Irak

(al-Jumhuriyyah al-‘Iraqiyyah)

Irak adalah sebuah negara republik di bagian barat daya Asia; di selatan berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi, di barat dengan Yordania dan Suriah, di utara dengan Turki, dan di timur dengan Iran. Ibukota: Baghdad. Luas: 437.072 km2. Penduduk: 41.744.000 (data 2022). Kepadatan penduduk: 93/km2. Agama: Islam (97%), Kristen atau lainnya (3%). Bahasa resmi: Arab. Satuan mata uang: dinar Irak.

Fisiografi. Irak terbagi atas empat daerah: (1) dataran tinggi (300 m di atas permukaan laut) yang kering dengan padang rumput yang berbukit-bukit di antara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat di utara kota Samarra; (2) dataran rendah dekat Samarra, yang memanjang sampai ke Teluk Persia, tanahnya termasuk subur dan padat penduduk, dan di bagian selatan terdapat paya dan dua danau rawa, yakni Hawr al-Hammar dan Hawr as-Saniyah;

(3) daerah pegunungan di timur laut Irak, yang membentuk bagian dari Pegunungan Zagros di Iran dan Taurus di Turki; beberapa puncaknya di Irak mencapai sekitar 3.350 m di atas permukaan laut; suku Kurdi kebanyakan tinggal di kaki bukit dan lembahnya, yang disebut Kurdistan; dan (4) gurun pasir di selatan dan barat Irak, yang membentang sampai ke Suriah, Yordania, Arab Saudi, dan Kuwait; umumnya daerah ini berbukit-bukit batu gamping dan berpasir.

Pada musim panas, suhu udara rata-rata 31° C di barat gurun pasir, 37° C di Basrah, dan 34° C di Baghdad. Curah hujan berkisar dari 130 mm/tahun di gurun pasir hingga 380 mm/tahun di utara. Pada musim dingin curah hujan lebih banyak. Suhu pada musim dingin di Baghdad mencapai 11° C.

Penduduk. Pada akhir 2004, sekitar 75–80% penduduk adalah orang Arab. Suku bangsa lain adalah Kurdi (15–20%), Turkoman, Persia, Mandaen, dan Yazid (5%). Lebih dari 97% penduduk beragama Islam, yakni Syiah (63%) dan Suni 34%. Lainnya menganut agama Kristen dan Yahudi (3%). Selain bahasa resmi Arab, digunakan juga bahasa Turki, Kurdi, Assyria, Armenia, dan Persia.

Bahasa Inggris diajarkan di sekolah dan digunakan di dunia bisnis. Sekitar 25% penduduk tinggal di pedesaan sebagai petani. Sekitar 58% usia 15 tahun ke atas sudah melek huruf. Undang-undang mewajibkan anak usia 7–12 tahun masuk sekolah. Orang Badui dan anak-anak desa mendapat pendidikan nonformal, karena kebanyakan sekolah terdapat di kota.

Ekonomi. Sampai saat ini ekonomi Irak tergantung pada sektor minyak bumi serta pelayanan lain (94%) dan pertanian (6%). Sekitar 53% pendapatan Irak berasal dari minyak dan 90% ekspornya adalah minyak. Hasil pertanian mencakup antara lain barli (semacam gandum) dan padi-padian lain, kapas, kurma, jeruk, tembakau, sayur-mayur, buah zaitun, biri-biri, unta, sapi, kambing, kuda, dan kerbau air.

Manufaktur dan industri meliputi penyulingan minyak, industri tekstil, pakaian katun dan wol, gula, bahan bangunan, sabun, tepung, barang dari kulit, dan minyak sayur. Pertambangan menghasilkan minyak dan gas alam.

Transportasi terdiri dari jalan kereta api yang menghubungkan Basrah serta Baghdad dengan Suriah dan Turki. Kota-kota dihubungkan dengan jalan aspal. Terdapat dua bandara internasional di Basrah dan Baghdad, dan dua pelabuhan internasional di Basrah dan Umm al-Qasr.

Pemerintahan. Sebuah sistem politik baru diperkenalkan di Irak setelah rezim Saddam Hussein dijatuhkan pada 2003. Berdasarkan Konstitusi baru, yang disetujui pada 15 Oktober 2005 melalui referendum, Irak adalah republik federal Islam yang demokratis, yang terdiri dari 18 kegubernuran (muhafazat).

