Senegal

(Republique du Senegal)

Senegal adalah sebuah negara republik di ujung barat Afrika, anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Negara ini berbatasan di selatan dengan Guinea-Bissau dan Guinea, di timur dengan Mali, di barat dengan Samudera Atlantik, dan di utara dengan Mauritania. Luas: 196.190 km2. Penduduk: 17.521.799 (data 2022). Kepadatan penduduk: 87/km2. Bahasa resmi:Prancis. Ibukota: Dakar. Agama: Islam (94%), animisme dan Kristen (6%). Satuan mata uang: Franc CFA.

Senegal terbagi atas tiga wilayah utama:
(1) lembah Sungai Senegal;
(2) daerah pantai, salah satu daerah perikanan terbaik di Afrika; dan
(3) daerah bagian timur dan selatan Dakar, daerah pertanian dengan sungai besar, seperti Sine, Saloum, Gambia, dan Casamance.

Daerah bagian timur dan utara, yang disebut Ferlo, luas dan kering. Daerah pedalaman terdiri dari daratan yang landai yang ditutupi pasir kemerah-merahan. Daerah perbukitan terdapat dekat perbatasan Senegal dengan Guinea. Hutan terdapat di daerah Casamance (bagian selatan).

Jauh ke utara jumlah jenis tumbuhan yang hidup semakin berkurang. Banyak hewan liar Senegal telah punah karena perburuan dan penggunaan tanah untuk perumahan serta pembangunan. Kijang bertanduk tanpa ranting, buaya, simpanse, gajah dan jenis margasatwa lain masih terdapat di bagian timur dan selatan.

Iklim daerah pantai nyaman selama lebih-kurang­ 9 bulan setiap tahun dengan suhu 22° C. Di daerah pedalaman iklim agak panas dengan suhu 29° C. Suhu di Dakar rata-rata 23° C. Musim hujan berlangsung sejak Juli hingga Oktober, sedangkan musim kemarau sejak November hingga Juni. Curah hujan paling banyak terdapat di daerah Casamance (bagian selatan), sekitar 1.500–1.800 mm/tahun.

Sekitar 95% penduduk Senegal berkulit hitam yang terbagi atas banyak suku, antara lain yang terbesar adalah Wolof, Fulani (Fula), Serer, Toucouleur, Diola, dan Mandingo. Juga terdapat banyak imigran dari negara Afrika lainnya, Prancis, dan Libanon.

Setiap suku mempunyai bahasa sendiri. Bahasa Prancis digunakan sebagai bahasa resmi, tetapi bahasa Wolof juga dipakai secara luas. Lebih dari 94% penduduk adalah muslim (Suni); sisanya animis dan Kristen (6%). Sekitar 60% penduduk tinggal di pedesaan. Lebih dari 39,1% penduduk usia 15 tahun ke atas melek huruf. Anak usia 6 tahun wajib masuk sekolah.

Sekitar 55% anak Senegal masuk sekolah dasar, 10% masuk sekolah menengah, sekitar 5% masuk pendidikan tinggi. Senegal memiliki sebuah universitas (The University of Dakar) dan beberapa akademi. Selain di sekolah umum, pendidikan agama Islam juga diajarkan di sekolah agama dan masjid.

Senegal adalah negara berbentuk republik dengan sistem eksekutif presidensial. Presiden sebagai kepala negara mengangkat seorang perdana menteri dan anggota cabinet untuk melaksanakan pemerintahan. Presidensaatiniialah Abdoulaye Wade (sejak April 2000) dan perdana menterinya ialah MackySall (sejak April 2004).

Dewan Nasional, yaitu badan pembuat undang-undang atau badan legislatif Senegal, beranggotakan 120 orang. Presiden dapat menyetujui atau menolak rancangan undang-undang yang diajukan Dewan. Presiden dan anggota Dewan Nasional dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun. Senegal memiliki banyak partai, tetapi sejak merdeka penuh pada 1960, partai yang berkuasa adalah Partai Sosialis.

