Ilmu sharaf adalah cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari segala peraturan yang berhubungan dengan pembentukan, pemecahan, dan perubahan bentuk kata Arab yang membawa perubahan makna kata.
Kajian ilmu sharaf mencakup konjugasi kata Arab dari satu ke beberapa bentuk kata dengan segala perubahan dalam proses pembentukan tersebut. Perubahan bentuk ini membawa perubahan makna kata.
Pada mulanya ilmu sharaf ini merupakan satu cabang ilmu yang tidak terpisahkan dari ilmu nahu, sehingga kedua ilmu pada mulanya selalu bergandengan dan disebut ilmu nahu dan sharaf.
Akan tetapi, sekitar akhir abad pertama Hijriah, ulama mulai mengkhususkan diri pada pembahasan masalah sharaf secara lebih mendalam, ketika mereka melakukan kajian yang lebih komprehensif pula dalam ilmu nahu.
Kemudian masalah sharaf sedikit demi sedikit dipisahkan dari masalah nahu dan dikaji secara tersendiri, sehingga menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri.
Walaupun demikian, ilmu sharaf tidak dapat dipisahkan sama sekali dari ilmu nahu. Hal ini diÂsebabkan adanya sejumlah besar masalah sharaf yang sangat berkaitan pula dengan masalah nahu. Bahkan, sampai kini masih ada ulama yang menganggap kedua ilmu sebagai satu ilmu dan masalah kedua ilmu dibahas dan diuraikan dalam satu buku.
Penggabungan kedua ilmu ini dalam satu cabang ilmu dapat dilihat dalam beberapa buku yang ditulis ulama nahu terdahulu, seperti al-Mufassal (Perincian) oleh az-Zamakh syari (467 H/1075 M–538 H/1144 M), al-Kafiyah wa asy-Safiyah fi an-Nahwi wa as-Sharf (Pelengkap dan Penyempurna dalam Ilmu Gramatika dan Morfologi Bahasa Arab) oleh Ibnu Hajib (570 H/1175 M–646 H/1249 M), dan Miftah al-‘Ulum fi an-Nahwi wa as-Sharf wa al-Balagah wa al-‘Arudh (Kunci Ilmu Gramatika, Morfologi, Stilistik, dan Penyusunan Syair Bahasa Arab) oleh as-Sakaki (1160–1228). Ulama sebelum mereka ini menulis buku dengan judul Nahu, tetapi di dalamnya tercakup masalah sharaf.
Yang meletakkan dasar ilmu sharaf adalah Khalil bin Ah-mad bin Amr bin Tamim al-Farahidi al-Azdi (w. 175 H/792 M), seorang ahli bahasa Arab dari Basrah. Bukunya yang berjudul Mu‘jam al-‘Ain merupakan kamus pertama bahasa Arab yang membahas berbagai persoalan bahasa Arab, termasuk persoalan sharaf.
Di dalam buku tersebut al-Khalil meletakkan dasar yang kuat tentang perubahan bentuk kata Arab yang diambil dari satu bentuk dasar. Dari satu bentuk ini lahirlah berbagai bentuk kata yang lain, baik melalui penambahan huruf dari bentuk aslinya maupun melalui perubahan susunan huruf yang terdapat dalam kata dasar.
Untuk penambahan huruf, misalnya kata kataba (bentuk lampau), yaktubu (bentuk sekarang), dan uktub (bentuk kalimat perintah) yang masing-masing berarti ‘telah menulis’, ‘sedang/akan menulis’, dan ‘tulislah’. Adapun untuk kata yang diubah susunan hurufnya, contohnya jabara, jaraba, bajara, baraja, rajaba, dan rabaja, semuanya pada dasarnya berarti ‘kuat’ dan ‘keras’.
Penyempurnaan ilmu sharaf kemudian dilakukan oleh murid al-Khalil, Imam Sibawaih, yang memasukkan dalam kitabnya suatu pembahasan mengenai dasar ilmu nahu dan sharaf yang disebutnya Ushul an-Nahwi wa as-Sharf wa Qawa‘idihima.
Dari objek kajian ilmu sharaf tentang perubahan bentuk kata, lahirlah apa yang dinamakan tasrif (perubahan bentuk kata), misalnya dari satu fi‘l (kata kerja) menjadi fi‘l yang lain, dari fi‘l menjadi ism (kata benda), atau dari satu ism menjadi ism lain.
Masalah lain yang menjadi kajian ilmu ini adalah isytiqaq (pembentukan kata dengan berbagai macam bentuk) dan an-naht (pembuatan akronim), seperti basmalah sebagai akronim dari ungkapan Bismi Allah ar-Rahman ar-Rahim, dan hamdalah sebagai akronim dari ungkapan al-hamd li Allah Rabb al-‘Alamin.
Kitab ilmu sharaf yang terkenal yang telah ditulis oleh ulama ilmu nahu dan sharaf antara lain adalah Sirr as-Siha’ah fi an-Nahwi (Rahasia Kebenaran dalam Ilmu Gramatika), Syarh Tasrif al-Mazini (Penjelasan tentang Buku Tasrif karya al-Mazini), ‘Ilal at-Tatsniyyah (Sebab Pembentukan Kata Jamak), dan al-Khasa’is (Kekhususan) oleh Ibnu Jinni (w. 1002), Tasrif al-‘Izzi (Buku Tasrif karya al-Izzi) oleh az-Zanjani, al-Mugni (Penyempurna) oleh Ibnu Hisyam, al-Isytiqaq fi al-Lugah al-‘Arabiyyah (Pembentukan Kata dalam Bahasa Arab) oleh al-Asma’i (740–828), dan as-Shahibi (Sahabat) oleh Ibnu Qaris.
Daftar Pustaka
Daif, Syauqi. al-Madaris an-Nahwiyyah. Cairo: Dar al-Ma‘arif, 1976.
al-Hasyimi, Ahmad. Jawahir al-Adab fi Adabiyyah wa Insya’i Lugah al-‘Arab. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1978.
Wafi, Ali Abdul Wahid. Fiqh al-Lugah. Cairo: Lajnah al-Bayan al-‘Arabi, 1962.
A Thib Raya