku Ketama. Kesenjangan sosial antara para penguasa Aghlabiyah di satu pihak dan orang Barbar di pihak lain telah menambah kuatnya pengaruh itu dan akhirnya membuahkan kekuatan militer. Pada 909 kekuatan militer tersebut berhasil menggulingkan penguasa Aghlabiyah yang terakhir, Ziyadatullah III. Sejak itu Ifriqiyah dikuasai oleh orang Syiah yang pada masa selanjutnya membentuk Dinasti Fatimiyah.

Daftar Pustaka

Bosworth, Clifford Edmund. The Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical Handbook. Edinburgh: Edinburgh University Press, 1980.
Grunebaum, Gustave E. von. Classical Islam: A History 600–1258. London: George Allen and Unwin Ltd., 1970.
Hitti, Philip K. Capital Cities of Arab Islam. Minneapolis: University of Minnesota Press, 1973.
Hodgson, Marshal G.S. The Venture of Islam. Chicago: Chicago University Press, 1974.
Husaini. Arab Administration. Delhi: Idarah Adabiyah Delli, 1976.
Nicholson, Reynold A. A Literary History of the Arabs. Cambridge: Cambridge University Press, 1969.
Zaydan, Jurji. History of Islamic Civilization. New Delhi: Kitab Bhavan, 1978.

Hery Noer Aly