Sekitar 9% tenaga kerja Senegal bekerja di sektor pertanian yang menghasilkan kacang tanah, millet (jewawut), kapas, unggas, beras, dan sayur­-sayuran. Industri meliputi makanan, semen, tekstil, fosfat, minyak kacang tanah, sabun, penyulingan minyak, ikan, dan tepung terigu.

Pertambangan menghasilkan aluminium fosfat, kapur fosfat, dan bijih besi. Ekspor utama adalah kacang tanah, fosfat, ikan, dan ternak. Menurut Bank Dunia (2020), Produk Domestik Bruto per kapita Senegal adalah US$1.487,76, yang diperoleh dari sektor pertanian: 16,8%; industri: 27,2%; dan dari sektor jasa pelayanan: 56%.

Senegal memiliki sistem perhubungan dan komunikasi terbaik di Afrika Barat, yaitu ribuan km jalan aspal dari puluhan ribu km jalan raya, dan 906 km jalan kereta api yang menghubungkan kota Dakar (ibukota negara dan pelabuhan samudera Senegal), ke timur dengan kota Bomoho (ibukota Republik Mali), ke utara dengan Mauritania dan St. Louis (kota pelabuhan kedua Senegal).

Di Dakar terdapat bandara internasional Yoff, yang cukup ramai karena menjadi tempat transit pengisian bahan bakar pesawat terbang dari Eropa Barat ke Amerika Selatan, juga tempat persinggahan pesawat terbang dari dan ke Afrika Selatan. Senegal terkenal karena lomba mobil Paris Dakar, salah satu reli mobil terberat di dunia.

Sejarah.

Bagian selatan Sahara, dari Senegal sampai ke bagian atas lembah Sungai Nil, telah ditempati orang kulit hitam Afrika sejak zaman prasejarah. Sejak 300 telah berdiri kekaisaran kuno Ghana, Mali, dan Songhai (di Mali Tengah). Kemudian berdiri pula kerajaan kecil di Senegal, yakni Tukulor, Serer, dan Wolof.

Suku Negro yang tinggal di Senegal dan daerah tetangganya diislamkan oleh kelompok al-Murabitun dan pengikut Tarekat Tijaniyah. Gerakan Murabitun, yang kemudian menjadi suatu dinasti yang memerintah hingga 1147 dengan ibukota al-Marakisy (sekarang Marrakech) di Magribi (Maroko), berawal dari Senegal.

Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin Mukhtar bin Salim at-Tijani dan berkembang di Maroko, Aljazair, Sudan, Guinea, dan Senegal. Sampai sekarang umat Islam Senegal masuk ke dalam salah satu dari tiga perkumpulan tarekat, yaitu Tijaniyah, Kadariyah, dan Muridiyah (cabang Kadariyah).

Para pemimpin tarekat ini disebut marabout dan mempunyai peranan penting dalam politik Senegal, karena mereka dapat mempengaruhi para pengikutnya dalam menyalurkan aspirasi politik mereka ke partai politik tertentu.

Sebelum agama Islam datang, agama Kristen dan Yahudi telah memasuki wilayah Senegal dan sekitarnya, tetapi tidak berkembang. Pada awal abad ke-8, para pangeran Ghana dan pengikutnya yang memerintah Tukrur (Tukulor), sebagaimana Kerajaan Mali, telah menerima Islam.

Pada awal abad ke-13, Timbuktu (Mali) telah menjadi pusat kebudayaan Islam. Pada 1400-an pelaut Portugis menemukan Senegal dan mengadakan hubungan dagang dengan penduduk setempat. Pada 1500-an, Inggris, Belanda, dan Prancis mengambil alih perdagangan itu dari Portugis. Pada abad ke-17, kekuasaan Prancis mulai berkembang.

Sejak 1720-an, dakwah Islam mendapat kekuatan baru setelah Takrur mendirikan pemerintahan teokrasi di Fouta Jallon, daerah perbukitan di sebelah selatan, dekat perbatasan dengan Guinea. Pada 1776, suku Fulani (Fula atau Ful) diislamkan. Pada 1802, Usman dan Fodio dari Tukrur mendirikan negara Sokoto.

