Hijaz adalah nama sebuah wilayah Semenanjung Arabia di sepanjang pesisir Laut Merah yang bergunung-gunung, yakni antara Dataran Tinggi Nejd dan pesisir Tihamah. Hijaz terbentang dari Yordania di utara hingga kawasan Asir di selatan. Sekarang wilayah tersebut menjadi bagian barat Kerajaan Arab Saudi. Di wilayah ini ada empat kota penting, yaitu Mekah, Madinah, Ta’if, dan Jiddah.
Kata Hijaz berarti “rintangan” yang digunakan dalam topografi Arab untuk menyebut Gunung Sarat yang menjulang di Dataran Tinggi Nejd dari daerah pesisir Tihamah, karena wilayah tersebut ditutupi lahar yang membuatnya seperti “sebuah rintangan hitam”. Pendapat umum mengatakan bahwa Hijaz berarti “rintangan”. ‘
Sumber-sumber Arab mempunyai perbedaan pendapat dalam menginterpretasikannya. Pandangan umum mengatakan bahwa “rintangan” itu menunjuk kepada rangkaian Pegunungan Sarat yang terpisahkan oleh daerah pesisir Tihamah di sepanjang Laut Merah dan Dataran Tinggi Nejd.
Pandangan lain mengatakan bahwa rintangan tersebut merupakan pegunungan yang terletak di antara Sha’m di utara dan Yaman di selatan, sedangkan penelitian geologi modern menunjukkan bahwa pegunungan tersebut merupakan dua wilayah yang terletak di Semenanjung Arabia.
Wilayah Hijaz terdiri dari tiga bagian yang sangat berbeda, yaitu (1) dataran pesisir yang panas dan tandus, hampir tidak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan dan hanya didiami sedikit penduduk; (2) daerah pedalaman yang bergunung-gunung; dan (3) daerah yang dapat ditanami di Madinah dan Ta’if. Jumlah penduduk Hijaz telah mencapai jutaan jiwa. Mayoritas penduduknya adalah bangsa Arab di samping bangsa lain yang datang dari negara Islam lainnya.
Hijaz adalah satu-satunya wilayah Semenanjung Arabia yang menikmati kemerdekaan sejak lama sebelum Islam, tanpa dipengaruhi oleh pergolakan politik yang diperankan oleh kerajaan Arab di Arab Utara dan Arab Selatan, serta Kerajaan Romawi dan Persia (dua kerajaan raksasa dunia). Sejak permulaan Islam hingga kini, Hijaz mempunyai arti penting karena di wilayah ini terletak dua kota suci umat Islam Mekah dan Madinah serta tempat yang bernilai historis keagamaan dan selalu diziarahi umat Islam dari berbagai penjuru dunia.
Hijaz merupakan tempat lahir dan pusat spiritual Islam. Selain itu Hijaz merupakan tempat Ka’bah, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, dan ibukota distrik pada awal negara Islam. Selain Hijaz, Palestina juga merupakan tanah suci bagi umat Islam. Hijaz merupakan tempat lahirnya peradaban Islam, namun sesudah pusat politik negara Islam pindah dari Madinah ke Damascus (Umayah) kemudian ke Baghdad (Abbasiyah), Hijaz menjadi sebuah kebudayaan yang tertinggal. Wilayah Hijaz berada di bawah pemerintahan keluarga syarif yang diatur atas nama khalifah.
Pada akhir khilafah (kekhalifahan) Abbasiyah, Hijaz berada di bawah kekuasaan pemerintahan Mesir. Pada 1517 Hijaz jatuh ke tangan khilafah Usmani (Ottoman). Dalam sistem pemerintahan khilafah Usmani, Hijaz adalah sebuah wilayah (dengan ibukota Mekah) yang dibagi dalam tiga kota, yaitu Mekah, Madinah, dan Jiddah.
Pada Perang Dunia I, anak laki-laki syarif dari Mekah menentang khilafah Usmani. Pada 1917 Syarif Husayn dari Mekah mengangkat Husein bin Ali menjadi raja Hijaz. Pada 1924 raja Arab Saudi, Abdul Aziz bin Sa‘ud, menaklukkan Hijaz dan menjadikannya bagian Arab Saudi sampai sekarang.
Hijaz merupakan kawasan pusat perdagangan di Arab Saudi. Dulu perekonomian kawasan ini pernah ditunjang oleh pertambangan emas, namun kini lebih mengandalkan sektor urusan haji, industri ringan (terutama di Jiddah), perdagangan, pertanian (terutama kurma dan gandum), dan minyak. Lagi pula dua kota suci Islam (Mekah dan Madinah), dan pelabuhan terbesar Laut Merah (Jiddah), ada di kawasan ini.
Meskipun merupakan wilayah Arab Saudi, Hijaz mempunyai dialek Arab yang berbeda dari dialek bangsa Arab lainnya. Selain dialek bahasa, Hijaz juga mempunyai gaya arsitektur unik. Rumah dibangun dengan sebuah balkon dari kayu yang disebut rawsan. Gaya tersebut ditemukan juga di Pulau Suakin di Laut Merah, bekas koloni Hijaz. Tetapi pada saat ini arsitektur tersebut kehilangan gayanya yang khas dan Hijaz sudah berubah menjadi tempat bangunan dengan arsitektur modern.
DAFTAR PUSTAKA
Joudah, Ahmad H. “Jidda,” The World Book Encyclopaedia. Chicago: World Book, Inc., 1988.
Sabib, Louis and Francene. “Jidda,” Grolier Academic Encyclopaedia. t.tp.: Grolier International, 1983.
asy-Syarif, Ahmad Ibrahim. Daur al-Hijaz fi al-Hayah as-Siyasah al-‘Ammah fi al-Qarnain al-Awwal wa ats-sani li al-Hijrah. Cairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, t.t.
J. Suyuti Pulungan