Mina

(Ar.: Mina’)

Mina adalah sebuah kawasan sepanjang 3,2 km di daerah berbukit antara kota suci Mekah­ dan Muzdalifah. Kini kota kecil Mina hampir bersambung dengan Mekah. Kota ini terletak di sebelah timur Mekah, pada jalan menuju Arafah.

Mina adalah salah satu tempat perjalanan haji setelah Arafah dan Muzdalifah. Selama di Mina, jemaah haji melontar jumrah ‘aqabah, mabit (menginap), dan melontar jumrah pada hari tasyrik.

Menurut Wahbah az-Zuhaili, ahli fikih dan usul fikih Mesir, Mina merupakan tempat yang terletak antara jurang atau Wadi Muhassir dan Jumrah Aqabah. Wilayahnya terletak dalam lembah sempit yang memanjang dari barat ke timur dan di sekitarnya terdapat batu-batu cadas yang terjal.

Di sebelah utara terdapat Bukit Sabir. Orang yang melakukan perjalanan dari Mekah ke Arafah akan tiba di Lembah Akaba, tempat yang terkenal ketika Nabi Muhammad SAW bernegosiasi dengan orang Madinah.

Mina juga merupakan tempat tujuan Nabi Muhammad SAW pada 10 Zulhijah menjelang tahun 1 H (623 M) menyampaikan misinya kepada pelbagai kelompok dengan cara membacakan beberapa wahyu kepada mereka.

Di kota Mina berdiri rumah-rumah batu yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan dua jalanan panjang. Di kota inilah para peziarah atau jemaah haji menetap selama 3 hari.

Di Mina terdapat tiga jumrah berbentuk tugu yang wajib dilempar setiap orang yang melakukan ibadah haji. Ketiga jumrah tersebut adalah Jumrah Ula (pertama) yang juga disebut Jumrah Sugra, Jumrah Wusta (tengah), dan Jumrah Aqabah (akhir) yang disebut juga Jumrah Kubra (besar). Jumrah Aqabah adalah padang luas yang merupakan ujung perbatasan Mina dengan Muzdalifah.

Jumrah Ula berdekatan dengan Masjid Khaif, yakni masjid Nabi Ibrahim AS, sekitar 1,6 km dari Mekah. Masjid ini dibangun Sultan Saladin (Salahuddin Yusuf al-Ayyubi) dengan dasar konstruksi dari Sultan Qait Bey dari Dinasti Mamluk. Masjid ini hanya memiliki pilar di bagian barat.

Di sepanjang sisi barat di sekitar dinding berdiri barisan tiang yang menopang atap dengan tiga jajaran pilar; pada sisi lain tidak ada pilar. Sisi utara merupakan sebuah dinding yang dilengkapi dengan beberapa pintu.

Di pusat halaman yang dikelilingi dinding masjid terdapat sebuah bangunan kubah kecil dengan sebuah menara di balik air mancur. Pada zaman sekarang, masjid tersebut telah diperbaiki dan diperluas.

Yang menarik dari Mina ini adalah keramaiannya yang sangat mencolok pada saat bulan haji (bulan Zulhijah), terutama pada malam menjelang 10 Zulhijah. Pada malam itu setiap orang yang melakukan ibadah haji bermalam di Mina untuk persiapan melempar Jumrah Aqabah.

Menurut al-Makdisi, seorang ahli geografi, di Mina terdapat bangunan rumah batu dan kayu yang dikenal dengan nama Dar al-Imarah, yang merupakan tempat kediaman pimpinan wilayah setempat.

Selain tempat menginap dan melempar jumrah, Mina juga dijadikan tempat untuk melakukan ibadah kurban, mengikuti syariat Nabi Ibrahim AS ketika menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Pada zaman Nabi Muhammad SAW tempat pelaksanaan kurban tidak­ hanya di Mina, tetapi boleh juga di tempat-tempat lain.

Daftar Pustaka

Guellouz, Ezzedine. Pilgrimage to Mecca. London and the Hague: East-West Publications, 1980.
Syaltut, Mahmud. al-Islam: ‘Aqidah wa Syari‘ah. Cairo: Dar al-Qalam, 1966.
asy-Syaukani, Muhammad bin Ali bin Muhammad. Nail al-Autsar. Cairo: Dar al-Fikr, 1983.
az-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Ahmad Rofiq