Umar, salah seorang anggota keluarga sukunya, yang telah melaksanakan ibadah haji, menjadi anggota barisan pejuang tarekat Tijaniyah yang sangat berpengaruh di Maroko. Sejak 1838, ia menaklukkan sebagian besar wilayah Sudan. Pada waktu kematiannya pada 1864, Islam telah diakui sebagai agama negara.

Pada 1800-an pasukan Prancis menaklukkan negara Islam merdeka terakhir di Afrika, yang terdapat di pedalaman Senegal. Pada 1882, Prancis menjadikan Senegal koloninya. Pada 1895, koloni ini menjadi bagian dari Federasi Teritori Prancis yang disebut Afrika Barat­Prancis dengan Dakar sebagai ibukota.

Sejak zaman penjajahan Prancis, kelompok tarekat dan pemimpinnya memainkan peranan penting dalam politik. Prancis sangat tergantung pada para marabout dalam usahanya menjalin kerja sama dengan kaum tani.

Pada awal abad ke-20, rakyat Senegal mulai menuntut kemerdekaan. Pada 1956, Senegal mengambil alih control atas politik dalam negeri, dan pada 20 Juni 1960, Senegal memperoleh kemerdekaan penuh dari Prancis. Sebelumnya (1959), Senegal bersama Sudan Prancis (sekarang Mali) membentuk federasi, tetapi pada 20 Agustus 1960, Senegal menarik diri dari federasi itu.

Dalam gerakan nasionalisme setelah Perang Dunia II dan dalam perjuangan kemerdekaan, para pemimpin tarekat memainkan peranan penting. Dukungan yang diberikan para marabout kepada Leopold Sedar Senghor (seorang Katolik) merupakan factor utama kemenangannya atas Lamine Gueye untuk jabatan presiden Senegal sejak merdeka (1960). Pada 1981, Presiden Leopold digantikan Perdana Menteri Abdou Diouf.

Perkembangan agama Islam di Senegal semakin mencolok. Berkat bantuan negara Afrika Utara dan Timur Tengah, bangunan masjid yang megah mulai tampak. Semakin banyak mahasiswa yang melanjutkan studi keislaman di negara Islam, dan bantuan tenaga guru terus bertambah untuk sekolah dasar dan menengah dalam bidang bahasa Arab dan Al-Qur’an.

Sekitar 80% orang tua memasukkan anak mereka ke sekolah Al-Qur’an di samping sekolah umum. Tetapi kelompok yang menaruh perhatian kepada usaha reformasi Islam masih kecil. Para pemimpin Islam yang mengirim anak mereka untuk dididik di Afrika Utara dan Timur Tengah, dan orang Senegal yang lama tinggal di negara Islam, terkadang melakukan protes terhadap tidak dilaksanakannya ajaran Islam secara penuh di Senegal.

DAFTAR PUSTAKA

Creevy, Lucy E. “Segenal,” The World Book Encyclopaedia. London-Chicago-Sydney-Toronto: World Book, Inc., 1988.
–––––––. “Agama dan Modernisasi di Senegal.” Identitas Islam pada Perubahan Sosial Politik, terj. A. Rahman Zainuddin. Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
Hasan, Hasan Ibrahim. Tarikh al-Islam: as-Siyasiwa ad-Dini wa ats-Saqafiwa al-Ijtima‘i. Cairo: Maktabah an-Nahdah al-Misriyah, 1967.
Ibnu al-Asir. al-Kamil fi at-Tarikh. Beirut: Dar al-Ma‘arif, 1977.
Syalabi, Ahmad. Mausu‘ah at-Tarikh al-Islamiwa al-Hadzarah al-Islamiyyah. Cairo: an-Nahdah al-Misriyah, 1979.
https://www.worldometers.info/world-population/senegal-population/, diakses pada 10 April 2022.

J Suyuti Pulungan

Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (April 2022)