Daerah Otonomi Kurdistan merupakan bagian dari Republik Federal Irak, dan terdiri dari tiga provinsi utara Duhok, Erbil (Hewler) dan al-Sulamaniya (Silemani). Wilayah ini diatur oleh administrasi regional, Pemerintah Daerah Kurdistan, dan memiliki angkatan bersenjata sendiri. Pasal 114 UUD memberi ruang bagi pembentukan daerah otonom tambahan. Pemerintah federal diatur di sekitar pemisahan kekuasaan – antara Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.

Eksekutif dipimpin oleh Presiden, yang juga kepala negara. Presiden dipilih oleh dua pertiga mayoritas Dewan Perwakilan, Parlemen Irak. Presiden dipilih untuk menjalani masa jabatan empat tahun, setelah itu ia dapat dipilih kembali satu kali. Presiden menyetujui undang-undang yang telah disahkan oleh Parlemen, dan merupakan kepala upacara Angkatan Bersenjata. Dia juga memenuhi tugas seremonial untuk Irak. Presiden dibantu oleh dua Wakil Presiden. Bersama-sama mereka membentuk Dewan Kepresidenan, yang membuat keputusan dengan suara bulat.

Ada juga Dewan Menteri, yang terdiri dari Perdana Menteri dan menteri lainnya. Setelah hasil pemilihan umum parlemen ditetapkan, Dewan Kepresidenan memanggil pemimpin partai atau blok politik terbesar di Parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Pemerintah baru dapat memikul tanggung jawabnya setelah mayoritas di Parlemen mengadopsi mosi percaya. Perdana Menteri mengetuai Dewan Menteri dan dengan demikian memimpin politik pengambilan keputusan sehari-hari. Perdana Menteri dapat memberhentikan seorang menteri, dengan dukungan mayoritas di Parlemen. Perdana Menteri juga Panglima Angkatan Bersenjata.

Badan Legislatif dibentuk oleh 325 Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), yang dipimpin oleh Ketua. Sejumlah 317 dari 325 Anggota Parlemen dipilih dalam pemilihan umum, yang diadakan setiap empat tahun sekali, dan di mana semua warga negara Irak yang berusia 18 tahun atau lebih diizinkan berpartisipasi. Delapan kursi yang tersisa disediakan untuk perwakilan terpilih dari kelompok minoritas kecil.

Parlemen memilih Presiden, dan menawarkan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri dan Dewan Menteri (atau mengeluarkan mosi tidak percaya, memberhentikan pemerintah). Ini juga menegaskan penunjukan penting, bertanggung jawab atas anggaran, menyerahkan dan menilai undang-undang, dan meratifikasi perjanjian.

Sebuah Dewan Federasi juga ada, di samping Parlemen. Di atas kertas itu terdiri dari perwakilan dari daerah dan gubernur yang tidak diatur secara terpisah, tetapi belum berlaku. Dewan ini dikendalikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Di samping peradilan umum, juga ada peradilan agama yang mengurus masalah status perseorangan dan masalah agama berdasarkan hukum Islam tradisional. Juga ada peradilan agama bagi penganut Kristen dan Yahudi.

Sejarah. Ribuan tahun sebelum Masehi (sekitar 3500 SM) di wilayah Irak telah berdiri beberapa kerajaan besar yang membangun peradaban dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad, Assyria, dan Babilonia. Peradaban dunia paling awal berkembang di daerah Irak sekarang, khususnya di lembah Sungai Tigris.

Pada 539 SM wilayah ini dikuasai Kerajaan Persia. Pada 331 SM, Iskandar Agung (Iskandar Zulkarnain) mengusir bangsa Persia dan pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini. Orang Yunani menyebutnya Mesopotamia.

Pada tahun 115 wilayah itu menjadi bagian dari Kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian daerahnya dikuasai Persia; daerah lain tetap dikuasai Roma hingga datangnya Islam.

Wilayah Irak ditaklukkan tentara Arab Islam pada 633–637, dengan membawa bahasa Arab dan ajaran Islam ke wilayah itu. Penaklukan itu berlangsung dalam tiga tahap.

