Organisasi kemasyarakatan wanita Islam ini bersifat kekeluargaan dan berakidah islamiah. WI didirikan di Yogyakarta pada 22 Zulkaidah 1382/29 April 1962. Organisasi WI bersifat independen, tidak menjadi bagian organisasi atau kekuatan sosial politik lain. Sejak 1975 WI berkedudukan di ibukota Republik Indonesia.
Khitah perjuangan Wanita Islam disebut Panca Darma Wanita Islam. Panca Darma mencakup:
(1) mengabdi kepada Allah SWT sebagai tujuan hidup,
(2) menciptakan keselarasan hidup antara yang duniawi dan ukhrawi,
(3) meningkatkan kualitas pribadi wanita untuk dapat berperan di berbagai bidang sesuai dengan harkat dan martabatnya,
(4) melaksanakan tugas wanita dalam rumah tangga sebagai istri maupun pendidik putra bangsa, dan
(5) berpartisipasi dalam masyarakat secara aktif sebagai anggota masyarakat.
Organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan (1) masyarakat adil dan makmur yang diridai Allah SWT serta (2) pribadi muslimat yang beriman, bertakwa, serta memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam segala segi kehidupannya.
Sebagai organisasi yang telah mengembangkan kegiatan di bidang pendidikan, dakwah, sosial, kesehatan, dan ekonomi, Wanita Islam memiliki lembaga-lembaga otonom, yang terdiri dari:
(1) Yayasan Pendidikan Bakti, yang mengelola pendidikan formal (seperti TK, SD, SLTP, SLB, dan lembaga pengembangan profesi guru TK Islam) serta nonformal (seperti pesantren Ramadan);
(2) Yayasan Wanita Sejahtera, yang mengelola Rumah Bersalin Sejahtera, konsultasi/ praktek dokter, kursus menjahit, latihan pembantu perawat, Kejar Paket A, dan pengajian;
(3) Lembaga PesantrenWanita“Darun Nisaa”, yang mengelola madrasah ibtidaiyah (setingkat SD), tsana wiyah (setingkat SLTP), dan aliyah (setingkat SMU), kursus dakwah mubaligah, majelis taklim, dan karang balita; serta
(4) Koperasi Karya Wanita Islam.
Dalam Proyek Kelangsungan Hidup Anak (PKHA)–program pemerintah dengan UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund) melalui lem-baga swadaya masyarakat aga ma–Wanita Islam telah ikut sejak tahun 1986.
WI juga menjalin kerjasama dengan United Nations Deve lopment Program (UNDP) dalam Program Qoryah Thoyyibah (Desa Sejahtera), yaitu program peningkatan ekonomi rumah tangga keluarga miskin dengan beternak domba di beberapa desa di Indonesia.
Di Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Wanita Islam menjadi anggota federasi, di samping anggota Badan Musyawarah Organisasi-Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di tingkat nasional, dan anggota The Regional Islamic Dakwah Council of Southeast Asia and the Pacific (Riseap) yang ber kedudukan di Kualalumpur, Malaysia.
Sejarah. Pada 1962 di Jakarta berdiri organisasi wanita yang bernama Badan Kesejahteraan Wanita Islam, yang diikuti pula dengan pembentukannya di Yogyakarta dan Solo. Sebelumnya telah ada perkumpulan wanita, seperti Persatuan Wanita Islam dan Kesejahteraan Wanita Islam.
Perkumpulan ini melakukan berbagai kegiatan seperti pengajian, pengu rusan kematian, tata cara beribadah, dan keterampilan wanita di Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Solo, Klaten, Tasikmalaya, Gombong, Madiun, Bondowoso, Pemalang, Purbolinggo, Purwokerto, Surabaya, Jember, dan Wonosobo.
Situasi politik Nasakom dan gelora Trikora pembebasan Irian Barat mendorong beberapa tokoh muslimat bergerak untuk menggalang kelompok organisasi dan perkumpulan tersebut agar turut berperan lebih luas lagi bagi peningkatan kehidupan beragama dan kesadaran kaum wanita, khususnya sebagai warga negara yang merdeka.
Pada 27–29 April 1962 di Yogyakarta, Badan KesejahteraanWanita Islam Yogyakarta, Jakarta, dan Solo mengadakan musyawarah dengan organisasi lokal wanita Islam lain, dan bersepakat melahirkan organisasiWanita Islam.
Musyawarah dan kelahiran organisasi Wanita Islam tersebut direstui oleh Jenderal Sarbini, panglima Kodam VII pada waktu itu. Pimpinan pusat organisasi–pada waktu itu masih berkedudukan di Yogyakarta–adalah Ny. Hj Zainab Damiri (ketua umum) dan Ny. Hj Imam Suhad (sekretaris I).
Mereka dibantu ketua, penulis, bendahara, dan beberapa orang pembantu umum. Di Jakarta dibentuk perwakilan pimpinan pusat Wanita Islam yang pemimpin pertamanya ialah Ny. Hj Samsuridjal. Kemudian dibentuk pula cabang di seluruh Indonesia yang masing-masing mempunyai pengurus wilayah.
Tahun 1963 dan 1966 Wanita Islam melaksanakan musyawarah kerja di Solo dan di Bandung (1968). Dalam kongresnya di Solo tahun 1975, ditetapkan bahwa pimpinan pusatnya berkedudukan di ibukota negara.
DAFTAR PUSTAKA
PP Wanita Islam. 13 Tahun Wanita Islam. Jakarta: PP Wanita Islam, 1975.
–––––––. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga “Wanita Islam”. Jakarta: PP Wanita Islam, t.t.
–––––––. Pengurus Pusat Wanita Islam. Jakarta: PP Wanita Islam, t.t.
–––––––. Yayasan Pendidikan Bakti. Jakarta: PP Wanita Islam, t.t.
“Surat Edaran No. D/PW.00/2956/1986 tentang Penjelasan Proyek Kelangsungan Hidup Anak melalui Lembaga Swadaya Masyarakat,” Dirjen Binbaga Islam dan Urusan Haji Departemen Agama, Jakarta.
St. Nursiah Hamid