Qatar

(Ar.: Daulah Qatar)

Sebelum Islam lahir, Qatar didiami kabilah Bani Bakar bin Wail, Abdu Qis, dan kabilah kecil lain. Kawasan ini sudah dihuni warga muslim sejak masa Nabi Muhammad SAW. Islam disiarkan ke Qatar pada 6 H/628 M dan diterima oleh Munzir bin Sawa at-Tamimi, pemimpin kabilah. Sejak itu Qatar dikenal sebagai pelopor dakwah islamiah.

Qatar adalah sebuah negara semenanjung di pesisir barat Teluk Persia atau bagian timur Semenanjung Arabia. Di utara dan timur, Qatar berbatasan dengan Teluk Persia, di barat dengan Teluk Bahrein, dan di selatan dengan Arab Saudi. Luas: 11.427 km2. Penduduk: 2.966.861 (data 2022). Kepadatan penduduk: 248/ km2. Agama: Islam (95%). Bahasa resmi: Arab. Ibukota: Doha. Satuan mata uang: Rial Qatar.

Wilayah Qatar terletak di semenanjung yang menjorok ke Teluk Persia, terletak antara 24°30’–26°54’ LU dan 50°45’–51°49’ BT; merupakan kawasan gurun pasir, dataran rendah, dan perbukitan batu dengan ketinggian tidak lebih dari 75 m. Di perbatasan selatan terdapat rawa garam as-Sabkhah. Iklimnya panas serta kering dan suhu mencapai 49° C pada musim panas. Musim dingin kadang disertai hujan.

Penduduk umumnya terdiri atas bangsa Arab dan Persia, selebihnya Pakistan dan bangsa lain. Roda perekonomianditunjang oleh hasil minyak yang ditemukan sekitar tahun 1930 dan mulai diproduksi sekitar tahun 1949 dari ladang minyak Dukhan dan Idd as-Safgi. Musayid merupakan pelabuhan penting bagi minyak. Dari ladang minyak di Dukhan, minyak bumi disalurkan lewat pipa ke Musayid. Adapun Doha adalah kota bandar terbesar.

Qatar, dalam lintasan sejarah kerajaan Islam berturut-turut berada di bawah naungan Dinasti Abbasiyah sebagai bagian dari kawasan pesisir Teluk Persia, kemudian di bawah Qaramitah sampai pertengahan abad ke-14. Selanjutnya para pemuka kabilah memegang kendali pemerintahan di kawasan ini sampai kedatangan Portugal yang menjajahnya sekitar 20 tahun pada abad ke-16.

Sekitar tahun 1546, Qatar berada di bawah kekuasaan Kerajaan Ottoman (Sulaiman al-Qanuni) setelah mengalahkan Portugal atas bantuan kabilah Qatar. Akan tetapi kekuasaan Ottoman hanya nama; yang lebih berpengaruh adalah kabilah Bani Khalid, yang menyelenggarakan pemerintahan dan pengumpulan zakat atas nama mereka.

Selanjutnya terjadi perebutan pengaruh di antara kabilah, antara lain keluarga Sani yang mempunyai garis keturunan dengan kabilah Tamim. Keluarga itu berasal dari Nejd, mula-mula bermukim di al-Wasym, kemudian di lembah Yabrin, az-Zibarah, dan Fuwirit, sampai akhirnya menetap di Doha pada pertengahan abad ke-18. Muhammad bin Sani berhasil mempersatukan kabilah di Qatar dan putranya, Qasim bin Muhammad, kemudian menjadi pendiri Qatar dan memegang kekuasaan pada 1878.

Meskipun Inggris berkuasa di Qatar sejak 1776, Kerajaan Usmani baru melepaskan persekutuan dengannya setelah 1916. Dalam perjanjian perdamaian yang diadakan, disetujui bahwa Inggris memonopoli urusan luar negeri Qatar dan wilayah lain di Teluk Persia. Perjanjian ini ditandatangani generasi keempat Bani Sani, Abdullah bin Qasim.

Syekh Abdullah didampingi oleh putra mahkotanya, Syekh Hamdi. Karena ia wafat dalam masa pemerintahan ayahnya, maka putra mahkota berpindah ke tangan saudaranya, Ali bin Abdullah, yang kemudian mengundurkan diri tahun 1949. Penggantinya adalah Syekh Khalifah bin Hamdi yang menjadi amir di Qatar sejak 1972.

Pada Juni 1995 Syekh Khalifa disingkirkan oleh putranya, Syekh Hamad bin Khalifa as-Sani, melalui sebuah kudeta damai. Saudara laki-laki Syekh Hamad, Abdallah bin Khalifa as-Sani, menjadi perdana menteri pada Oktober 1996.

Pada 1999 diadakan pemilihan kota, pemilihan demokratis pertama sejak 1971, menandai dimulainya program demokratisasi. Juni 2005, konstitusi tertulis pertama Qatar mulai berlaku, memberikan beberapa reformasi demokratis.

November 2011, Emir Hamad bin Khalifa al-Thani mengatakan, pemilihan dewan penasehat akan diadakan pada 2013, dalam apa yang akan menjadi pemilihan legislatif pertama Qatar, tetapi ini berulang kali ditunda. Pada Juni 2013, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengambil alih kekuasaan sebagai emir setelah ayahnya turun tahta.

Sheikh Tamim, seperti ayahnya, dididik di Inggris: dia bersekolah di sekolah Sherborne di Dorset dan Sandhurst, akademi militer Inggris. Sheikh Tamim telah menjadikan diversifikasi ekonomi dan investasi dalam infrastruktur nasional sebagai prioritas.

Tetapi sebagian besar masa jabatannya didominasi oleh ketegangan dengan tetangga-tetangga Qatar di Teluk Arab atas dukungan negara itu untuk kelompok-kelompok Islam di Mesir dan Suriah, serta faksi Hamas di Palestina, dan upayanya untuk menjaga hubungan baik dengan Iran.

Qatar menyatakan kemerdekaan tanggal 3 September 1971. Selanjutnya negara itu aktif sebagai anggota PBB, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, OPEC dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pada 1981 Qatar menggabungkan diri dalam Dewan Kerjasama Teluk (GCC) bersama Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrein, dan Oman.

DAFTAR PUSTAKA

Brockelmann, Carl. History of Islamic Peoples. London: Routledge dan Kegan Paul, 1980.
Esposito, John L. The Oxford Encyclopaedia of the Modern Islamic World. New York: Oxford University Press, 1995.
Mu’min, Mustafa. Qasamat al‑‘alam al‑Islami al‑Mu‘asir. Beirut: Dar al‑Fikr, 1977.
https://www.worldometers.info/world-population/qatar-population/, diakses pada 10 April 2022.
https://www.bbc.com/news/world-middle-east-14702609, diakses pada 10 April 2022.

M Radhi al-Hafid

Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (April 2022)