Tahap pertama berlangsung pada masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Tentara Islam di bawah pimpinan Musanna bin Harisah menaklukkan bagian barat Sungai Eufrat. Kesuksesan ini mendorong Abu Bakar mengirim tentara yang lebih besar di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Ia menyerang dari utara dan menguasai kota Hirah. Di sini ia bertemu dengan tentara Persia. Kemudian ia menguasai pelabuhan al-Ubullah di Teluk Arab.

Tahap kedua berlangsung pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Penaklukan diarahkan ke utara Baghdad, yang disebut Ard as-Sawad. Di sini Kerajaan Persia membangun pusat pemerintahan di kota Madain. Pertempuran berlangsung beberapa tahun dan melibatkan banyak panglima tentara Islam terbaik, antara lain Musanna bin Harisah, Abu Ubaidah bin Umar as-Saqafi, Jarir bin Abdullah, dan Sa‘d bin Abi Waqqas.

Sa‘d bin Abi Waqqas, yang disebut juga “Penakluk Ard as-Sawad”, adalah panglima yang paling sukses dan paling luas taklukannya. Ia didampingi oleh panglima lain, seperti Mugirah bin Syu‘bah, Qais bin Habirah, dan Tulaihah bin Khuwailid. Ia menghadapi tiga pertempuran penting, yaitu pertempuran di Qadisiyah, Madain, dan Jalula.

Ia berhasil menaklukkan seluruh daerah Ard as-Sawad, termasuk daerah yang sekarang disebut Basrah. Penaklukan kemudian dilanjutkan oleh Syuraih bin Amir dan Utbah bin Gazwan atas suku-suku Arab yang bekerjasama dengan bangsa Persia di utara Irak.

Tahap ketiga juga di masa Khalifah Umar. Tentara Islam dipimpin oleh Iyad bin Ganam. Serangan diarahkan ke daerah yang dikuasai bangsa Romawi, yang disebut Ard al-Jazirah, tempat pertempuran antara tentara Persia dan Romawi. Tentara Islam dapat menguasai kota penting, seperti ar-Raqqah, Harran, dan ar-Ruha. Kota ini dijadikan markas tentara Islam, yang kemudian mengadakan serangan ke Armenia dan sekitarnya.

Penyebaran ajaran Islam dipusatkan di kota Basrah dan Kufah yang dibangun pada masa Khalifah Umar. Khalifah mengirim Abu Musa al-Asy‘ari ke Basrah dan Abdullah bin Mas‘ud (Ibnu Mas‘ud) ke Kufah. Ulama dari Madinah berdatangan ke kedua kota ini, demikian juga ke kota Mosul yang terletak di jalur perdagangan antara timur dan barat. Khalifah Umar menerapkan kebebasan beragama kepada penduduk Irak, bahasa Arab dan Islam cepat diterima penduduk, sehingga penganut Islam menjadi mayoritas.

Pada akhir masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan, di kota Basrah dan Kufah timbul gerakan oposisi. Kelompok umat Islam dari kedua kota itu datang memberontak ke Madinah dan membunuh Khalifah Usman. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, pusat pemerintahannya dipindahkan ke Kufah. Pada masa Dinasti Umayah, Basrah dan Kufah menjadi pusat gerakan oposisi Bani Hasyimiyah, Abbasiyah, Syiah dan Khawarij.

Setelah Dinasti Umayah jatuh dan digantikan oleh Dinasti Abbasiyah, wilayah Irak berada di bawah kekuasaan pemerintahan dinasti ini sejak tahun 133 H/750 M hingga 656 H/1258 M. Baghdad menjadi pusat pemerintahan. Kota ini dibangun oleh Abu Ja’far al-Mansur, khalifah kedua, pada tahun 145 H/762 M.

Selama pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Baghdad, menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, perdagangan, peradaban, dan ilmu pengetahuan di dunia Islam timur. Puncak kejayaan dinasti ini dicapai pada masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid (786–809) dan Khalifah al-Makmun (813–833).

Dalam kurun waktu tersebut, dinasti itu mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi, berbagai cabang ilmu pengetahuan, konstruksi dan teknologi, kesenian, sastra, dan politik yang stabil di wilayah kekuasaan yang luas. Setelah kurun waktu tersebut, dinasti itu mengalami disintegrasi politik, sehingga melahirkan kerajaan kecil.

