Qutub, Sayid

(Asyut, Mesir, 1906–29 Agustus 1966)

Sayid Qutub adalah seorang pemikir dan ideolog Ikhwanul Muslimin. Ia mulai dididik di desanya dan sudah menghafal Al-Qur’an selagi masih kecil.

Menyadari bakat anaknya, orangtuanya pindah ke Halwan, Cairo. Pada 1929 ia kuliah di Tajhiziyah Dar al-Ulum (kini Universitas Cairo) dan memperoleh gelar Sarjana Muda Pendidikan 1933.

Sewaktu bekerja sebagai pengawas sekolah pada Departemen Pendidikan, Sayid Qutub mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat untuk memperdalam pengetahuannya di bidang pendi­dikan. Ia tinggal dua tahun di Amerika.

Ia membagi waktu studinya antara Wilson’s Teacher’s College di Washington Greeley College di Colorado, dan Stanford University di California. Kemudian ia mengunjungi banyak kota besar di Amerika Serikat serta sempat pula berkunjung ke Inggris, Swiss, dan Italia.

Hasil studi dan pengalamannya itu meluaskan wawasan pemikirannya mengenai problema-problema sosial kemasyarakatan yang ditimbulkan paham materialisme yang gersang akan paham ketuhanan.

Ketika kembali ke Mesir, ia semakin yakin bahwa Islamlah yang sanggup menyelamatkan manusia dari paham materialisme, sehingga terlepas dari cengkeraman materi yang tak pernah terpuaskan.

Sayid Qutub kemudian bergabung dengan gerakan Islam Ikhwanul Muslimin, dan menjadi salah seorang tokohnya yang berpengaruh, di samping­ Hasan al-Hudaibi, dan Abdul Qadir Audah. Waktu larangan terhadap Ikhwanul Muslimin dicabut 1951, ia terpilih sebagai anggota panitia pelaksana, dan memimpin bagian dakwah.

Selama 1953 ia menghadiri konferensi di Suriah dan Yordania, dan sering memberikan ceramah tentang pentingnya akhlak sebagai prasyarat kebangkitan umat. Juli 1954 ia menjadi pemimpin redaksi harian Ikhwanul Muslimin, tetapi baru dua bulan usianya, harian itu ditutup atas perintah Kolonel Gamal Abdel Nasser, presiden Mesir, karena mengecam perjanjian Mesir-Inggris 7 Juli 1954.

Sekitar Mei 1955 Sayid Qutub termasuk salah seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin yang ditahan setelah organisasi itu dilarang oleh Presiden Nasser dengan tuduhan berkomplot untuk menjatuhkan pemerintah.

Pada 13 Juli 1955 Pengadilan Rakyat menghukumnya 15 tahun kerja berat. Ia ditahan di beberapa penjara di Mesir hingga pertengahan 1964. Ia dibebaskan pada tahun itu atas permintaan Abdul Salam Arif, presiden Irak, yang mengadakan kunjungan muhibah ke Mesir.

Akan tetapi baru setahun menikmati kebebasan, kembali ia ditangkap bersama tiga orang saudaranya: Muhammad Qutub, Hamidah dan Aminah; juga ikut serta ditahan kira-kira 20.000 orang lainnya, di antaranya 700 wanita. Presiden Nasser lebih menguatkan­ tuduhannya bahwa Ikhwanul Muslimin berkomplot untuk membunuhnya.

Di Mesir berdasarkan Undang-Undang Nomor­ 911 Tahun 1966, presiden mempunyai kekuasaan untuk menahan tanpa proses siapa pun yang dianggap bersalah dan mengambil alih kekuasaannya, serta melakukan langkah-langkah yang serupa itu.

Sayid Qutub bersama dua orang temannya menjalani hukuman mati pada 29 Agustus 1966. Pemerintah Mesir tidak menghiraukan protes yang berdatangan dari Organisasi Amnesti Internasional, yang memandang proses peradilan militer terhadap Sayid Qutub sama sekali bertentangan dengan rasa keadilan.

Sayid Qutub menulis lebih dari 20 buku. Ia mulai mengembangkan bakat menulisnya dengan membuat buku untuk anak-anak yang meriwayatkan pengalaman Nabi SAW dan cerita-cerita lainnya dari sejarah Islam.

Kemudian perhatiannya meluas dengan menulis cerita-cerita pendek, sajak-sajak dan kritik sastra serta artikel lain untuk majalah. Suatu yang menjadi ciri khas tulisannya adalah kedekatan dan keterkaitan dengan Al-Qur’an.

Dalam awal karir kepenulisan, ia menulis dua buku mengenai keindahan dalam Al-Qur’an, yaitu: at-Taswir al-Fanni fi Al-Qur’an (Cerita Keindahan dalam Al-Qur’an) dan Musyahidah al-Qiyamah fi Al-Qur’an (Hari Kebangkitan dalam Al-Qur’an).

Pada 1948 ia menerbitkan karya monumentalnya al-‘Adalah al-Ijtima‘iyyah fi al-Islam (Keadilan Sosial dalam Islam), kemudian disusul Fi zilal Al-Qur’an (di bawah Naungan Al-Qur’an) yang diselesaikannya dalam penjara.

Karya-karyanya yang lain: as-Salam al-‘Alami wa al-Islam (Perdamaian Internasional dan Islam) telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris Islam and Universal Peace (Islam dan Perdamaian Dunia) oleh Muslim Youth Movement of Malaysia (1979) dan ke dalam bahasa Indonesia Jalan Pembebasan, Rintisan Islam Menuju Perdamaian Dunia oleh Shalahuddin Press, Yogyakarta (1985); an-Naqd al-Adabi Ushuluh wa Manahijuh (Kritik Sastra, Prinsip Dasar dan Metode); Ma‘rakah al-Islam wa ar-Ra’sumaliyyah (Perbenturan Islam dan Kapitalisme); Fi at-Tarikh, Fikrah wa Manahij (Teori dan Metode dalam Sejarah); al-Mustaqbal li Hadza ad-Din (Masa Depan Agama Islam); Nahw Mujtama‘ Islami (Perwujudan Masyarakat Islam); Ma‘rakatuna ma‘a al-Yahid (Perbenturan Kita dengan Yahudi); al-Islam wa Musykilat al-Hadzarah (Islam dan Problem Kebudayaan); dan beberapa lagi yang lain. Buku-buku itu umumnya diterbitkan oleh Dar as-Saruq, Cairo dan Beirut.

Daftar Pustaka

Qutub, Sayid. al-‘Adalah al-Ijtima‘iyyah fi al-Islam. Riyadh: Dar al-Kutub al-‘Arabi, t.t.
–––––––. FÓ zilal Al-Qur’an. Beirut: Dar al-Ihya’ at-Turas al-‘Arabi, t.t.
–––––––. al-Islam wa Musykilat al-Hadzarah. Beirut: Dar asy-Syuruq, 1978.
–––––––. Jalan Pembebasan, Rintisan Islam Menuju Perdamaian Dunia, terj. Yogyakarta: Shalahuddin Pers, 1985.
–––––––. at-Taswir al-Fanni fi Al-Qur’an. Cairo: Dar as-Syuruq, 1982.

M Radhi al-Hafid