Tempat siksaan (ikab/azab) dan balasan (jaza’) bagi orang yang berbuat dosa atau kesalahan disebut neraka. Oleh karena itu neraka disebut juga mauthin al-‘adzab (tempat berlakunya siksaan). Neraka disediakan untuk orang kafir atau mengingkari ayat Allah SWT (QS.4:56)
Al-Qur’an dan hadis menunjukkan secara qath’i (pasti) adanya neraka. Dalam Al-Qur’an neraka dinyatakan antara lain dengan ungkapan yang berarti: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah sedikitpun. Mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (QS.3:116).
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka” (QS.9:17).
Ayat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan neraka antara lain surah an-Nisa’ (4) ayat 56, surah al-Ma’idah (5) ayat 86, surah al-Kahfi (18) ayat 29, surah al-Mulk (67) ayat 5, surah at-Tahrim (66) ayat 6, surah Qaf (50) ayat 30, surah al-Ma‘arij (70) ayat 15–18, surah al-Muddatstsir (74) ayat 26–30, surah al-Humazah (104) ayat 4–9, surah al-Qari‘ah (101) ayat 8–11, dan surah al-A‘raf (7) ayat 179.
Dalam beberapa ayat Al-Qur’an ditemukan kata-kata al-‘adzab, jahannam, dan jahim yang merupakan persamaan kata an-nar.
Sebagaimana ayat Al-Qur’an, banyak hadis Nabi SAW yang menyebut neraka. Misalnya, hadis yang diriwayatkan al-Arba‘ah (empat periwayat: Abu Dawud, an-Nasa’i, at-Tirmizi, dan Ibnu Majah) dari Buraidah: “Hakim itu ada tiga, dua di neraka dan satu di surga.
Hakim yang mengetahui kebenaran dan memutuskan perkara dengannya, dia di surga; hakim yang mengetahui kebenaran, tetapi dia tidak menghukum dengannya, dia di neraka; hakim yang tidak mengetahui kebenaran, tetapi dia menghukum dengan kebodohan, dia di neraka.”
Hadis lain yang menyebut neraka adalah hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA: Setiap muslim yang memerdekakan seorang muslim, niscaya Allah akan memerdekakan satu hamba-Nya dari neraka.”
Iman atau percaya akan adanya neraka merupakan bagian dari iman kepada hari akhir atau kiamat, salah satu rukun iman. Ketentuan ini terkandung dalam Al-Qur’an surah an-Nisa’ (4) ayat 136 dan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA.
Macam Neraka. Dalam ayat Al-Qur’an disebutkan beberapa macam neraka, antara lain: (1) neraka wail (neraka yang paling ringan siksaannya; QS.104:1),
(2) neraka hawiyah (neraka yang sangat dalam; QS.101:8–11),
(3) neraka laza (neraka yang bergejolak apinya dan dapat mengelupaskan kulit kepala; QS.70:15–18),
(4) neraka sa‘ir (neraka yang menyala-nyala dan menyediakan alat-alat pelempar setan; QS.67:5),
(5) neraka saqar (neraka yang membakar manusia dan mengoyakkan kulitnya, yang terus berganti dan berulang; QS.74:26–30),
(6) neraka huthamah (neraka yang membakar manusia sampai ke ulu hatinya; QS.104:4),
(7) neraka jahim dan jahanam (neraka yang paling dalam dan berat siksaannya, orang yang telah masuk ke dalamnya tidak akan pernah bisa keluar lagi; QS.7:179 dan QS.50:30).
Siksaan neraka dilaksanakan setelah dilakukan penghisaban (perhitungan) amal masing-masing. Setelah hari kiamat, manusia dibangkitkan kembali dari alam kubur untuk dihitung semua amalnya. Dalam alam hisab inilah dapat diketahui siapa-siapa saja yang berhak masuk neraka dengan bermacam-macam siksaannya.
Jangka waktu orang-orang dalam neraka pun berbeda-beda, ada yang hanya untuk sementara waktu saja (kemudian dimasukkan ke surga), yaitu orang mukmin yang berbuat dosa, dan ada yang di neraka untuk selama-lamanya atau kekal (khalidina fiha), yaitu orang kafir dan orang yang mendustakan agama.