Abdullah Bin Abbas

(Mekah, sekitar 3 SH – Ta’if, 68 H/687 M)

Salah seorang sahabat dan saudara sepupu Nabi SAW yang dipandang sebagai ahli tafsir dari generasi sahabat,­ bahkan disebut “bapak ahli tafsir”. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf al-Quraisy, terkenal­ dengan sebutan Ibnu Abbas.

Abdullah bin Abbas dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Ummu Fadil Lubabah al-Kubra binti Haris al-Hilaliyah, saudara kandung Maimunah, salah seorang istri Nabi Muhammad SAW. Cucu dari cucunya, Abu Abbas as-Saffah dan Abu Ja‘far al-Mansur, dianggap sebagai pendiri Dinasti Abbasiyah.

Ibnu Abbas, yang wafat dalam usia 71 tahun, merupakan salah seorang sahabat yang hidup paling lama­ setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Ketika Nabi SAW wafat pada 11 H/632 M, ia baru berusia 13 tahun; oleh sebab itu, ia termasuk ke dalam kategori “sahabat muda”. Ia merupakan salah seorang dari empat ‘Ibadillah (yang bernama Abdullah dari kalangan­ sahabat terkemuka); tiga yang lain adalah Abdullah bin Umar bin Khattab, Abdullah bin Amr bin As, dan Abdullah bin Zubair.

Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, kecerdas­­an Ibnu Abbas sudah tampak, sehingga Nabi SAW pernah mendoakannya, “Ya Allah, ajarkanlah­ kepadanya (Ibnu Abbas) kebijaksanaan.”

Ibnu Abbas mendapat beberapa julukan atau gelar karena berbagai alasan, yakni: al-Bahr (Samudera)­ karena memiliki ilmu yang luas, al-Hibr (Si Ganteng) karena berperawakan tampan, dan Tarjuman Al-Qur’an (Juru Bicara Al-Qur’an) karena menguasai Al-Qur’an.

Meskipun dipandang sebagai bapak (pelopor) ahli tafsir, Ibnu Abbas tidak sempat menulis kitab tafsir. Tetapi terdapat banyak tafsir yang diriwayatkan darinya. Untuk melihat apa yang disebut tafsir Ibnu Abbas, menurut Manna al-Qattan (penulis buku Mabahis fi ‘ulum Al-Quran, yaitu buku yang membahas tentang ilmu Al-Qur’an), yang terbaik adalah tafsir yang diriwa­yatkan­ melalui perawi hadis­ Ali bin Abi Talhah al-Hasyimi (catatan: Imam Bukhari juga mengambil­ riwayat dari jalan ini); dan juga melalui Qays bin Muslim al-Kufi (w. 120 H/738 M) dari Ata bin Sa’ib (w. 130 H/748 M).

Kitab tafsir yang mengumpulkan Tafsir Ibnu Abbas antara lain ialah Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn ‘Abbas, yang di­tulis oleh Abi Tahir Muhammad bin Ya‘qub asy-Syairazy asy-Syafi‘i (w. 817 H/1414 M).

Ibnu Abbas dipandang sebagai salah seorang yang banyak meriwayatkan hadis. Ia meriwayatkan 1.660 hadis, peringkat keempat setelah Abu Hurairah (5.374 hadis), Abdullah bin Umar bin Khattab (2.630 hadis), dan Anas bin Malik (2.266 hadis)­.

Ibnu Abbas banyak meriwayatkan hadis dari­ al-Fadil (paman ibunya), Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Mu‘az bin Jabal, Abu Zarr al-Giffari, Ubay bin Ka‘b (w. 19 H/640 M), Abu Hurairah, dan lain-lain.

Yang menerima­ hadis darinya di kalangan sahabat antara lain adalah­ Abdullah bin Umar, Sa‘labah bin Tufail, dan Abu Tufail; di kalangan tabiin antara lain Abu Umamah bin Sahl, Sa‘id bin Musayyab, Abdul-lah bin Haris bin Naufal, dan Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf. Imam Bukhari dan Imam Mus­lim bersama-sama meriwa­yatkan­ hadis dari Ibnu Abbas sebanyak 95 hadis; yang diriwayatkan oleh Bukhari sendiri 29 buah, dan oleh Muslim sendiri 49 buah.

Dalam bidang militer, Ibnu Abbas pernah mengikuti­ ekspedisi militer ke Mesir pada tahun 18 H/639 M–21 H/642 M, Afrika Utara pada 27 H/648 M, dan Jurjan serta Tabaristan (kini Iran utara) pada 30 H/651 M. Ia juga pernah ikut dalam ekspedisi militer ke Constantinopel bersama Yazid bin Mu‘aw-iyah dan Abdullah bin Umar pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Dalam Perang Jamal antara Aisyah, Talhah, dan Zubair (Aisyah binti Abu Bakar) di satu pihak dan Ali bin Abi Thalib di pihak lain, Ibnu Abbas adalah salah se­orang komandan tentara Ali. Ia menjadi gubernur Basrah pada masa Khalifah Ali dan ikut menandatangani Perjanjian Siffin.

Pada masa pemerintahan Mu‘awiyah (661–680), Ibnu Abbas tinggal di Hijaz. Ketika Abdullah­ bin Zubair meminta­ dukungannya untuk­ merebut jabatan khalifah, Ibnu Abbas (dan Ali al-Hanafiyah,­ anak Ali bin Abi Thalib) menolak­ sehingga diusir oleh Abdullah bin Zubair dari Hijaz. Ketika gerakan Abdullah bin Zubair­ dapat dipatahkan­ oleh al-Mukhtar (tentara Yazid bin Mu‘awiyah), Ibnu Abbas kembali ke Hijaz, kemudian tinggal di Ta’if sampai akhir hayatnya.

Daftar Pustaka

Buhl, F. “Abd Allah ibn Abbas,” First Encyclopaedia of Islam. Leiden: E.J. Brill, 1987.
Ibnu Sa‘d, Muhammad. at-Tabaqat al-Kubro. Beirut: Nasyr wa Dar as-Sadir, 1376 H/1956 M.
Qattan, Manna’. Mahabis fi ‘Ulum Al-Quran. Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1976.
az-Zarkasyi, Badruddin Muhammad bin Abdullah. al-Burhan fi ‘Ulum Al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fikr, 1988.

Atjeng Achmad Kusaeri