Syarif

(Ar.: asy-syarif)

Syarif adalah gelar bagi orang yang berderajat­ tinggi atau orang yang mulia. Kata “syarif” berasal dari kata syarif (tinggi atau mulia/terhormat). Orang Arab juga menggunakan kata syarif untuk “punuk unta” karena bagian ini terletak paling atas dari badan unta.

Kata “syarif” atau “syarifah” (untuk wanita) sudah di­ gunakan sejak lama untuk menunjukkan derajat seseorang. Kata tersebut sering dilawankan denga­n­ kata “daif” yang berarti “lemah”.

Umpamanya dalam dialog antara Abu Sufyan dan Heraclius (kaisar Bizantium) tentang Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, kata asyraf (jamak dari syaraf) dilawankan dengan kata duafa (lemah). Hal ini menunjukkan bahwa kata syaraf­ berkonotasi kekuasaan. Orang yang memegang kekuasaan­ disebut syarif dan yang berada di bawah kekuasaan disebut daif.

Dalam Islam terdapat prinsip kesa­maan­ derajat, bahwa­ tidak ada yang mulia kecuali­ yang bertakwa kepada Allah SWT (QS.49:13), na­mun dalam arti yang lebih khusus, syarif sebagai gelar kebangsawanan terus berkembang­. Dalam hal ini gelar syarif tidak dapat dipakai kecuali oleh keturunan bangsawan.

Pada mulanya gelar itu diguna­kan­ untuk orang-orang yang ada hubungannya dengan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW, yaitu dari cabang Abbasiyyin (keturunan Abbas bin Abdul Muthalib) dan Thalibiyyin­ (keturunan Abi Thalib bin Muthalib). Kemudian­ penggunaan gelar syarif menyempit hanya­ bagi keturunan Fatimah az-Zahra dari cabang­ Hasaniyyin dan Husainiyyin.

Gelar syarif bagi keturunan Hasan dan Husein ini menjadi populer pada masa Ayyubiyyin dan Mamalik­ (Mamluk). Sebagai seorang syarif mereka memakai­ tanda pengenal berupa serban berwarna hijau atau tanda hijau yang di­pasang di atas serban mereka. Keadaan itu telah membangkitkan­ berbagai kritik dari masyarakat.

Gelar syarif kemudian menjalar pada berbagai keluarga kerajaan dalam daulah Islam, seperti­ raja Bani Sa‘ad dan Alawi di Maroko serta Bani Khadir di India. Di Indonesia gelar syarif tersebut juga dipakai, terutama oleh mereka­ yang mempunyai keyakinan berasal dari ke­turunan Hasan dan Husein, cucu Rasulullah SAW. Mereka tersebar di Aceh dan daerah Melayu. Sultan dari Kesultanan Siak Sri Indrapura di Riau juga bergelar syarif. Di Banten terkenal pula Syarif Hidayatullah.

Daftar Pustaka

’Atiyat-Allah, Ahmad. al-Qamus al-Islami. Cairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyah, 1976.
al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. Sahih al-Bukhari. Istanbul: Dar at-Taba’ah al-Amirah, 1981.
Lewis, Bernard. The Political Language of Islam. Chicago: Chicago University Press, 1988.
al-Mawardi. al-Ahkam as-Sultaniyyah. Cairo: Dar al-Fikr, 1966.

Munzir Hitami