Ishaq, Nabi

Nabi Ishaq AS adalah seorang putra Nabi Ibrahim AS dari istri yang bernama Sarah. Ia lahir pada saat Ismail (putra Ibrahim dari istrinya Hajar) berusia sekitar 14 tahun. Ishaq taat menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai salah seorang nabi yang mendapat berkah yang berlimpah, ia kemudian melanjutkan dakwah ayahnya. Ia dianggap sebagai nenek moyang Bani Israil.

Ishaq lahir pada saat ibunya (Sarah) berusia 90 tahun, dan ayahnya (Nabi Ibrahim AS) berusia 100 tahun. Nabi Ibrahim AS dan Sarah telah lama menikah namun belum juga dikaruniai seorang anak. Walaupun demikian, ia tetap berdoa kepada Allah SWT, agar dianugerahi seorang anak.

Karena tidak bisa mempersembahkan seorang anak, akhirnya Sarah pun mengizinkan suaminya menikahi Hajar, yakni seorang budak pemberian raja Mesir. Pada saat usianya sudah semakin tua, Sarah mendapat kabar gembira dari malaikat, bahwa ia akan dikaruniai Allah SWT seorang anak yang saleh, dan Allah akan mencurahkan rahmat-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah as-saffat (37) ayat 112–113 yang berarti: “Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”

Sarah heran dan tertawa mendengar berita sukacita tentang anugerah seorang putra baginya. Karena itulah anaknya diberi nama Ishaq. Nama itu berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “tertawa gembira seraya terkejut”.

Sejak kecil, Ishaq dididik dan diajar oleh Sarah dan Nabi Ibrahim agar taat menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Setelah dewasa, Ia melanjutkan dakwah ayahnya. Dari Ishaq inilah muncul sebagian besar nabi dan rasul yang disebut dalam Al-Qur’an. Ishaq adalah nenek moyang kaum Bani Israil (Yahudi). Pada usia 180 tahun, ia meninggal dunia di Jirun yang kini dikenal sebagai kota Madinah.

Menurut tradisi Yahudi, tempat pekuburan para “Bapak Bangsa” terletak di Hebron (kota di Tepi Barat selatan Yerusalem). Di dalamnya terdapat makam Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya‘qub, pendiri bangsa Yahudi.

Ishaq menikah dengan Rafiqah. Dari keturunan mereka banyak sekali muncul nabi dan rasul yang dalam Al-Qur’an terkadang disebut dengan istilah al-Asbath yang berarti “suku-suku Bani Isral”. Dari dua orang anak mereka, yaitu Ya‘qub dan ‘Aish, menurunlah garis kenabian.

Ya‘qub menurunkan garis kenabian pada Yusuf. Adapun ‘Aish menurunkan generasi seorang nabi dan rasul yang bernama Ayub. Nabi Musa AS yang menerima Sepuluh Perintah Tuhan juga merupakan keturunan Ishaq.

Dalam Al-Qur’an nama Ishaq disebut sebanyak 16 kali. Kisah Nabi Ishaq AS juga termuat dalam ayat Al-Qur’an yang lain, antara lain surah al-Baqarah (2) ayat 133, 136, dan 140; surah Ali ’Imran (3) ayat 84; surah an-Nisa’ (4) ayat 163; surah al-An’am (6) ayat 84; surah Yusuf (12) ayat 6 dan 38; surah Maryam (19) ayat 49; surah al-Ankabut (29) ayat 27; dan surah sad (38) ayat 45-47.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.

Bahreisy, Salim. Sejarah Hidup Nabi-Nabi. Jakarta: PT. Bina Ilmu, 1988.

Daruzah, Muhammad Izzah. Sirah ar-Rasul. Cairo: Matba‘ah ‘Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1965.

an‑Naisaburi. Qasas al‑Anbiya’. Singapura: Sulainian Nar’i, t.t.

asy-Syami, Muhammad Yusuf as-Salihi. Subul al-Huda wa ar-Rasyad. Cairo: Jumhuriyah Misr al-Arabiyah li Jinnah Ihya at-Turas al-Islami, 1973.

Nasaruddin Umar