Isa Anshari, Muhammad

(Maninjau, Sumatera Barat, 1 Juli 1916 - Bandung, Jawa Barat, 11 Desember 1969)

Muhammad Isa Anshari adalah seorang ulama dan tokoh politik terkemuka di Indonesia. Pada masa kecilnya, ia belajar agama Islam dari orangtuanya. Sebagai ulama yang bernaluri politik, ia dikagumi baik oleh kawan maupun lawan. Ia dijuluki “Singa Podium” karena kefasihan dan kemampuannya mengobarkan semangat pendengarnya. Ia juga sanggup menyatakan pikirannya dalam bentuk tulisan.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Muhammad Isa Anshari adalah kader Partai Sarekat Islam Indonesia cabang Maninjau, mubalig Muhammadiyah, kader Partai Indonesia cabang Bandung, ketua Persatuan Muslimin Indonesia cabang Bandung, pimpinan Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia cabang Bandung, sekretaris Partai Islam Indonesia cabang Bandung, anggota pimpinan Indonesia Berparlemen, sekretaris umum Komite Pembela Islam, pemimpin redaksi Aliran Muda dan Laskar Islam, pembantu tetap Pelita Andalas Medan, dan pembantu tetap di penerbitan Bandung.

Pada zaman pendudukan Jepang (1942–1945), Isa Anshari memegang jabatan sebagai pemimpin umum Gerakan Anti Fasis (Geraf), pimpinan Angkatan Muda Indonesia (Persiapan Kemerdekaan), kepala Bagian Penerangan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) cabang Bandung, penasihat Gerakan Koperasi cabang Bandung, anggota pimpinan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), dan anggota pimpinan Majelis Islam (membentuk kader Islam).

Adapun setelah Indonesia merdeka, Isa Anshari mengemban tugas sebagai ketua umum Barisan Sabilillah, kepala penerangan Dewan Mobilisasi, kepala penerangan Masyumi cabang Bandung, ketua umum Gabungan Organisasi Rakyat, kepala pusat penerangan Gerakan Muslimin Indonesia, kepala Departemen Agama dan Penerangan Komisaris RIS Jawa Barat, ketua umum Partai Masyumi Jawa Barat, anggota Dewan Pimpinan Masyumi, anggota Parlemen RI, ketua umum pusat Persis dan anggota Konstituante, dan penasihat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) perwakilan Jawa Barat.

Karya tulis yang dihasilkannya antara lain adalah Bahaya Merah di Indonesia (1956), Barat dan Timur (1948), Bukan Komunisto Fobi, tapi Keyakinan Islam (1960), Falsafah Perjuangan Islam (1949), Inilah Partai Masyumi (1954), Islam dan Demokrasi (1938), Islam dan Kolektivisme (1941), Islam dan Nasionalisme (1955), Islam Menentang Komunisme (1956), Islam Menghadapi Pemilihan Umum (1953), Ke Depan dengan Wajah Baru (1960), Manifes Perjuangan Persatuan Islam (1958), Mujahid Da’wah (1966),

Partai Komunis Indonesia (PKI) Pembela Negara Asing (1955), Pegangan Melawan Fasisme Jepang (1942), Pesan Perjuangan (1961), Sebuah Manifesto (1952), Tugas dan Peranan Generasi Muda Islam dalam Pembinaan Orde Baru (1966), Tuntunan Puasa (1940), Ummat Islam Menghadapi Pemilihan Umum (1953), dan Ummat Islam Menentukan Nasibnya (1961). Muhammad Isa Anshari juga menghasilkan berbagai karya tulis, terutama dalam bentuk serial khotbah Jumat, khotbah hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan beberapa judul ceramah yang tidak sempat diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Isa, KH M. Aqidah, Jama’ah, dan Imamah. Jakarta: Publicita, 1975.

_______________, ed. Majalah Aliran Islam, Suara Islam Progresif. Bandung: al-Ma’arif, 1950.

_______________. Manifes Perjuangan Persatuan Islam. Bandung: Pasifik, t.t.

_______________. Mujahid Da’wah. Bandung: CV. Diponegoro, 1979.

A. Saifuddin