Kejayaan Dinasti Abbasiyah di Irak berakhir setelah Baghdad dihancurkan pada tahun 1258 oleh Hulagu Khan, pemimpin Mongol. Pada 1401 Irak dikuasai kembali oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk, pada 1508 dikuasai Persia di bawah pimpinan Isma‘il Safawi, dan pada 1683 dikuasai Usmani Turki.

Dalam Perang Dunia I, Inggris membebaskan Irak dari Usmani Turki. Inggris membantu mendirikan industri petroleum di Baghdad dan membangun pelabuhan modern di Basrah. Pada tahun 1920, Liga Bangsa-Bangsa memberi mandat atas Irak kepada Inggris, lalu pada 1921 Inggris membantu para pemimpin Irak membentuk pemerintahan.

Faisal I (Faisal bin Husein bin Ali) dari Mekah menjadi raja pertama. Pada tahun 1932, Liga mengakhiri mandat Inggris atas Irak dan mengakuinya sebagai negara merdeka. Raja Faisal terbunuh pada 1933 dan digantikan anaknya, Ghazi.

Karena tewas dalam sebuah kecelakaan, Ghazi kemudian digantikan anaknya yang baru berusia 3 tahun, Faisal II; pamannya Pangeran Abdullah bertindak sebagai pelaksana pemerintahan. Pada 1953 Faisal II mengambil kekuasaan penuh.

Pada 1958 kelompok militer mengambil-alih kekuasaan dan menyatakan Irak sebagai negara republik (14 Juli 1958). Sejak 1979, Saddam Husein, pimpinan Partai Ba‘ath, menjadi presiden Irak dan membawa negara itu terjerumus dalam tiga perang: 1980–1990 melawan Iran, karena masalah perbatasan; Januari 1991 melawan Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat, karena Irak menganeksasi Kuwait dan menjadikannya propinsi ke-19; Maret 2003 diserang Amerika Serikat dan Inggris karena dicurigai memproduksi senjata pembunuh massal.

Rezim Saddam Husein berakhir pada 10 April 2003, bersamaan dengan dirobohkannya patung Saddam oleh tentara koalisi Amerika Serikat dan Inggris. Saddam sendiri lolos dari penangkapan dan baru bisa ditangkap pada 14 Desember 2003 di kawasan peternakan Tikrit oleh tentara koalisi.

Sejak jatuhnya rezim Saddam, roda pemerintahan Irak dikendalikan oleh pemerintahan sementara Irak di bawah kendali Amerika Serikat. Akhirnya pada 28 Juni 2004, pemerintah sementara Irak secara resmi menerima kembali kedaulatannya dari Amerika Serikat.

Pada Januari 2005, Irak mengadakan pemilu. Hasilnya dimenangkan Aliansi Irak Bersatu yang didukung penuh ulama besar Syiah, Ayatollah Ali al-Sistani, (51,4%), diikuti Koalisi Kurdistan (24,6%) dan Daftar Irak (13,6%). Meski menang, kubu Syiah harus berkoalisi untuk membentuk pemerintahan (posisi presiden dan perdana menteri).

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Edward W., and Rashidian, Khalil H. Iraq and the Continuing Middle East Crisis. London: Pinter Publisher, 1991.
Elliot, M. Independent Iraq: The Monarchy and British Influence 1941–1958. London: Tauris Academic Studies, 1996.
Jervis, Khalidi, “Iraq vs Kuwait: Claims and Counterclaims,” The Gulf War Reader: History, Document and Opinions. New York: Random House, 1991.
al-Khalil, Samit, Republic of Fear: The Inside Story of Saddam’s Iraq. New York: Pantheon, 1989.
Miller, Judith and Mylroie. Saddam Hussain and the Crisis in the Gulf. New York: Random House, 1990.
an-Naqeeb, Khaldoun. Society and State in the Gulf and Arab Peninsula. New York: Routledge, 1990.
as-Suwaydi, Tawfiq. Mudzakkirat Nifs Qarn min Tarikh al-Iraqi wa al-Qadiyya al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Fikr al-Ilmiyah, 1969.
Tripp, C. Iraq: The Gulf Conflict and The World Community. London: Brossey’s Center for Defence Studies, 1993.
https://www.worldometers.info/world-population/iraq-population/, diakses pada 13 Maret 2022.
https://fanack.com/iraq/politics-of-iraq/, diakses pada 13 Maret 2022.

Suyuti Pulungan

Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (Maret 2022)